teduh 32

54 2 0
                                    

"tadi kenapa bohong sama bunda?" tanya jonatan saat mereka sudah jalan

"bohong? yang mana?" tanya fauza balik

"itu tadi bilangnya kita pacaran, emang mau pacaran sama aku?" goda jonatan

"pikir aja sendiri" jawab fauza berusaha mengendalikan wajahnya yang bersemu" liat jalan ntar nambrak" tambah fauza

jonatan hanya tersenyum lebar menanggapi sikap gadis yang mulai salah tinggkah itu "kita mau kamana nih?" tanya jonatan

"terserah kamu aja" jawab fauza singkat

"yaudah kita ke mbak lilis aja"

"mbak lilis siapa?" tanya fauza

"tukang bakso, laper soalnya" sahut jonatan

"ooh" ujar fauza sambil tertawa kecil

tak berapa lama kemudian sampai lah di tempat yang di tuju, yaitu gerobak tukang bakso yang mangkir di pinggir jalan, tak disangka ternyata jonatan itu orangnya sangat sederhana,

"chie... biasanya dateng sama jeksen sekarang udah ama cewek aja nih jo" goda si mbak sambil meletakan bakso pesanan diatas meja

yang kemudian ikut di timpali oleh pedagang pedagang lain yang ada disana tampaknya mereka sudah akrab sekali
"pajak nya nih? mana nih?" teriak mereka

"paan sih mang emangnya dagangan pake pajak segala" sahut jonatan yang di iringi tawa oleh mereka

"kamu udah lama makan disini?" tanya fauza penasaran

"haha iya, ini tempat makan favorit aku dan jeksen... dari sejak smp. semua pedagang pedangan disini aku kenal" jawab jonatan

"ooh"

"za aku serius, tadi ngapain datang kesana? kamu tau kan kalo mereka itu berbahaya?" tanya jonatan

"kamu mau balapan kan?" ujar fauza balik bertanya

"kan enggak"

"tapi kalo aku ngak kesana kamu balapan kan?" timpal fauza lagi
"aku gak suka kamu ikut ikutan yang kayak gitu"

"iya, maaf" jawab jonatan

"trus, kamu kenapa sih tiba tiba jauhin aku?" tanya fauza lagi

"aku gak jauhin kamu..."

"karna ibu aku, ibu aku nyuruh kamu jauhin aku?"

"enggak za..."

"trus..., apa karna kamu cemburu waktu itu aku pergi sama jeksen?"

jonatan menghela nafasnya dalam dalam "aku ini cowok brengsek za, aku nakal, playboy, gak guna apa yang kamu harap dari cowok macam aku? cuma bakal nyakitin kamu doang"

"ada banyak alasan untuk ku benci sama kamu, tapi aku tak butuh satupun alasan untuk mencintai kamu" ujar fauza

dan kata kata itu cukup membuat jonatan terdiam dari segala persepsi buruk mengenai dirinya sendiri

"aku pernah jadiin kamu taruhan" ujar jonatan pelan dengan nada penyesalan

"aku tau" jawab fauza singkat

"tau darimana?" tanya jonatan heran

"kan kamu yang bilang barusan dan aku gak peduli soal itu"

"kamu membuat aku frustasi,
aku gak sanggup untuk jauh dari kamu karna aku bisa gila.
balapan liar, berantem, tauran dan bergaul sama orang orang brengsek itu adalah cara ku agar aku tidak gila za"

"kalo kamu bisa gila menjauh dari aku jangan pernah lakukan itu, kamu gak cuma nyakitin diri kamu sendiri tapi kamu juga nyakitin aku tau gak"

"ma'af"

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang