kebiasaan

113 5 0
                                        

Hanya berjarak beberapa meter dari gerbang yang hendak di tutup oleh pak mamat fauza kembali berteriak

"pak! tunggu pak..!"

pak mamat menoleh kedepan dan mendapati fauza sedang melambai lambaikan tangan sambil berteriak. pak mamat menggeleng kan kepalanya, heran.

kenapa bocah itu doyan sekali datang terlambat

dengan sigap fauza turun lalu merogoh kantung roknya dengan cepat menarik uang sepuluh ribu keluar dan menyerahkannya pada tukang ojek. ia berlari terseok seok masuk kedalam

"neng!"

"woi! neng hp nya jatuh!"

"ambil aja kembaliannya pak!" fauza berteriak, meskipun ia tidak mendengar dengan jelas apa yang diteriakan oleh si bapak ojek fauza sudah dapat menebaknya, pasti soal ongkosnya yang berlebih.

"padahal cuma lima ratus perak. kenapa tuh bapak bapak manggilnya kayak mau ngajak tawuran?" pikir fauza tapi ia tidak mau menghiraukan itu, ia terus berlari memasuki pagar

"bocah aneh" celetuk pak ojek ia memungut benda itu dari kerikil

"apa tadi dia bilang ambil saja hp itu pak?" pikirnya sambil garuk garuk kepala

"ada apa pak?" jeksen menghentikan motor tepat di dekat tukang ojek online yang terlihat kebingungan

"ini loh, hp si eneng itu jatuh" pak ojek itu menunjuk seorang gadis yang sedang berlari menjauh

jeksen ikut menoleh, lalu tersnyum seculas. meski ia tidak melihat wajah gadis itu dia sudah tahu siapa dia

"saya panggil panggil dia gak dengar kayaknya"

"oh yasudah pak, biar saya saja yang kembalikan"

"adek kenal?" pak ojek memperhatikan jeksen dari atas samapi bawah tampaknya tampang manis jeksen tak serta merta dapat membuat lelaki yang sudah sedikit tua itu percaya

jeksen tersenyum ramah "ya kenal lah pak. namanya fauza, coba deh bapak cek di orderan bapak kalo bapak ga percaya sama saya"

si bapak ojek itu mengecek kembali orderannya tadi, dan wajahnya terlihat berubah sungkan setelah mendapati nama yang sama "oh iya, benar. yasudah ini, adek saja yang kembalikan" ia menyodorkan hp tersebut pada jeksen

jeksen menerimanya dan mengangguk pelan

"makasi ya dek" ujar pak tukang ojek sambil memutar motornya

"iya pak, sama sama"

jeksen memperhatikan sejenak benda pipih yang ada ditangannya lalu memasukannya ke kantung celana.

jeksen medorong motornya kesamping gerbang, pagar sudah tertutup rapat. jeksen berjalan menghampiri post satpam tentunya untuk merayu pak mamat agar mau membukakan pagar

meski kumisnya tebal, pak mamat orangnya baik. ia sesalu tidak tega melihat para murid yang memelas minta di bukakan pintu gerbang. dengan syarat harus berpandai pandai agar tidak ketahuan sama pak kepala sekolah.

"jeksen, kamu kesiangan?!"

"hehe iya pak" jeksen menyengir sambil menempelkan wajahnya di pagar. sebenarnya ia tidak terlalu sering terlambat kebetulan saja tadi pagi ia ada keperluan mendesak hingga harus datang terlambat

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang