teduh 28

45 2 0
                                    

setelah bengobrol cukup lama dengan ibu jeksen serta lily fauza pamit untuk pulang

"pulang naik apa nak?" tanya ibu jeksen saat mengantar fauza kedepan pintu

"naik grab bu, semoga lily cepat sembuh ya bu"

"iyaa.. kenapa ngak tunggu jeksen aja dulu? bentar lagi dia balik kok" ujar ibu jeksen, karna tadi jeksen pulang kerumah untuk mengabil beberapa keperluan

"ngak usah buk, grabnya udah fauza pesan. pamit ya bu" ujar fauza sambil mencium tangan wanita muda itu "bilang ke jeksen kalo fauza pulang ya bu" lanjutnya

wanita itu tersenyum lebar, baginya gadis seperti fauza adalh calon menantu idaman. ia sungguh berharap begitu meskipun ke dua remaja belia itu  hanya mengaku sebagai teman

hanya berselang beberapa menit saja setelah fauza pergi, jeksen sudah kembali kerumah sakit itu.
"fauza mana bu?" tanya jeksen saat masuk ke ruangan lily di rawat

"baru saja pulang, ibu sudah minta dia untuk nungguin kamu biar kamu yang antar dia pulang. tapi dia bilang udah kelanjur pesan grab" jelas ibu jeksen

"ooh" komentar jeksen singkat

"oiya.. tadi pagi mama jonatan kesini, dia sudah lunasi semua biaya administrasi"

"ibu...." jeksen terperangah mendengarnya

"ibu juga ngak tau jeks, dia ngomongnya pas udah bayar, trus ibu bisa apa...? ibu juga malu rasanya mbak mirna sudah terlalu banyak bantu kita" gumam ibu jeksen

mendengar itu jeksen hanyan bisa menghela nafasnya dalam dalam "5 panggilan tak terjawab?"
desah jeksen saat pertama kali melihat layar hp nya dari sepulang sekolah tadi

"kenapa nak?"

"ngak apapa ibu, rupanya tadi jonatan sudah nelfon aku sebanyak lima kali tapi aku ngak tau karna nadanya di silen" jawab jeksen
ia merasa tidak enak hati saat membaca chat dari jonatan

"lu dimana der?

fauza sekolah ngak hari ini?

  tadi pagi gwe ketiduran..

gwe OTW.. lu tungguin gwe di warung bi ijah"

chat itu masuk pukul 1:15 sedangkan sekarang sudah pukul 5:00

berkali kali jeksen mencoba menghubungi jonatan balik nanun hanya operator yang menjawab dia bilang "nomor yang anda tuju tidak menjawab...bla.. bla.. bla"

"baru pulang za?" tanya bunda fauza yang duduk di luar sambil membaca buku

"iyaa.. bun" sahut fauza sambil ikut duduk

"adek jeksen sakit apa?" tanya bundanya lagi

"katanya cuma kecapean bu.. tapi kata jeksen waktu kecil dia pernah mengidap kangker darah. tapi syukurlah penyakit itu sudah sembuh" ujar fauza sambil membuka sepatunya

"ooh.. eh, tadi jonatan kesini nyariin kamu"

"Hah? jonatan bun?" tanya fauza tidak percaya

"iyaa, bunda juga baru tau kalo itu yang namanya jonatan karna dia bilang sendiri"

"trus bunda bilang apa?" tanya fauza serius

"ya... bunda bilang kamu lagi pergi sama jeksen"

fauza hanya terdiam antara percaya atau tidak, ia tidak menyangka jonatan seserius itu sampe datang kerumahnya

"fauza masuk dulu bun" ujar fauza sambil menenteng sepatunya masuk kedalam rumah
"jonatan" jerit fauza saat ia menelantangkan badannya di atas kasur kata bundanya yang bilang kalo jonatan datang hujan hujanan membuat fauza tidak tenang entah mengapa sekarang ia merasa bersalah, terlalu egois tampa mau mendengarkan penjelasan lelaki itu sedikit pun

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang