taruhan

65 4 0
                                    


"eh za, kok tumben tadi lo tenang aja pas ulangan?" citra buka mulut pertama saat mereka berempat beriringan bejalan ke kantin

"makanya belajar" sahut fauza

"belajar!?" mereka bertiga serentak menjawab heran

"sejak kapan lo jadi anak rajin za? peresaan ulangan minggu lalu nilai lo barengan ama kita kita" lanjut elo

fauza hanya tersenyum lebar "dapat hidayah" katanya singkat sambil menyengir

sampai di kantin mereka memesan makanan dan duduk di tempat biasanya

sarah, elo dan citra sibuk memperbincangkan peristiwa ulangan mereka barusan sampai saling menyalahkan satu sama lain hingga mengumpati buk mira yang tak terduga justru membuat mereka kelabakan

fauza tak mau ikut campur segera di santapnya makan siang yang telah tersaji di meja mulutnya berhenti mengunyah ketika menyadari jonatan juga disana duduk di antra beberapa meja di depannya

tampa terkontrol bibirnya memancarkan senyuman teringat akan semalam_

hari yang melelahkan sesampainya di rumah jam sudah menunjukan pukul 5 : 30

"kok baru pulang za? kemana aja?" tegur bundanya sambil menyiapkan makan malam di meja

"iya maaf bun, tadi fauza menyaksikan elo bertanding dulu" jawab fauza

"lain kali kalo pulang telat jangan lupa kabarin"

"iya bun, maaf" sahut fauza tak enak

"ya sudah sana ganti baju, trus mandi dan makam malam ya"

fauza mengangguk kecil sambil berjalan ke kamarnya

hari ini terasa melelahkan fauza merebahkan tubunya di ranjang setelah selesai mandi dia ingin istirahat sejenak melepaskan penat namun baru saja matanya terpejam

"dreett..." pesan masuk

suara itu mengusik kenyaman, di raihnya benda imut itu dari atas meja
di lihat nya siapa yang sudah berani mengganggu istirahatnya

"jonatan? mau apa lagi dia?" fauza bicara sendiri

"mlm,
tadi kok main kabur kabur aja sih? orang masih nyaman malah di tinggal gitu aja huhu"

fauza menghela nafas panjang lalu menaruh kembali ponsel itu di atas meja waktu nya terlalu berhaga hanya untuk melayani pesan yang sudah pasti berujung rayuan gombal jonthan

"dreett..

"dreett...

"dreett..."

pesan pesan berikutnya terus berdatangan fauza menutup telinganya dengan bantal dan memejamkan matanya erat erat. berharap dia bisa tertidur namun nihil benda kecil di atas meja itu terus mengusik pikirannya hingga akhirnya ia menyerah, di raihnya lagi benda itu dengan kasar di bacanya satu persatu pesan pesan itu

"kok diam aja? bls donk"

"hmm... yang pura pura tidur"

"jangan tidur dulu, belajar sana besokkan ulangan." itu mungkin pesan yang terakhir karna hanpone fauza tak lagi bergetar

"oh, iya!" besok kan ulangan sosiologi untung saja belum tidur" ujar fauza bangkit dari ranjangnya

sebelum beranjak menuju rak buku di sempatkannya untuk membalas

"iya, makasih udah mengingatkan"

di taruhnya kembali benda itu di atas meja dan segera mencari buku catatan sosiologi di rak setelah ketemu dia mulai membacanya
baru kali ini dia belajar sebelum ulang
sebelumnya selalu hasil nyontek bukan karna malas tapi selalu lupa kalau ada ulangan
seperti barusan jika bukan karna jonatan mungkin dia sudah kelabakan besok pagi

"ternyata dia ada guna nya juga" gumam fauza sambil tersenyum

"tinggg...
benda di atas meja itu kembali bergetar
entah angin apa yang membuat fauza bergegas menyambarnya

"belajar yang benar! nanti bebeknya naik atas buku" (alias angka 2)

"eh, ya kali... emang situ! yang tiap hari dapet bebek"😝

"wihhh nantangin nih!"

"kenapa takut?"

"takut? ya nga lah!, kamu kali yang takut"

"enak aja, kita liat aja besok"

"oke! udah sana belajar ntar kalah nagis lagi"

"😝"

"fauza! sini makan malam dulu"

"iya bun bentar lagi"

di taruhnya kembali dawai itu sambil senyum senyum sendiri lalu di bacanya kembali buku yang masih di tangan nya itu dengan penuh semangat__

fauza tergagap dan dengan cepat mengalihkan padangannya ketika jonatan membalas senyuman nya

"aduhhh... Oon"
jeritnya dalam hati ketika sadar bahwa sedari tadi dia terus tersenyum pada jonatan sambil melamunkan yang semalam

jonatan tertawa kecil melihat reaksi gadis songong yang malu malu meong itu, padahal sudah sering tertangkap basah oleh matanya

happy reading😘

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang