C H A P 7

11.8K 452 3
                                    

SETIAP FLASHBACK ITU AUTHOR POV OKAY 👌👍kalo flashback udh selesai balik ke tokoh pov.

Mau ngasih tau doang biar ga bingung bacanya. Cuss.. baca atuh 😆



Fina pov.

Acara tadi malam sungguh melelehakan, badanku semuanya terasa pegal. Aku tidak tahu kenapa, biasanya aku tidak seperti ini. Mungkin karena acara dadakan dan seharusnya kemarin aku beristirahat, dan sekarang aku memutuskan untuk ijin berkerja setengah hari dengan alasan tidak enak badan.

Aku berjalan dipinggir jalan, dibawah sinar matahari yang sangat menyengat. Hari ini sangat panas, tenggorokkanku terasa kering, keringat berlomba-lomba turun dari dahiku sesekali aku menyekanya menggunakan tangan.

Kakiku terasa lemas seperti tulang-tulang yang menyusunnya menjadi lunak. Pandanganku memburam, aku merasa akan terjadi gempa bumi karena semuanya berputar-putar. Dan selanjutnya aku tidak tahu apa yang terjadi, yang terakhir ku tahu badanku terjatuh ke jalan.

*
*
*

Aku menggeliat karena ada menarik rambutku. Aku mengerjapkan mataku, dimana ini? Bukankah aku tadi terjatuh dijalan? Aku berusaha untuk bangun, tapi aku tidak bisa kepala ini terasa sangat pusing dan berat. Aku meringis sembari memegang kepalaku.

"Kakak udah bangun?" Aku sedikit terkejut karena mendengar suara itu.

"Lala, bikin kakak kaget ya?" Tanyanya. Aku menggelengkan kepala.

"Lala takut banget liat kakak tidur dijalan, pas Lala samperin buat bangunin kakak, kakak malah ga bangun-bangun" ujarnya sedikit tergeda-gesa. Aku tersenyum tipis, untunglah Lala yang menemukanku dijalan, jika orang lain dan memiliki niat buruk bagaimana nasib ku sekarang?

"Lala yang nolongin kakak?" Tanyaku.

Lala mengangguk, "Lala, nenek sama kakek yang nolongin kakak. Lala minta ke kakek biar kakak dibawa ke rumah Lala aja soalnya Lala ga tau rumah kakak"

"Lala ko bisa tau itu kakak? Dan Lala lagi ngapain disana?" Tanyaku lagi.

"Jadi gini kak.."

Flashback

Lala sedang menunggu seseorang datang menjeputnya. Bel pulang sudah dibunyikan sejak lima belas menit yang lalu tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda orang yang datang untuk menjemputnya. Lala duduk disalah satu tempat duduk yang disediakan sekolah untuk menunggu jemputan atau angkutan umum.

"Huh, mang Resa kok belum dateng yah?" Gumamnya, sambil mengoyang-goyangkan kakinya.

Ia mengurucutkan bibirnya, udara saat ini sangat panas membuatnya merasa gerah. Sesekali Lala mengibas-ngibaskan kertas hasil ulangan hariannya agar rasa gerah itu hilang sejenak.

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti didepan Lala. Lala menatap mobil itu heran, ia seperti kenal dengan mobil itu tapi ia tidak ingat.

Kaca mobil turun perlahan, menampakan seorang lelaki tua yang tersenyum menatap Lala.

"Kakek!" Pekik Lala.

"Lala masuk ke mobil, dibelakang ada nenek." Ucap kakek Lala yang bernama Zulfikar Satya Pratama.

"Papa? Mang Resa?" Tanya Lala.

"Kakek yang minta mereka agar tidak menjemput Lala. Lala buruan masuk gih, panas"

Lala membuka pintu mobil dan masuk kedalam. Ia melihat neneknya sedang asik mengupas buah jeruk.

"Nenek!" Panggil Lala.

"Hai, cucu nenek yang cantik" balas nenek Lala, Sifa Alana Wijaya.

Lala mecium telapak tangan neneknya. "Pinter amat sih cucu nenek" Sifa mengelus rambut Lala.

"Mau jeruk?" Tawar Sifa, Lala mengangguk dan mengambil jeruk yang ada ditangan Sifa.

Lala memakan jeruk tersebut dengan tenang, Sifa yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Ia masih ingat bagaimana menderita cucunya itu saat ibunya pergi entah kemana dihari ulangtahunnya yang ke 4.

"Astagfirullah!" Pekik Ali. Ali mengerem mobil secara mendadak.

"Kenapa Li?" Tanya Zulfikar pada supirnya, Ali.

"Itu pak, ada wanita tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan" jawab Ali.

Zulfikar dan Ali turun untuk melihat siapa wanita itu, Lala yang memiliki rasa penasaran yang tinggi juga ikut turun.

Mata bulat Lala kini semakin membulat saat melihat wanita yang tergeletak di pinggir jalan.

"Kak Fina!"

Zulfikar dan Ali memandang Lala bingung.

"Lala kenal sama kakak ini, kakek" ujar Lala.

"Yaudah Ali, gotong wanita ini" suruh Zulfikar.

"Kakek bawa kerumah ya" pinta Lala. Zulfikar hanya mengangguk sebagai jawaban.

Flashback selesai.

"Gitu kak" Lala menceritakan semuanya secara detail. 

Lala menepuk jidatnya, aku mengernyit bingung.

"Lala kenapa?" tanyaku.

"Lala lupa ngasih kakak minum, padahal tadi nenek bilang kalau kakak udah sadar Lala harus ngasih kakak minum" lirihnya, aku hanya terkekh mendengar jawabannya. Tidak minum setelah pingsan tidak membuatku mati mendadak bukan?

Lala memberikan segelas air putih kepadaku, Aku bersandar dan mengambil gelas itu dari tangan Lala, setelah habis aku menaruhnya di atas nakas.

"Lala keluar dulu ya ka" 

Aku menahan Lala yang hendak keluar dari kamar ini, ia berbalik dan menatapku bingung.

"kakak mau ketemu sama nenek dan kakek Lala, ya" ucapku.

"hayu, Lala anterin. tapi kakak harus pegangan sama Lala biar kakak ga jatoh lagi, oke?" aku tersenyum, lalu aku menggenggam tangan Lala.

Sesampainya di ruang tamu aku melihat tiga orang sedang berbicara, mungkin topik pembicraan mereka sangat penting karena wajah mereka terlihat serius.

"Edgar, apa kamu masih berpikir bahwa semua wanita sama seperti dia yang akan meninggalkan kamu dan Salsa?" Tanya Lelaki yang umurnya kini sudah tidakmuda lagi, yang aku yakini adalah kakek Lala. Tapi tunggu, Salsa? Apa Salsa itu Lala?

"Hilangkan pikiranmu tentang itu"

"Tapi yah, jika tidak meninggalkan aku dengan Lala, pasti mereka hanya mengincar hartaku dan popularitas saja" ucap lelaki gila nan menyebalkan yang tak lain adalah Papa Lala.

"Engga ada yang setia dalam menjalin hubungan denganku, pasti ada maksud tertentu. Dan mereka juga tidak menyayangi Lala layaknya seorang ibu" lanjutnya. Aku tahu, ini pasti sulit untuknya. Aku juga wanita, tapi aku tahu tidak semua wanita tulus dalam menjalankan sesuatu.

"Saya bisa menyayangi dan merawat Lala layaknya seorang ibu yang Lala harapkan"

Sepertinya aku terlalu larut dalam pembicaraan mereka, hingga aku tidak sadar jika kata-kata itu keluar dengan bebas dari mulutku. Dan selanjutnya aku hanya bisa merutuki kebodohanku yang telah mengucapkan kata-kata itu.

___________________________________________________

tebece.

Akhirnya part ini kelar.
Part terpanjang? maybe.😆

buay buay  😚

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang