Satu minggu kemudian...
Semua keluarga, baik keluargaku mauapun keluarga Edgar, sudah pulang sejak dua hari yang lalu. Besok pun Edgar sudah mulai berkerja kembali. Lala sudah bersekolah sejak tiga hari yang lalu, itu pun dengan bujukkan.
Kini aku sedang di balkon kamarku dan juga Edgar. Pikiranku kosong, aku tak tahu ingin berpikir apa. Jika merancang masa depan, apa akan sesuai dengan kemauan ku? Ku rasa tidak, namun tak ada salahnya juga untuk mencoba membangun masa depan dengan mereka. Sekarang merekalah keluargaku.
Semua akan terasa sama jika kita kita tidak mencoba untuk mengubahnya, bahkan aku belum berusaha untuk mengubah hal itu, namun aku sudah berpikir bahwa itu semua akan sia-sia. Itu sama saja aku menyerah sebelum berperang. Kehidupan baruku di mulai sejak aku menikah dan sah menjadi seorang istri dan seorang ibu. Aku harus melupakan perjanjian konyol yang Edgar berikan, perjanjian itu hanya menjadi penghalang untuk masa depan keluargaku.
Drrtt.. Drtt..
Getaran ponsel dalam saku celanaku membuyarkan lamunanku. Tertera nama Lina di sana, sudah lama aku tidak berbicara dengan teman ku yang cerewet ini. Semenjak menikah aku berhenti berkerja, hal itu membuatku menjadi sedikit sulit bertemu dengan teman-teman di cafe.
"Hallo..."
"Hallo, Fina.. Astagaaa... Aku kangen banget sama kamu.." histerisnya.
"Aku juga kangen sama kamu Lina.. Ngomong-ngomong ada apa kamu nelpon aku malem-malem gini?"
"Sebenernya aku pengen curhat sama kamu, tapi kayaknya ga enak deh kalau ngomongnya di telfon. Gimana kalo kamu ke cafe?"
Aku berpikir sebelum meng-iya kan ucapan Lina.
"Gimana Fin?"
"Nanti aku kabarin lagi deh. Besok aku kasih tau kamu bisa apa engga, oke?"
"Siap bos! Tapi, aku harap kamu bisa karena ini penting dan darurat,"
Saat sedang asik berbincang dengan Lina melalui telepon. Aku mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup, aku yakin itu pasti Edgar.
"Lina, udah dulu ya, suami aku udah datang,"
Aku segera memutuskan sambungan telpon dan memasukkan hp ke dalam saku celana ku. Aku menghampiri Edgar yang duduk di sebuah sofa single yang memang di taruh dikamar ini.
"Kamu dari mana?" tanyaku. Aku mengambil tas yang di bawa Edgar. Sedikit berat, sepertinya ini adalah berkas pekerjaan Edgar. Aku menaruhnya di rak tempat tas.
"Kantor," jawabnya singkat.
"Kamu sudah mandi bukan? Mau aku ambilkan minum?"
"Sudah. Tidak, aku tidak haus,"
Aku menghela nafas, sebaiknya kau mengambil minun saja untuk di kamar, agar saat Edgar atau aku haus, kita tak perlu turun ke bawah untuk mengambil minum.
Baru saja aku akan membuka pintu, suara Edgar membuatku terdiam.
"Jika kau lupa, Jangan pernah memperlakukan aku sebagai seorang suami. Aku bukan suami mu, anggap saja seperti itu, " ucapnya penuh penekanan di akhir kalimat yang ia ucapkan.
Aku berusaha untuk tidak peduli, anggap saja itu sebagai angin lalu. Karena ucapan itu bisa menggagalkan rencana ku susun beberapa menit yang lalu.
Aku membuka pintu dan menutupnya kembali, aku memberhentikan langkahku saat melihat lampu kamar Lala masih menyala. Aku membuka pintu kamar Lala yang sedikit terbuka.
Di sana Lala masih berkutat dengan buku-bukunya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Aku menghampiri Lala yang belum menyadari bahwa aku ada di sini.
"Lala," aku memegang bahu kiri Lala, tubuhnya terlonjak kaget.
"Bunda, Lala kira siapa," nafasnya memburu, sepertinya Lala benar-benar terkejut.
"Lala ko belum tidur?" tanyaku sambil mengusap rambutnya yang terurai .
"Tadi Lala udah tidur bunda, tapi Lala bangun lagi karena Lala inget ada PR," jawabnya, setelah itu Lala menguap.
"Memang untuk kapan?"
"Lusa,"
Aki tersenyum, tanganku menangkup wajah Lala yang terlihat mengatuk. "Besok setelah Lala pulang sekolah, Bunda akan bantu Lala mengerjakan PR ini, oke? Sekarang Lala tidur," jelasku.
Lala hanya mengangguk, aku membaringkan tubuh Lala dan menyelimuti nya hingga dada. Setelah aku memastikan Lala sudah teridur, aku merapihkan buku-buku Lala dan menyimpannya ke meja belajar. Lalu aku keluar dan kembali ke tujuan awalku, mengambil minum.
***
Udah.Ada yang rindu??
Typo = manusiawi
Segini dulu ya gaes...
Spoiler selanjutnya, part nya akan aku bagi dua. Ga tau kenapa pengen aja di bagi duaaa... Tunggu saja nanti.
Sebenernya aku pengen bikin ini panjang, tapi kayaknya ini kan dari awal pendek per chapter nya, jadi rasanya aneh klo ini panjang sendiri.
Sekian..
See you.... ❤️❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/157525621-288-k419359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti
RomanceAku sangat menghargai sebuah hubungan dan juga ikatan. Tapi bagaimana jika hubungan itu harus hancur karena datangnya diriku di keluarga kecil mereka? Apa ini salahku? Atau salahnya? Update setiap hari minggu. Cover by : @Hakalaila #792 - Romance...