C H A P 21

11.4K 549 17
                                    

Cerita ini update tiap hari minggu!
Kalau hari minggu ga update itu tandanya aku ga sempet buat nulis.

Happy reading...

Warn.. Typo merajalela.....

Aku duduk dengan gelisah. Mataku terus melirik Edgar yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang berpakaian formal. Seharusnya aku tidak usah ke sini, jika tahu akan bertemu Edgar.

Tangankku di genggam oleh ka Rafky, aku mebgalihkan tatapanku kepadanya. Ia tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Seakan menuyuruhku untuk tidak melihat Edgar lagi.

"Suamimu kan?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Jangan di pikirkan, jika dia saja tidak peduli padamu. Untuk apa kamu peduli pada dia" sinis ka Rafky.

Memnag benar apa yang di ucapkan oleh ka Rafky, sangat mudah untuk mengucapkan tapi sulit ubtuk di lakukan. Aku ingin sekali tidak peduli pada Edgar, tapi rasa tanggung jawabku sebagai seorang istri mengalahkan semuanya.

"Kamu mau tahu. Dia adalah teman Kakak," ucapnya dengan santai. Aku terkejut.

Dunia memang sempit bukan, bagaimana bisa suamiku dan orang yang sudah ku anggap sebagai Kakak ku bisa saking mengenal. Aku hanya bisa menghela nafas kasar. Mungkin ini yang di namakan takdir.

"Kakak sangat mengenal dia, Fina." ka Rafky menatapku lekat.

"Kakak sudah sangat hafal bagaimana sifat dia. Kalau kamu mau tahu dia itu keras kepala. Bermulut pedas dalam artian ucapannya sangan frontal, dia tidak peduli jika lawan bicaranya itu sakit hati atas ucapannya. Di kasar saat dia marah, tak peduli lawannya itu wanita atau laki-laki. Tapi di balik itu semua dia adalah orang yang baik, dia tidak akan menyakiti orang yang dia sayangi dan juga orang yang lebih tua dari dirinya. " ka Rafky menghentikan ucapannya. Ia meminum jus yang sudah ia pesan.

Ya, aku tahu itu. Tapi aku tidak menyangka bahwa Edgar bisa kasar pada wanita. Apa ini karena mbak Isabella? Astaga! Kenapa aku berpikiran buruk tentang orang yang tidak aku kenal.

Buang pikiran itu jauh-jauh, Fina. Kau bahkan belum mengenal siapa Isabella. Bisa saja dia lebih baik dari dirimu.

"Lalu?"

Ka Rafky menaruh kembali gelasnya di atas meja. Sekarang jus itu tinggal setengah gelas, dia itu haus atau bagaimana.

"Ya, sepertinya kamu sudah tau bukan kalau dia sudah pernah menikah. Dengan Isabella, mantan tunanganku."

Lagi-lagi aku dibuat terkejut dengan fakta tentang suamiku. Mbak Isabella adalah tunangan ka Rafky?! Jadi,

"Ya, mereka bermain di belakang kakak. Pernikahan kami batal, karena Isabella memilih Edgar saat itu. Entah apa yang sudah di janjikan Edgar hingga Isabella tadak mau menikah denganku." ada nada kesedihan di sana, sepertinya ka Rafky masih belum bisa melepaskan semuanya.

"Apa kakak bermusuhan dengan suamiku?" tanya ku penasaran sekaligus takut.

"Awalnya ya, tapi apa yang di dapatkan Edgar saat Isabella pergi itu sudah lebih dari cukup. Kakak sendiri pun tidak tau kemana Isabella pergi."

"Aku kira Kakak yang membawa mba Isabella pergi,"

"Aku tidak sejahat itu dengan manjauhkan Isabella dengan Edgar,"

Tak lama makanan pesanan ku dan ka Rafly datang. "Kita makan saja dulu, nanti di lanjutkan." ujarnya, aku hanya mengangguk.

Aku masih tidak menyangka bahwa Edgar merebut mba Isabella dari ka Rafky. Mereka bertiga seumuran, apa aku harus menyebut Edgar dengan sebutan Ka juga?

Akhirnya aku dan Ka Rafky sudah menghabiskan makan kami masing-masing.

"Kayaknya Edgar sayang sama kamu deh, Na" ucap ka Rafky tiba-tiba. Aku tersedak minuman yang sedang ku minum.

"E-eh? Kakak tau dari mana? Mana mungkin.." lirihku. Sebenarnya ada sepercik harapan di hatiku ini, dan berharap bahwa itu benar. Tapi jika mengingat saat itu, aku jadi tidak yakin. Mana mungkin dia menyukai aku yang hanya di anggap orang asing.

"Kalau kamu mau tau, dia itu memiliki ego yang besar. Dia ga bakal bilang sama kamu kalau dia suka sama kamu. Cara dia melihat kamu bersama kakak sama saat dia melihat kakak bermesraan dengan Isabella. "

"Saat kakak mendengar bahwa yang menjadi istri Edgar adalah kamu, kakak ga percaya. Yang bernama Fina di muka bumi ini banyak, ga cuma kamu. Tapi saat Lala menunjukkan foto kamu, disitu kakak mulai takut. Kakak takut kamu menjadi pelampiasan Edgar yang ujungnya akan menyakiti kamu." aku tersenyum, ternyata ka Rafky tidak melupakan aku walaupun kita sudah tidak pernah bertemu sejak ka Rafky pergi.

Ka Rafky mengambil sesuatu di bawah. Sebuah kotak besar yang aku tidak tahu isinya apa. Lalu ia membuka penutup kotak tersebut.

"Hehe... Maaf ya, tadi kakak asik bercerita sampai lupa mau ngasih kamu kejutan." dia memamerkan deretan giginya yang putih.

Aku terkekeh seniat itu kah dia. Tanpa kue pun, kehadiran dia sudah menjadi kejutan untukku.

"Umur kamu sekarang 21 kan?" aku mengangguk sebagai jawaban.

"Udah dewasa ya, padahal rasanya baru kamarin kamu minta kakak beliin coklat yang banyak."

Ka Rafky menyalakan lilin yang berbentuk angka 2 dan 1. Saat aku ungun meniup lilin tersebut, ka Rafky langsung mencegah ku. Aku mentapnya bingung.

"Make a wish dulu,"

Aku memejamkan mataku, meminta sesuatu pada tuhan. Aku harap tuhan mengabulkan permintaan ku. Setelah selesai aku langsung meniup lilin tersebut. Ka Rafky mengekus puncak kepalaku.

"Kakak punya rencana,"

"Rencana apa?"

Ka Rafky menndekatkan tubuhnya dengan ku. Aku mentapnya was-was. Lalu ia membisikan rencananya itu. Aku langsung membulatkan mataku.

"Aku ga bisa,"

"Kamu pasti bisa, percaya sama kakak." aku hanya mengangguk pasrah.

__________________________
Udah.

Typo bertebarannnnnn.....

Ga tau deh part ini gimana... Aku nulis karena emang lg ada waktu luang sekarang. Sore nanti aku harus mikir lagiiii... Buat dance... Aku ketuanya dan aku yg ngurus. Cape sih, tapi dance itu sudah mendarah daging sejak aku kecil, jadi aku seneng aja ngelakuinnya.

Maap klo tidak seperti ekspetasi kaliannnn...

Bye byee.......

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang