C H A P 11

10.8K 448 12
                                    

Pintu terbuka menampilkan wajah pamanku yang sedang mengintip. Semua orang yang ada didalam mengalihkan perhatiannya pada paman. Ya, aku meminta pamanku untuk menggantikan almarhum ayahku sebagai wali.

Sebenar aku sedih, karena hari pernikahanku adalah hari yang sangat-sangat ditunggu oleh ibu. Tapi, ibu sudah pergi terlebih dahulu. Tak apa, mungkin itu jalan yang terbaik, dan aku pun sudah mengikhlaskan ia pergi.

"Udah siap?" tanya paman. Aku menganggukan kepala, kalau boleh jujur paman ku terlihat sangat gagah dalam balutan tuxedo hitam yang dipakainya saat ini.

"Suami mu sudah nunggu" paman menghampiri ku dan mengulurkan tangannya, aku menerima uluran tangan paman dan mulai berjalan dengan anggun.

"Paman ga nyangka kalau ponakan paman sekarang sudah menjadi seorang istri," ujar paman.

"Masa depan tidak ada yang tahu, paman," balas ku.

"Ya, paman cuma bisa berharap agar keluarga kamu nanti jauh dari masalah," aku tersenyum menanggapi ucapan paman. Aku pun berharap seperti itu, meskipun akan terasa sulit untuk menaklukan hati Edgar.

Sesampainya ditempat akad, aku langsung terpesona dengan desain yang melebihi ekspetasiku.

Lihatlah, tante Sukma merancangnya dengan sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihatlah, tante Sukma merancangnya dengan sangat indah. Terlihat menyegarkan untuk dilihat ada rumput-rumput hijau dan tanaman yang diletakan di atas meja serta tergantung di atas.

 Terlihat menyegarkan untuk dilihat ada rumput-rumput hijau dan tanaman yang diletakan di atas meja serta tergantung di atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungguh aku tidak bisa menjelaskan bagaimana susana hatiku saat ini. Ini sangat indah, bukan, tapi sangat sangat sangat indah.

 Ini sangat indah, bukan, tapi sangat sangat sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggap aja ada orang)

Aku melihat Edgar sudah duduk disana, bukan hanya Edgar namun juga ada penghulu dan juga yang lain. Aku terpaku saat melihat Edgar yang juga sedang menatapku. Langkahku terhenti, entah mengapa rasanya seperti hanya ada aku dan Edgar. Aku tidak lagi mendengar bunyi kamera dan juga bisikan-bisikan dari tamu.

"Fina..."

"Hey, Fina. Kenapa berhenti?" paman menatapku bingung.

"Eh? Tidak apa-apa, paman" cicitku pelan.

Aku dan paman kembali berjalan. Saat sampai disana, aku langsung duduk di kursi sebelah Edgar. Tiba-tiba Lala sudah berdiri disampingku, ia mantapku dengan senyuman yang terukir di wajahnya .

"Bundaaa..." ucapnya manja, apa dia mencoba menggoda ku?

Aku menahan senyum melihat tingkah Lala, aku harus fokus menyelesaikan akad ini terlebih dahulu. Aku mencium telapak tangan Edgra, selanjutnya aku memejamkan mata saat Edgar akan mencium keningku. Aku bisa mendengar suara tepuk tangan dari orang-orang.

Ayah, ibu, kini aku telah menjadi seorang istri dan ibu. Doakan aku agar aku bisa menjalankan kewajibanku dengan baik.

Acara selanjutnya berjalan dengan lancar, aku sudah merasa lelah. Kelelahan itu hilang seketika saat aku melihat Lala dengan riangnya berlari menghampiri ku.

"Bundaaaa..." teriaknya, ia memelukku.

"Hai, Lalaa...anakku" ucapku agak canggung saat mengatakan 'anakku'.

"Bunda, kata tante Sukma bunda harus ganti baju sekarang" ucapnya, aku melirik Edgar yang duduk disebelahku.

"Hayu, Lala temenin bunda ganti baju ya?" aku menggenggam tangan mungil Lala.

Lala mengangguk, aku dan Lala berjalan menuju tempat berganti baju.

"Lala seneng deh, akhirnya Lala punya mama lagi," ucapnya. Aku mengelus rambut Lala.

Aku dan Lala sudah sampai di tempat ganti. Disana ada ibu mertuaku yang sedang berbicara dengan tante Sukma. Aku tidak tahu mereka sedang berbicara apa, tapi kelihatannya sangat serius sampai mereka tidak menyadari bahwa aku dan Lala sudah berada disini.

Samar-samar aku mendengar pembicaraan mereka, karena jarakku yang tidak begitu jauh dari posisi mereka.

"Kamu lihat dia?" tanya ibu mertuaku.

"Hm, aku melihatnya"

Siapa yang mereka lihat? Kenapa raut wajah mereka seperti ketakutan? Sebenarnya siapa yang tante Sukma lihat?

"Nenek lagi ngomongin apa?" ucap Lala.

Aku melihat mereka berdua terkejut saat melihat kami ada disini. Tante Sukma terlihat kebingungan, begitu pula dengan ibu mertuaku.

"Mmm... Fin.. Fina, kita ganti baju dulu yuk. Resepsi mau di mulai" ucap tante Sukma gugup.

Sebenarnya siapa 'dia' yang dimaksud oleh ibu mertua dan tante Sukma?

_________________________________

Tebece.

Thank for 1k ❤️❤️❤️

Maaf yak klo pendek.

Ngebosenin ga sih?

Sorry for typo 😁

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang