Istri Pengganti

C H A P 8

Tiga orang yang sedang berbicara itu menatapku, setelah aku mengucapkan itu. Aku melirik Lala yang sama terkejutnya dengan mereka. Semuanya diam, tidak ada yang mengeluarkan suara bahkan satu kata pun. Aku menjadi gugup sekaligus takut. Aku takut mereka tidak mau menerimaku karena aku hanyalah orang asing.

"Kamu? Ingin menjadi ibu Lala?" Tanya Edgar sinis. Sudah kuduga pasti ini responnya.

Sejak awal bertemu, dia tidak suka padaku. Heol, memang hanya dia,aku pun tidak suka padanya. Jika bukan karena Lala, aku tak akan pernah mengajukkan diriku sebagai ibu pengganti Lala.

"Memang kamu siap?" Tanya nenek Lala. Aku meneguk saliva ku, jujur saja aku tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu.

"Ibu! Edgar ga mau kalo dia ibu Lala" selanya. Edgar? Jadi namanya Edgar. Lumayan bagus.

"Diam! Sekarang biarkan ibu yang milih. Kalau kamu yang milih kelamaan" balas nenek Lala.

"Lala kamu ke kamar dulu ya, nenek mau ngomong sama kaka ini dulu" suruhnya pada Lala.

Lala memandangku sejenak, kemudian beralih kepada neneknya dan mengangguk. Ia berbalik menuju kamarnya.

"Kamu kesini nak" aku bingung, apa dia bicara padaku?

"Hei, ko kamu malah melamun? Duduk disitu" ucapnya sambil menunjuk bagian sofa yang masih kosong disamping Edgar.

Aku berjalan dan duduk disamping Edgar, ia menatapku sinis. Tapi aku tidak memperdulikan itu. Walaupun sebenarnya aku ingin sekali mencolok matanya itu.

"Tadi, jika saya tidak salah dengar, kamu mau jadi ibu untuk Salsa. Apa alasan kamu, hingga kamu berbicara seperti itu?" Tanya nenek Lala.

Aku merasa seperti seorang tersangka pembunuhan yang sedang di introgasi. Nada bicaranya dingin sekalu, pantas saja si Edgar itu juga begitu.

"I-iya, i-itu saya..."

Ayolah otak, mari kita berkerja sama. Jangan gugup Fina, anggap saja kamu lagi ngobrol sama mertua di pinggir pantai.

"Tinggal ngomong. Anda tidak gagap kan?" Sahut Edgar.

Aku memcebik, aku menghela nafas. Mungkin ini saatnya aku memenuhi ucapanku pada Lala.

"Karena, saya tahu rasanya tidak punya ibu. Apalagi Lala masih kecil, beda dengan saya yang sudah dewasa. Di saat dia sedang bersama saya, dia selau bilang ingin melakukan sesuatu bersama ibunya, tapi Lala ga tau dimana ibunya sekarang" jelasku.

Aku bisa melihat bahwa dua orang didepanku terkejut, bahkan Edgar juga terkejut. Aku tidak salahkan? Aku mengatakan sesuai dengan fakta, Lala sering bercerita tentang ibunha padaku.

"Kamu sudah sedekat itu sama Lala?" tanya Nenek Lala.

"Ya, kami sudah sangat dekat satu sama lain meskipum kami baru kenal seminggu lebih" jawabku.

Edgar berdecih, "Membual saja"

Aku memandang Edgar tak suka. Yang dekat dengan Lala adalah diriku, bukan dia. Aku memutuskan untuk mengabaikan Edgar, ia hanya membuat susana hatiku panas saja.

"Memang kamu sudah siap untuk menjadi seorang istri dan juga seorang ibu? Umur kamu masih muda."

Apa aku sudah siap? Aku sendiri pun tidak tahu. Tapi aku akan melakukannya untuk memenuhi ucapanku pada Lala dan juga membuat Lala bahagia.

"Saya siap" ucapku dengan penuh percaya diri.

Edgar terkejut mendengar jawabanku. Aku mengerti, aku menjadi ibu Lala berarti aku akan menikah dengan Edgar dan menjadi istrinya.

"Kami akan menyiapkan pernikahan kalian dalam waktu satu bulan, tanggal dan tempat kami yang menentukan" ucap kakek Lala.

Aku dan Edgar sama-sama terkejut. Bagaimana tidak, menyiapkan pernikahan dalam waktu satu bulan itu adalah waktu yang cepat. Aku kira pernikahan ini akan dilaksanakan tiga atau lima bulan lagi.

"Yey! Akhirnya Lala punya mamah baru!" pekik Lala bahagia.

Aku hanya bisa tersenyum kikuk. Aku harap, pernikahan ini seusai dengan ekspetasiku. Ya, aku harap begitu.

_______________

Hai lama tak jumpa 👐

Maaf baru update. Ku swibuk sangat swibuk makanya pake w. Ga nyambung.

Maaf nih klo rada aneh dan ada typo.

Gud bay

Sampai ketemu d chap selanjutnya ❤️❤️❤️❤️