C H A P 13

12.1K 446 6
                                    

Fina pov.

Aku sudah siap untyk acara Resepsi nanti, tante Sukma membawa gaun yang amat sangat ku tunggu untukku pakai. Sangat cantik, sama seperti gaun sebelumnya, gaun ini juga sederhana tidak terlalu banyak hiasan.

Sebenarnya aku sangat menyukai gaun ini, tapi gaun itu terlalu terbuka di bagian dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya aku sangat menyukai gaun ini, tapi gaun itu terlalu terbuka di bagian dada. Tapi, tante Sukma bilang ia akan memanipulasi gaun tersebut agar tidak terlaku terbuka dibagaian dada.

"Bunda! Bunda cantik banget!" pekik Lala saat ia melihatku. Aku terkekeh geli melihat raut wajah Lala yang sangat lucu.

Saat ini gaya rambutku kembali diubah. Aku yakin setelah ini rambutku akan kusut, atau mungkin lebih dari kata kusut.

"Mba, mau pilih yang mana hiasana kepalanya?" tanya penata rias itu.

Aku melihat secara seksama tiga hiasan kepala yang diserahkan. Semuanya terlihat sangat bagus, aku saja sampai bingung ingin memilih yang mana. Aku tertarik oada huasan yang berbentuk bunga, sangat cantik dan menurutku hiasan itu sangat cocok dengan gaun yang ku pakai sekarang.

"Yang ini saja," jawabku.

Aku melihat Lala meminta persetujuannya, ia mengangguk antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat Lala meminta persetujuannya, ia mengangguk antusias. Sepertinya seleraku dengan Lala sama. Hiasan itu dipasang dirambutku. Beberapa menit lagi aku akan selesai. Pintu terbuka, tante Sukma masuk dengan senyuman di wajahnya.

"Kamu cantik banget," pujinya, aku tersipu malu.

Ia mengalihkan tatapannya pada Lala, "Lala seneng ga punya mama baru?" tanya nya pada Lala.

"Seneng dong tante, Lala yakin bunda ga akan ninggalin Lala," jawabnya. Aku bisa melihat raut terkejut dari wajah tante Sukma, namun ia langsung mengubahnya menjadi senyuman yang dipaksakan.

Sebenarnya aku bingung, mengapa Lala memnaggik tante Sukma dengan sebutan 'tante'? Bukankah seharusnya Lala memanggilnya Bibi.

Tak lama, pintu kembaki terbuka. Kini Edgar yang masuk. Sepertinya ia ingin mengganti bajunya, sebaiknya aku keluar saja. Lagi pula aku sudah selesai, ngapain juga aku berlama-lama disini.

Aku menggandeng tangan Lala dan mengajaknya keluar. Sedangkan Tante Sukma sedang membantu Edgar mengganti baju. Aku sedikit kesulitan berjalan karena gaun ini, sudah berkali-kali gaun ini terinjak oleh kakiku.

"Bunda kenapa?" tanya Lala.

"Eh, ini gaun bunda kepanjangan. Bundanya jadi susah jalan," jawabku. Lala menatap gaun bawahku.

"Mau Lala bantiun?" tawarnya.

"Ga usah, bunda bisa sendiri ko"

Aku dan Lala kembali berjalan menuju pelaminan. Ada ibu dan ayah mertuaku disana, dan juga paman dan bibiku. Kami hanya menggundnag orang terdekat saja, pegawai kantor tempat Edgar juga di undang. Teman-temanku yang berkerja di cafe juga di undang.

Kini para tamu mulai berdatangan, waktu menunjukan pukul setengah dua belas siang. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Empat jam setengah lagi, acara ini akan berakhir.
Aku menyalami setiap tamu yang datang, Edgar datang dan langsung mengambil posisi disamping ku.

"Astaga Fina! Akhirnya kamu nikah juga," ujar Lina saat ia sudah berhadapan dengaku.

"Ko kamu ga pernah bilang kalau kamu bakal punya suami seganteng ini?" godanya seraya menaikkan alisnya.

"Aku aja baru dek.. Eh, kenal sama dia aja sebulan yang lalu" awlanya aku ingin bilang dekat pada Lina, namun aku urungkan niat itu karena faktanya sampai saat ini pun aku belum dekat dengan Edgar.

"Ha? Aku ga paham. Baru kenal langsung nikah gitu?"  kedua alis Lina menyatu.

"Ada deh, nanti aku ceritaiin. Udaha sana udah pada nunggu," ucapku sambil mendorong pelan bahu Lina.

"Iya, ini juga mau turun. Dasar pengantin baru," gerutunya, aku terkekeh mendengarnya.

Aku mengamati Lina sampai ia turun dari pelaminan. Aku kembali menyalami semua tamu yang datang.

"Setelah ini saya punya perjanjian sama kamu. Saya harap kamu tidak menghindar," bisik Edgar.

Aku bingung, perjanjian apa yang Edgar maskud? Kenapa tidak sejak awal saja dia memberi tahuku. Sepertinya kejadian-kejadian dalam novel yang sering ku baca akan terjadi padaku. Pernikahan yang tidak di penuhi oleh cinta, pernikahan yang penuh dengan pengkhianatan dan juga kebohongan.

Apa aku akan mengalami aha seperti itu? Aku hanya bisa berharap, agar hal itu tidak terjadi padaku. Tapi, jika itu terjadi, aku akan berusaha sekuat mungkin agar hal itu tidak terjadi kembali. Aku akan mengubah perasaan Edgar padaku seiring berjalannya waktu. Bukankah cinta datang karena terbiasa? Akan aku buktikan itu.

____________________________________

Tebece.

Seperti biasa, maaf klo ada typo.

Ini yg terakhir kayaknya sebekum UAS nanti. Tapi ga tau juga, klo ada ide aku bakal update lagi.

Oh ya, jangan lupa mampir ke cerita temanku.

See you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


See you... 💋❣️👋

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang