Aku sangat menghargai sebuah hubungan dan juga ikatan. Tapi bagaimana jika hubungan itu harus hancur karena datangnya diriku di keluarga kecil mereka? Apa ini salahku? Atau salahnya?
Update setiap hari minggu.
Cover by : @Hakalaila
#792 - Romance...
"Tuan yang dulu itu sama saja seperti sekarang, cuek, dingin dan tidak berperasaan, tuan hanya ramah pada orang yang sudah ia kenal dan ia juga manja pada orangtuanya. Tapi, setelah tuan menikah dengan Nyoba Isabella, tuan--"
"Isabella?" potongku.
Bi Iyah mengangguk, "Nama istri pertama tuan Edgar adalah Nyonya Isabella,"
Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu, tapi mana mungkin. Memang pemilik nama Isabella hanya ada satu di dunia. Bahkan namaku saja sama dengan nama teman SMA ku dulu.
"Sikap tuan perlahan berubah, ia menjadi peduli pada orang di sekitarnya. Bahkan pernah ada seorang pengemis yang di angkat sebagai karyawan tuan, meskipun jabatannya tidak tinggi. Anak bibi juga pernah di belikan sepeda motor oleh tuan."
"Tapi, bi. Kenapa sekarang Edgar berubah?" tanyaku penasaran.
"Itu semua karena Nyonya Isabella pergi. Nyonya bilang ia akan kembali lagi, tahun sudah berganti. Tetapi, Nyonya Isabella tak ada kabar sampai sekarang. Bibi pernah tak sengaja mendengar percakapan tuan dengan seseorang, katanya Nyonya Isabella--"
"Bundaaa!!"
Aku dan bi Iyah terkejut mendengar teriakan tersebut, itu suara Lala. Aku menoleh ke samping kanan, benar saja, Lala sedang berdiri di sana dengan seragam sekolah yang masih lengkap.
Aku melihat jam yang tertempel di dinding dapur, jam sebelas siang. Kenapa Lala sudah pulang? Bukankah masih ada satu jam lagi.
Aku berdiri berjalan mendekati Lala, "Lala ko sudah pulang?"
Lala mencium punggung tangaku, "Iya bunda. Kata bu guru sekarang pulangnya cepet, bu guru ada rapat."
Aku hanya mengangguk mengerti, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku bekum membuat makan siang! Astaga, aku terlalu asik mendengar cerita Edgar dari Bi Iyah sampai aku lupa untuk membuat makan siang.
"Sekarang, Lala ganti baju. Bunda mau bikin makan siang dulu." aku mengusak kepala Lala.
Lala berjalan menuju lantai atas, tempat kamar Lala berada. Aku kembali ke dapur untuk membuat makanan.
"Mau bibi bantu, Nyonya?" tawar Bi Iyah.
Aku menggeleng, "Bibi lanjutkan saja pekerjaan bibi. Fina bisa membuat ini sendiri" tolakku.
Aku mulai menyiapkan bahan-bahan yang aku butuhkan untuk membuat ayam kecap. Bebrapa menit kemudia, ayam kecap buatanku telah selesai, tinggal disajikan di atas meja.
"Bi Rida, bisa tolong panggilkan Lala untuk makan siang, " ucapku pada Bi Rida, asisten rumah tangga setelah Bi Iyah.
"Iya, Nyonya"
Selagi menunggu Lala turun, aku menyusun piring dan meyiapkan air minum. Tak lama, Lala datang dan langsung duduk.
Aku menaruh satu centong nasi dan paha ayam di piring Lala. Lalu aku menyiapakan makanan untukku sendiri. Setelah aku dan Lala makan siang, aku mengantar Lala ke kamarnya untuk tidur siang.
Lala sudah tertidur sekarang, entah mengapa aku tak bisa memejamkan mata. Aku masih memkirlan perkataan Bi Iyah tentang Isabella dan juga Edgar. Sekarang aku semakin penasaran.
Lebih baik aku berjalan-jalan saja di taman belakang, kelihatannya menyenangkan. Begitu banyak bunga yang di tanaman di sana. Aku baru melihatnya sekilas, dan kata Bi Iyah taman disana di buat karena permintaan Lala yang sangat menyukai bunga.
Aku bangkit perlahan agar tidak membangunkan Lala. Setelah itu aku turun menuju taman belakang yang penuh bunga. Sejenak aku mengangumi betapa jndahnya taman ini. Aku jamin, jika ini menjadi tempat wisata, pasti akan ada banyak orang yang datang.
Sangat sibuk kah aku, sampai aku tak bisa datang ke sini walau hanya sekejap? Saat aku membuka pintu, aku melihat dua kuris berwarna putih, dan meja kecil dengan warna senada di atasnya ada pot.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku mulai berjalan mengitari taman ini. Tidak terlalu luas, namun sangat nyaman. Ada banyak macam-macam bunga yang di tanam disini. Aku juga menemukan beberapa kursi untuk bersantai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menganga tak percaya. Luas taman ini lebih dari yang ku bayangkan, ini sangat sangat luas. Bahkan aku melihat kolam disana, entah itu kolam renang atau kolam ikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku berjalan ke sana dan duduk di salah satu kursi. Bibirku tak henti-hentinya tersenyum. Ini sangat indah, sejuk dan juga nyaman. Sekarang, taman ini adalah tempat favorit ku di rumah ini. Aku mulai memjamkan mata, tanpa aku sadari aku tertidur.
____________________ Udah.
Hello epribadeh....
Tadi nya mau update cepet, eh aku malah pergi, trus pulang pas pulang nyiapin buat sekolah. Dan itu belum selesai. Di tambah saluran air selama di tinggal pergi itu mampet, alhasil ngegenang dan banjir.