Chapter 07 - Cemburu

1.9K 243 8
                                    

 "Aku cemburu?"

.

.

Gelap. Angin. Dan Kehangatan. Itulah yang Sehun rasakan saat ini. Kegelapan yang selalu dia lihat, angin yang selalu dia rasakan menerpa wajahnya dan kehangatan yang dia terima dari genggaman tangan Kai di tangannya. Dari tadi senyuman selalu menyertai kegiatan jalan-jalan santainya dengan Kai walaupun tidak ada suara sedikitpun dari mulut keduanya.

Kai, entah kenapa pikirannya berlari kemana-mana. Antara senang dan cemas. Perasaan itu bercampur aduk menjadi 1. Senang karena akhirnya dia bisa berjalan berdua dengan Sehun dan cemas karena, tiba-tiba hatinya ingin berkata bahwa dia jatuh hati pada adik kekasihnya.

"Sehun-ah?"

"Ye?"

"Menurutmu? Apa aku tampak seperti orang jahat?"

"Tidak. Kurasa. Lagi pula aku tidak bisa melihatmu. Dan lagi, tidak semua orang berwajah garang memiliki sifat buruk begitupun sebaliknya. Orang berwajah lembut belum tentu memiliki sifat baik. Itu fakta. Walaupun aku tidak bisa melihat."

"Maaf. Aku tidak bermaksud membicarakan tentang itu"

Sehun terkekeh dan menepuk-nepuk pundak Kai karena menurutnya Kai sangat lucu. Bagaimana mungkin laki-laki ini sangat sensitif hanya karena mendengar ucapannya. Kai yang tidak mengerti kenapa Sehun terkekeh menghentikan langkah dan menahan langkah Sehun agar tidak melangkah lagi. Sehun yang menyadari jika Kai berhenti berjalan, ikut menghentikan langkahnya.

"Aku tidak apa. Kau terlalu sensitif, hyung" cibir Sehun kemudian mempoutkan bibirnya. "Aku baik-baik saja. Sekarang, kita lanjutkan perjalanan kita!" ajak Sehun dengan menarik tangan Kai agar mengikuti langkahnya.

"Kita mau kemana?" tanya Kai mengikuti langkah Sehun yang entah berjalan kemana.

"Menurutmu, aku berjalan kemana sekarang?" bukannya menjawab pertanyaan Kai, Sehun justru bertanya balik ke Kai membuat kedua alis Kai saling bertautan tidak mengerti. Pandangan Kai menatap ke sebuah bangunan yang ada di depannya.

"Panti asuhan?" Kai menatap wajah Sehun menginginkan sebuah jawaban dari pertanyaannya.

"Apa aku salah jalan?" tanya Sehun menghentikan langkahnya. "Kurasa tidak" gumam Sehun dengan menutup matanya. Percuma saja. Walaupun tanpa menutup mata, pandangannya selalu saja gelap. Sehun menghela nafas kasar. "Hyung? Apa kita sudah sampai panti asuhan? Aku sudah hampir 2 bulan tidak kemari. Mungkinkah aku tersesat?" gumam Sehun kemudian mempoutkan bibir mungilnya.

"Panti asuhan? Jadi kau mengajakku jauh-jauh ke sini untuk pergi ke panti asuhan?" tanya Kai tidak percaya. Kai tidak mengerti kenapa Sehun mengajaknya ke panti asuhan, bahkan sepertinya Sehun sangat mengenal daerah di sekitar sini.

"Memang kenapa?" Sehun memiringkan wajahnya. Dia rasa tidak ada yang salah dengan panti asuhan. Bahkan dia sangat bersemangat apabila dia berada di dalam panti asuhan. Banyak anak kecil yang membuat moodnya naik. Ditambah lagi dengan pemilik panti asuhan yang sangat ramah kepadanya.

"Tidak. Apa kau sering kemari? Panti asuhannya ada di depanmu, tepat dihadapanmu, Sehun-ah"

Sehun tersenyum lebar. Tangannya semakin erat menggenggam tangan Kai seperti menyalurkan kebahagiaan lain yang terpendam dalam hatinya selama ini. Kai menolehkan wajahnya menatap wajah Sehun. Senyuman Sehun terlihat semakin manis ketika angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajahnya. Rambut-rambut halus Sehun menari-nari seakan ingin menyombongkan betapa cantik dan mempesonanya pemiliknya yang hampir tidak pernah terlihat di luar rumah.

[COMPLETE] WATCH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang