Chapter 14 - Permohonan

1.3K 209 13
                                    

 "Aku mohon"

.

.

{Hyung, hiks. Tolong aku}

Chanyeol menaikkan sebelah alisnya. Ini benar-benar suara Sehun. Suara lembut dan terdengar manja serta sedikit terisak. Terisak?

"Sehun-ah? Kau kenapa?" Chanyeol berdiri. Terlihat wajah khawatir kini tercetak di wajah tampannya.

Taeyong yang sejak tadi menatap Chanyeol kini ikut melebarkan matanya mendengar nama istrinya disebut-sebut. Tangannya meraih-raih tangan Chanyeol berusaha merebut ponsel Chanyeol yang tentu saja tidak bisa mengingat tubuhnya yang masih pendek sedangkan Chanyeol sangat tinggi.

Nyonya Park yang tadinya berada di dapur kini berjalan mendekat ke arah Chanyeol. Wajahnya tidak kalah khawatir mendengar Chanyeol menyebut nama Sehun. Tangannya memegang lengan Chanyeol dan tatapan matanya menatap wajah tampan anak laki-lakinya itu berusaha meminta penjelasan.

"Yaa! Apa selain buta kau juga tuli dan bisu? Jawab pertanyaanku bodoh!" bentak Chanyeol kasar karena tidak ada jawaban dari seberang. "CHOI SEHUN! CUKUP BERMAIN-MAINNYA! INI TIDAK LUCU! JANGAN MENGGANGGUKU!" Tangan Chanyeol mengepal erat dan urat-urat di sekitar dahi dan lehernya terlihat karena teriakan-teriakan yang dia keluarkan.

{HYUNGGGG!! TOLONG AKU! TOLONG AKU! HIKS}

TUT

Suara teriakan Sehun sebelum Chanyeol memutuskan sambungan teleponnya membuat Chanyeol menahan nafasnya. Sehun berteriak, dan menangis? Apa benar-benar terjadi sesuatu dengan Sehun?

Tapi-

"Kenapa Sehunnie berteriak? Cepat telepon dia lagi, Chanyeol-ah! Apa yang terjadi?" Nyonya Park menggoyang-goyangkan tangan Chanyeol berharap Chanyeol cepat-cepat memberikan penjelasan padanya dan melakukan apa yang dia minta. Wajah cantiknya terlihat menunjukkan wajah cemasnya. Tidak hanya itu, anak-anak asuhan Nyonya Park kini berdiri menggelilingi Chanyeol sejak dia membentak menyebut nama Sehun tadi.

Chanyeol menatap sekelilingnya. Kenapa wajah orang-orang di sekelilingnya tampak khawatir? Apa Sehun mengenal mereka? Apa mereka mengenal Sehun? Apa mereka saling mengenal?

Apa perasaannya tadi pagi ada sangkut pautnya dengan Sehun? Matanya melebar seketika mengingat apa yang dia bicarakan dengan Minho tadi malam. Apa Minho-

-.-WM ©weyoungch 2018-.-

Kai melirik ponselnya yang terus bergetar di saku jasnya? Ingin segera melihat siapa yang menghubunginya, tapi itu tidak mungkin. Sekarang dia sedang mengikuti rapat dengan ayahnya dan beberapa karyawannya. Tidak mungkin bukan, di hari pertamanya bekerja dia melanggar peraturan dalam rapatnya?

Kai menggedikan bahunya menganggap jika yang meneleponnya kali ini hanya orang tidak penting yang ingin mengganggunya. Anggap saja begitu. Tapi, dahi Kai berkerut begitu merasakan sesuatu yang janggal. Jika dipikir-pikir, tidak ada yang tahu nomernya selain, ayahnya, ibunya, Luhannya dan Sehun. Ayahnya? Kai melirik sampingnya. Ayahnya sedang ada di sini, mengoceh entah apa.

Ibunya? Jelas bukan. Ibunya tidak akan menghubunginya saat ini. Ayahnya sudah memberitahu ibunya agar tidak mengganggunya saat ada rapat seperti sekarang.

Luhan? Luhan sedang ada di Busan dan pasti dia sibuk. Lagi pula sebelum rapat tadi dimulai Kai sudah mengirimi Luhan pesan jika dia akan rapat dan Luhan mengiyakan ucapan Kai.

Jadi?

Sehun?

Kai menelan ludahnya. Suara getaran di jasnya yang terus menerus dan terdengar lumayan keras membuat beberapa karyawan yang mengikuti rapat sekarang menatapnya tidak nyaman. Dengan senyuman yang tentunya terpaksa, Kai merogoh saku jasnya dan menonaktifkan ponselnya.

[COMPLETE] WATCH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang