Chapter 23 - Benci

1.5K 195 20
                                    

 "Apa kau akan membenciku?"

.

.

"Apa kau sedang merajuk?" tanya Chanyeol tepat di belakang telinga Sehun. Sehun menutup kedua matanya merasakan kehangatan semakin memasuki tubuhnya.

Ya. Sehun sedang merajuk ke Chanyeol yang membuatnya penasaran dengan apa yang akan Chanyeol ucapkan. Dan Sehun tidak suka itu. Apalagi ada orang yang bilang jika dia cengeng. Walaupun Sehun akui itu memang benar. Awalnya dia memang pura-pura merajuk, tapi ternyata kepura-puraannya itu menjadikannya benar-benar kesal karena Chanyeol tidak segera melanjutkan ucapannya.

"Ya" jawab Sehun singkat. Kepalanya menoleh ke arah lain tidak ingin menunjukkan wajahnya ke arah Chanyeol yang ada di sampingnya.

"Andaikan saja kau bisa melihat, aku yakin kau tidak akan pernah mengenal anak-anak panti asuhan. Dan aku tidak yakin aku bisa memelukmu seperti ini" Chanyeol menundukkan kepalanya menghirup aroma tubuh Sehun. Aroma sakura segera memasuki indera penciuman Chanyeol begitu aroma tubuh Sehun terhirup olehnya. "Sangat menyejukkan"

"Kenapa?" tanya Sehun masih belum bisa mencerna apa yang diucapkan Chanyeol. Kepalanya menunduk dengan matanya yang menutup rapat. Dadanya naik begitu dia menarik nafas sangat panjang. Kini aroma tubuh Chnayeol-lah yang memasuki indera penciumannya.

"Aku tidak akan bisa memelukmu seperti ini karena aku yakin kau sudah memiliki kekasih. Kekasihmu pasti akan membunuhku jika melihatku memelukmu seperti ini" Chanyeol terdiam sebentar. Ada kata yang tidak seharusnya dia ucapkan. Perkataaannya itu sangat sensitif karena menyangkut kebutaan Sehun. Ucapannya seakan menghina Sehun. Dia menggigit bibirnya dan ingin memperbaiki atau paling tidak memberikan sebuah alasan kenapa dia berbicara seperti itu. Seakan-akan tidak ada yang mau dengan Sehun karena Sehun buta. "Menurutku, kau tidak memiliki kekasih karena kau tidak pernah berani mengenal orang lain lebih dekat. Kau masih trauma akan kejadian penculikkanmu waktu itu, sehingga jika ada orang asing yang berada di dekatmu, kau akan ketakutan. Tapi aku yakin, banyak orang yang tertarik padamu" lanjutnya dengan senyum berlesung pipi khas miliknya.

Helaan nafas keluar dari bibirnya begitu Chanyeol mendapatkan alasan kenapa dia berbicara seperti itu. Semoga saja Sehun tidak merasa sakit hati dengan ucapannya.

"Tidak setelah tahu aku buta, hyung" jawab Sehun dengan mendongakkan kepalanya. Nada kesedihan jelas-jelas terdengar di setiap kata yang keluar dari bibir Sehun.

"Aku tidak yakin dengan ucapanmu itu Sehun. Katakan dengan jujur, siapa saja yang menyukaimu dan ingin mendapatkan dirimu" Chanyeol menautkan alisnya berharap Sehun mau menyebut siapa saja yang menyukainya. Pasti laki-laki hitam kekasih Luhan itu juga masuk di dalamnya. Tsk!

Chanyeol sangat yakin banyak yang mengharapkan Sehun. Mengharapkan semua yang ada pada Sehun. Mengharapkan perhatiannya, mengharapkan cintanya, mengharapkan senyumnya, dan mengharapkan tubuhnya.

"Taeyongie" jawab Sehun spontan dengan kekehan yang tiba-tiba keluar dari bibirnya. Astaga, selalu anak kecil itu yang ada dipikirannya ketika ada yang ingin membicarakan tentang suka-menyukai. Anak kecil yang dengan percaya dirinya berani mengakui jika dirinya adalah milik anak itu seorang.

"Ada yang lain" ucap Chanyeol dengan suara beratnya memasuki indera pendengaran Sehun.

Lagi. Chanyeol menghirup aroma tubuh Sehun yang begitu memabukkan baginya. Dagu Chanyeol begitu saja hinggap di pundak kiri Sehun saat menyadari jika Sehun tidak mengelak sedikitpun pelukan darinya. Bahkan Sehun terkesan menikmati pelukannya. Kepalanya menoleh ke samping, menatap wajah sisi kiri Sehun.

[COMPLETE] WATCH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang