Bath Time

589 87 16
                                    

Dara baru saja keluar dari kamar mandi. Anak gadisnya tengah bergelung dengan selimut tebal dan tangan ayahnya diatas kasur yang cukup berantakan. Dara menggeleng sebelum memasuki kamar ganti.

Wanita itu mendekati tempat tidurnya lalu duduk diujung kasur untuk menarik selimut tebal yang terlihat hangat untuk kedua manusia berbeda usia itu. "Kalian tidak akan bangun huh?" Tanya Dara pada dua manusia yang masih sangat erat saling memeluk itu.

Dara kembali menarik selimut itu menimbulkan suara erangan Nara yang memeluk leher ayahnya semakin erat. Jiyong dengan mata masih tertutup menarik kembali selimut itu menutupi keduanya.

"Kalian benar-benar tak akan bangun huh?" Tanya Dara mulai kesal. Keduanya masih diam dengan mata tertutup, meskipun telinga keduanya telah sadar seutuhnya karena omelan Dara sejak setengah jam yang lalu. "YA!" teriakan itu berhasil membuat keduanya terlonjak hingga terduduk.

Nara menatap ibunya dengan mata membulat sempurna, sedangkan Jiyong menatap Dara dengan wajah bantalnya. "Kalian benar-benar tak akan bersiap untuk melihat Yongji? Mengapa kalian sangat sulit dibangunkan?!" Teriak Dara

Manik coklat yang sama itu mengerjap saat mendengar nama adiknya disebut. Rencana semalam mulai tersusun kembali di otaknya sehingga ia segera bangkit untuk mengambil handuk rillakuma miliknya di kamar.

Jiyong melirik anaknya yang kembali masuk dengan handuk menyampir disalah satu pundak gadis itu, "Aku ingin mandi dengan Eomma" ucap gadis itu yang segera memasuki kamar mandi di kamar kedua orang tuanya.

Dara menggeleng sebelum mengikuti anak gadisnya, Jiyong mengikuti keduanya dengan pandangannya sebelum menghela nafas kasar dan mengikuti istri dan anaknya yang telah berada di kamar mandi.

Jiyong menatap kedua wanita pujaannya dari pintu masuk kamar mandi, Nara berada di dalam bath tube dengan Dara yang menyirami tubuh gadis yang tak memakai apapun. "Ingin mandi dengan Appa?" tawar Jiyong,

Keduanya melirik pria itu, "ANDWAE! Appa pasti akan mencuci rambutku dengan kasar seperti saat kita akan pergi ke rumah Halmeoni saat itu" ucap Nara menolak Jiyong mentah-mentah.

Nara tak lagi mau dimandikan oleh Jiyong sejak kejadian beberapa bulan yang lalu. Dan alasan yang diberikan oleh gadis itu adalah ayahnya akan mencuci rambut gadis itu dengan kasar tanpa memberinya sabun.

Jiyong tertawa mendengar alasan yang diberikan oleh Nara. Ingatan seorang anak kecil mungkin cukup tajam sehingga kejadian yang bahkan Jiyong sendiri telah lupa. "Itu adalah kali pertamaku memandikan seorang anak kecil. Jangan salahkan aku" ucap pria itu setelah tertawa.

"Astaga jadi saat itu kau tidak memakai sabun? Apakah kau menggosok gigi mu baby?" tanya Dara pada Nara yang masih menggaruk kepalanya yang dipenuhi oleh busa.

Nara menatap ibunya sebelum menggeleng, "Kau harus belajar memandikan seorang anak kecil Tuan Kwon" ucap Dara, "Kemarilah" panggil Dara meminta Jiyong untuk segera mendekati keduanya.

"Meskipun ini adalah tugasku tapi kau juga harus bisa memandikan anakmu. Pijat kepala Nara dengan jarimu. Bukan kuku mu" ucap Dara memberi perintah, "Aku ingin istirahat, kaki ku kram" ucap Dara

Jiyong membantu Dara untuk duduk di closet yang telah ditutup. Ia lalu kembali ke hadapan Nara yang kini menatapnya, "Hai!" ucap Nara melambaikan tangannya yang dipenuhi oleh busa.

Jiyong tertawa melihat tingkah anak gadisnya, "Kemarilah kau tikus kecil" ucap Jiyong memanggil Nara dengan nama panggilan kesayangannya.

"Eommaaa" rengek Nara

"Aku memintamu untuk memandikannya bukan menjahilinya Kwon Jiyong" ucap Dara sedikit kesal. Ia menyemprotkan air dari shower kecil disamping kloset. Nara tertawa saat ayahnya mendapatkan sebuah semprotan sehingga bajunya basah.

After Story : 5 Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang