Fever

592 75 6
                                    

Suara tangisan bayi membuat Dara terbangun dari tidur lelapnya, dengan mata yang masih mengantuk menyibakkan selimut tebalnya. Jiyong yang berada disampingnya masih terlelap dalam mimpinya.

"Ada apa baby?" tanya Dara menyalakan lampu di ruangan bayi kecil itu. Tangannya menyentuh pipi bayi kecil itu dan suhu tak wajar menyapanya. Kesadarannya langsung terkumpul saat menyadari bahwa anak lelakinya demam.

Ini kali pertama Yongji demam, wanita itu menarik nafasnya dalam, mencoba untuk tidak panik karena hal yang pertama kali harus ia lakukan adalah tidak panik saat menangani hal seperti ini. Setidaknya itu yang dikatakan dokter anak yang menangani Nara saat gadis kecil itu pertama kali demam.

Dara segera melepaskan baju yang Yongji kenakan, ia lalu mengambil Yongji dan membawanya ke kamarnya setelah memeriksa suhu tubuh lelaki mungil itu. Ia menyimpan Yongji yang masih meringis kesakitan di kasurnya, dan ia segera memasuki kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.

Jiyong membuka matanya saat telinganya mendengar suara rintihan yang bersumber dari sampingnya, "Dara?" panggilnya saat ia melihat pintu kamar mandi terbuka, ia melirik bayi kecil yang hanya menggunakan popok dengan alis berkerut.

"Bisa kau tolong carikan baju tipis untuk Yongji? Aku akan memandikannya agar suhu tubuhnya turun" ucap Dara keluar dari kamar mandinya.

Tangan besar Jiyong menyentuh dahi pria mungil itu, "Yongji demam?" tanya pria itu saat telapak tangannya bersentuhan langsung dengan kulit panas Yongji.

"Itu wajar, ini kali pertamanya bermain diluar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungannya, carikan baju tipis untuknya, aku akan memandikannya terlebih dahulu" ucap Dara mengambil baby Yongji yang masih meringis kesakitan. Tanga bayi kecil itu juga bergerak gusar dengan kaki yang menendang asal.

"Kau kedinginan baby?" tanya Dara yang segera memeluk tubuh mungil bayinya itu. "Kita mandi air hangat eum, sudah jangan menangis" ucap wanita itu lembut, Dara mengusap pelan wajah Yongji yang basah akibat air mata.

Jiyong kembali dengan baju tipis dan popok milik Yongji saat Dara keluar dari kamar mandi. "Simpan bajunya disana" ucap Dara menunjuk kasur mereka. Wanita itu mengambil remote AC dan mengatur suhunya agar tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas untuk baby Yongji.

Setelah Yongji selesai memakai baju, Dara membuka tiga kancing piyamanya dan memberikan Yongji ASI agar bayi mungilnya itu tidak dehidrasi. "Buatkan kompres untuk baby Yongji. Jangan terlalu panas dan jangan terlalu dingin" ucap Dara yang langsung dilakukan oleh Jiyong.

Saat Jiyong keluar dari kamar mandi dengan lap basah dan air di wadah yang cukup besar, Dara tengah berbaring dengan baby Yongji yang telah terlelap. "Dia sudah baikan?" tanya Jiyong mendekati keduanya.

"Dia sudah merasa nyaman, simpan wadahnya disana dan simpan handuk basah itu di keningnya" pinta Dara, Jiyong melakukan hal yang diperintahnya dengan perlahan.

"Apakah Nara pernah mengalami demam saat ia masih kecil?" tanya Jiyong karena ia tak melihat kekhawatiran di wajah cantik itu. Berbeda jauh dari hatinya yang bahkan masih panik.

"Pertama kali Nara demam adalah saat gadis itu berumur 4 bulan. Aku sangat panik dan segera membawa Nara ke rumah sakit. Tapi dokter yang berjaga dirumah sakit itu mengatakan padaku untuk tidak panik saat bayi kecilku itu demam. Meskipun Nara demam dibawah umur 6 bulan, tapi suhunya masih berada di batas normal." Jelas Dara

"Berapa suhu tubuhnya saat itu?" tanya Jiyong menatap bayi mungilnya dan Dara yang berbaring. Ia duduk di salah satu sisi kasur yang masih kosong dengan tangan menepuk perut Yongji pelan.

"Suhu tubuhnya masih 37,5 derajat dan menurut medis itu masih batas wajar. Bayi dengan suhu 38 derajat pada umur tiga bulan mulai harus diwaspadai. Dan suhu 39 derajat pada umur tiga sampai enam bulan. Dan baby Yongji masih berada di suhu tubuh 37,6 saat aku memeriksanya" jelas Dara, ia melirik anak lelakinya yang terlelap di antara mereka.

"Apakah ini wajar?" tanya Jiyong, gurat kecemasan masih tercetak jelas di wajahnya

Dara tertawa pelan melihat wajah cemas suaminya, "Tak perlu khawatir, ini adalah hal yang wajar pada bayi, bukankah tadi siang baby Yongji terlalu aktif saat bermain di luar? Cuaca bahkan sangat panas tadi, dan itu bisa menjadi salah satu akibat bayi terkena demam" jelas Dara dengan senyumannya.

"Apakah ada penyebab lain? Aku tak ingin bayi kecilku ini sakit lagi" ucap Jiyong mengusap wajah baby Yongji.

"Seorang bayi akan demam setelah ia di imunisasi, bisa juga karena terlalu lama berada di cuaca yang panas atau jika ia menggunakan baju yang terlalu tebal. Selain itu terkena infeksi bakteri atau virus juga bisa menjadi salah satu penyebabnya" jelas Dara

"Bagaimana jika baby Yongji terinfeksi penyakit?" tanya Jiyong ia kembali panik, "Haruskah kita membawanya ke rumah sakit?" tanya Jiyong

"Tidak perlu, baby Yongji harus bisa melawan infeksi itu oleh sel kekebalan tubuhnya sendiri. Jika demamnya masih ada hingga 3 hari lebih baru kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya. Atau jika baby Yongji mengalami muntah, diare, ruam merah pada kulitnya, dehidrasi atau bahkan kejang. Baru kita periksakan baby Yongji ke rumah sakit" jelas Dara, ia merebahkan tubuhnya di samping pria mungil itu lalu menyimpan tangannya di perut Yongji.

Jiyong mengikuti apa yang istrinya lakukan, ia menyimpan jemarinya diatas jemari Dara. Mengusap punggung tangan itu dengan pandangan yang fokus pada wajah bayi diantara mereka.

"Kita harus melatih sistem kekebalan tubuh baby Yongji agar ia bisa menjadi kuat dan tidak mudah sakit" ucap Dara, tangannya menyentuh pipi suaminya yang masih dibilang cemas. Mata mereka bertemu dan senyuman di bibir Dara merambat ke bibir Jiyong.

"Aku sudah melakukan hal yang harus aku lakukan jika seorang bayi terkena demam" gumam wanita itu mengusap pipi Jiyong.

"Apa saja yang kau lakukan?" tanya Jiyong, kini beralih kembali ke wajah bayinya.

"Hal pertama yang harus kau lakukan jika bayimu demam adalah memeriksa suhu tubuhnya, lalu buka bajunya agar suhu tubuhnya turun, tapi jika bayi kecilmu kedinginan beri dia selimbut tipis agar ia tak kepanasan dan kedinginan. Setelah itu lap atau mandikan ia dengan air hangat, jangan gunakan air dingin karena akan membuat suhu tubuhnya semakin tinggi. Jaga suhu tubuh agar tetap sejuk, jangan terlalu dingin atau terlalu panas, berikan dia minum yang cukup agar ia tidak dehidrasi, dan kompres dengan lap basah di kening atau bagian ketiak dan sekitar lipatan paha. Yang paling penting adalah, jangan panik daddy. Baby Yongji tidak apa-apa" jelas Dara dengan senyum hangatnya.

Jiyong menggigit bibir bawahnya, ia cukup terharu mendengar penjelasan Dara, ia tahu ia tak salah memilih seorang istri. Dara adalah ibu sekaligus istri yang hebat! Wanita itu adalah wanita yang luar biasa menurutnya.

Dengan satu tarikan setelah pria itu berpindah ke sisi Dara, Jiyong memeluk tubuh mungil istrinya dan menghirup aroma tubuhnya dari leher jenjang Sandara. Pria itu bahkan meneteskan air matanya.

"Aku tak salah memilihmu untuk menjadi istriku" gumam pria itu dileher Dara. "Kau adalah wanita hebat Dee" ucap Jiyong memberikan satu kecupan di leher Dara.

"Kau adalah lelaki hebat Ji, aku juga tak salah memilihmu untuk menjadi suamiku. Kau luar biasa" ucap Dara memeluk tubuh prianya.

----

After Story : 5 Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang