Meet The Baby

703 76 12
                                    

Nara telah bertemu dengan ibunya, tapi ia belum bertemu dengan adik kecilnya. Ia setia berada disamping ibunya, memeluk leher ibunya bahkan tak ingin meninggalkan ibunya.

Ketukan di pintu mengingterupsi mereka, tak berapa lama suster dengan seorang bayi laki-laki berbalut selimut biru muda dan benie berwarna kuning menyapa mereka. Nara meliriknya sebelum menenggelamkan wajahnya di leher ibunya.

"Baby boy siap bertemu eomma dan appa, ah dan noona juga" ucap suster itu dengan lembut. Jiyong mendekati suster yang kini berada di dekat Dara, memperhatikan wajah tampan yang masih memejamkan matanya.

"Kau ingin menggendongnya appa?" tanya suster itu yang memperhatikan Jiyong manatap lekat anak lelakinya.

Jiyong mengerutkan keningnya, apakah ia bisa melakukan itu? Bagaimana jika ia salah menggendongnya? Bagaimana jika ia menyakiti Yongji? Bagaimana jika ia tak sengaja melukai pria mungil itu?

Sebuah tangan menyentuhnya, menghentikan pertanyaan yang masih berlalu lalang di kepalanya. Ia menatap Dara yang tersenyum manis padanya, seolah memberinya semangat. Pria itu melirik suster dan mengangguk.

Suster itu dengan hati-hati menyimpan Yongji di tangan Jiyong yang telah siap dengan posisinya, keningnya berkerut saat tubuh mungil itu berada di tangannya. "Dia sangat kecil" ucap Jiyong.

Baby Yongji merengek kecil, menelusupkan wajah mungilnya pada dada bidang Jiyong. Air mata itu terbendung di matanya, dan saat ia mendongak untuk melihat istrinya. Ia tertawa dengan air mata yang mengalir.

Bayi kecil itu adalah anaknya.

Bayi kecil itu adalah darah dagingnya.

Bayi kecil itu adalah miliknya.

Dan ia sangat bahagia!

"Aku mencintaimu baby" ucap Jiyong mencium pipi anak lelakinya.

Nara mengintip keduanya dari ceruk leher ibunya. Ia bisa melihat betapa bahagia ayahnya menggendong bayi kecil di tangannya. Ucapan pamannya kembali terngiang di telinganya, "Yongji adalah anak pertamanya, ia akan sangat bahagia bertemu dengan Yongji. Tapi aku yakin, rasa cintanya padamu tak akan berkurang walau Yongji berada diantara kalian. Ia sangat mencintaimu, baby. Aku bisa melihat itu dari caranya memperlakukanmu dan ibumu. Kau harus mencintai Yongji karena dia adalah adikmu"

Gadis kecil itu bangkit, duduk disamping ibunya dengan mata menatap Jiyong yang masih menangis bahagia. "Appa" panggilnya, Jiyong mendongak dan tersenyum kearahnya.

Pria itu berjalan melingkari ranjang rawat Dara, "Lihatlah bayi kecilmu, ia sangat menggemaskan bukan?" tanya Jiyong duduk disamping Nara. Gadis kecil itu menatap bayi mungil di tangan ayahnya dan ia tersenyum.

"Bolehkah aku menggendongnya?" tanya Nara,

Jiyong menatap suster di belakangnya lalu tersenyum, "Tentu saja, tapi adik bayimu perlu bertemu eomma dulu. Ia akan menangis sebentar lagi karena ia kelaparan" ucap suster itu, Nara meliriknya lalu mengangguk.

Jiyong memberikan Yongji pada Dara yang telah melepas beberapa kancing gaun rumah sakitnya. Pria itu lalu melirik Nara yang hanya memperhatikan keduanya, ia mendekati gadis kecil itu lalu memeluknya, "Adik bayimu sangat tampan, bukan begitu?" tanya Jiyong

Nara meliriknya lalu mengangguk setuju. Suara perutnya membuat Jiyong melirik gadis kecil itu. Bagaimana bisa ia melupakan fakta bahwa Nara belum diberi makan sejak tadi siang? Dan sekarang hampir pukul 8 malam.

"Astaga, aku melupakan makan siangmu. Maafkan aku baby, kau ingin makan apa?" tanya Jiyong, Dara yang mendengar itu menatap anak gadisnya yang tersenyum lebar.

"Aku ingin ayam goreng dengan kentang" ucap Nara semangat.

---

Jiyong kembali bersama 2 plastik besar makan malam untuk mereka. Di dalam kamar rawat Dara telah hadir Sanghyun yang duduk memangku Nara dan kedua orang tuanya yang berada di samping Dara.

"Ah kalian kembali?" tanya Jiyong menutup pintunya, pria itu mendekati istrinya lalu mencium kening wanita itu, "Dimana baby Yongji?" tanya Jiyong

"Suster membawanya, ia akan kembali kemari besok pagi dan akan menetap disini bersama eomma" jelas Nara, Jiyong melirik anak gadisnya, "Apakah itu makan malamku?" tanya Nara.

Gadis itu beranjak dari pangkuan pamannya dan mendekati Jiyong yang duduk disamping Dara, "Kau tak mengatakan padaku bahwa mereka datang" ucap Jiyong merasa tak enak,

"Kami yang melarangnya, lagi pula kami tak akan lama. Dara pasti lelah, ia butuh istirahat" ucap Jinu

"Apakah Nara akan menginap disini?" tanya Sanghyun, gadis kecil itu duduk dipangkuan ayahnya dengan tangan kanan menggenggam ayam goreng dan yang lainnya menggenggam kentang goreng.

"Kau ingin menginap disini?" tanya Jiyong

Nara meliriknya, "Bolehkah?" tanya gadis kecilnya itu

"Tentu, aku akan membawa baju gantimu setelah kita selesai makan malam" ucap Jiyong

"Aku akan menjaga Dara noona saat kau pergi nanti" ucap Sanghyun.

"Baiklah, kau akan menunggu disini bersama uncle Sanghyun atau ikut denganku?" tanya Jiyong

"Bolehkah aku ikut? Aku ingin pergi membeli minum dan makanan ringan" ucap Nara dengan senyum lebar diwajahnya.

"Tentu baby, ayo habiskan makanmu terlebih dahulu lalu kita pulang" ucap Jiyong. Mereka kembali mengobrol walau dengan Jiyong yang menyuapi Dara dan memberi minum Nara. Pria itu menjadi multitask saat berada di keluarga kecilnya.

"Aku ingin cuci tangan" ucap Nara mengangkat tangannya yang kotor. Kedua tangan gadis itu kotor seperti biasa dan Dara hanya bisa menghela nafas, percuma jika ia memarahi gadis kecilnya itu. Knight in shining armornya berada dibelakangnya siap membela.

"Ingin ku antar?" tanya Sanghyun, "Appa mu masih menyuapi eomma" lanjut pria itu,

"Aku bisa sendiri uncle, aku sudah menjadi noona sekarang, aku tak boleh manja lagi pada appa, bukan begitu eomma" ucap Nara

Dara hanya dapat tertawa pelan dengan gelengan kepala, gadis kecilnya itu memang selalu membuatnya takjub. Apakah makan diatas pangkuan ayahnya dengan minum yang disediakan oleh pria itu bukan termasuk manja?

Gadis itu memasuki kamar mandi seorang diri, tak berapa lama teriakannya terdengar dari dalam kamar mandi, "Appa" Jiyong melirik Dara yang tertawa pelan. Sanghyun dan kedua orang tua Jiyong bahkan tertawa kecil.

"Dia sangat manja pada Jiyong hyeong" ucap Sanghyun

Dara mengangkat bahunya, "Begitulah gadis itu, ia tak pernah melewatkan satu momen tanpa pria itu setelah mereka saling kenal. Aku bahkan pernah cemburu pada Nara karena gadis itu dapat menarik perhatian Jiyong lebih banyak dibanding aku" jelas Dara mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

"Benarkah?" tanya Hyeji, "Aku sudah bisa memprediksinya, Jiyong pasti akan sangat menyayangi Nara. Gadis itu bagai pengganti anak gadisnya yang pergi bersama Jinah" lanjut wanita paruh baya itu.

"Nara sangat manja pada Jiyong, tapi Jiyong akan lebih manja saat Nara tak ada" balas Dara dengan tawa ringan, semua tertawa mendengar ucapan Dara.

"Kalian membicarakanku?" tanya Jiyong yang datang menggendong Nara, semuanya kembali tertawa yang diikuti oleh Jiyong, "Teruslah bergosip tentangku, aku akan kembali kerumah dan membawa baju ganti untuk Nara dan aku" ucap pria itu dengan nada kesal diawal.

"Kau butuh sesuatu?" tanya Jiyong, Nara berada disamping ibunya dengan kaki menjuntai. Dara menggeleng kepalanya, "Baiklah, hubungi aku jika kau ingin sesuatu" ucap Jiyong, "Hubungi aku jika sesuatu terjadi" ucapnya pada Sanghyun.

"Aku akan melakukannya" ucap Sanghyun.

"Kami juga akan pulang sekarang, beristirahatlah.Kami akan mengunjungimu lagi nanti" ucap Hyeji yang lalu memeluk tubuhmenantunya itu, Jinu mengikuti istrinya sebelum pergi bersama anak lelaki dan cucunya.

---

After Story : 5 Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang