"Anak-anak, minggu depan kita akan mengadakan perkemahan di hutan Aoki—tidak ada yang tidak ikut!" ujar Kurenai tajam saat melihat ada orang yang akan menyelanya, "aku tidak akan meluluskan orang yang tidak ikut berpartisipasi dengan acara ini! Jadi, siapkan persiapan untuk minggu depan!"
"Bagaimana dengan kelompoknya?" tanya salah satu murid.
"Untuk kelompoknya kalian bebas memilih dengan teman dikelas atau di luar kelas kalian. Maksimumnya adalah 7 orang," jelas Kurenai. Ia menatap muridnya satu peesatu, "ada yang ingin bertanya lagi?"
"Tidak."
"Baiklah, terimakasih untuk hari ini. Kalian boleh pulang."
"Terimakasih, Sensei!"
"Hinata, bagaimana kalau kita satu kelompok?" Sakura memegang bahu Hinata antusias.
Hinata mengangguk. "Ayo. Aku juga akan mengajak kekasihku masuk kekelompok kita. Tidak apa-apa, kan?"
"Tidak masalah, seperti apa kekasihmu? Apa dia ada dikelas ini?" Sakura menolehkan kepalanya ke segala arah.
Hinata terkekeh melihat Sakura yang terlihat sangat bersemangat. "Dia ada di kelas sebelah Sakura-chan."
"Benarkah? Ajak aku bertemu dengannya! Aku ingin lihat seperti apa pria beruntung yang berpacaran dengan adik dari seorang Neji."
Hinata tersenyum manis. "Tentu, kita akan menemuinya."
"Permisi, aku ingin menjemput tuan putri."
Hinata menoleh mendengar suara khas dari kekasihnya. "Ah, Naruto-kun!" Hinata melambaikan tangannya ke arah Naruto.
Naruto tersenyum. Ia berjalan ke arah Hinata dan mengecup pipinya singkat. "Ayo,kita pulang."
"Ayo."
"Hei, apa kalian melupakanku?" Sakura bersedekap, matanya melotot pada dua sejoli yang tekejut karena baru menyadari keberadaannya.
"Ah, Sakura-chan. Perkenalkan, ini kekasihku Naruto Uzumaki," ujar Hinata sambil melingkarkan lengannya pada tangan Naruto.
"Salam kenal, Sakura-chan." Naruto nyengir dan menjulurkan tangannya ke arah Sakura.
"Salam kenal." Sakura tersenyum senang, menyambut uluran tangan Naruto.
"Umn, Naruto-kun di kelompok kemah nanti, apa kau mau sekolompok denganku? Aku akan sekolompok dengan Sakura-chan."
"Tentu saja dattebayo! Aku akan mengajak Teme dan Sai juga nanti."
"Teme?" Sakura memiringkan kepalanya bingung mendengar julukan aneh Naruto pada temannya.
"Hehe, maksudku aku akan mengajak Sasuke dan Sai."
Sakura menganggukan kepalanya. Kalau begitu, dirinya dan Sasuke akan jadi teman satu kelompok. Tidak buruk juga, batinnya sambil tersenyum.
"Ayo, pulang." Naruto melingkarkan tangannya pada pinggang Hinata, ia lalu menoleh ke arah Sakura. "Sakura-chan, apa kau mau pulang bersama kami?"
Sakura menggeleng. "Tidak, kalian duluan saja. Aku membawa mobil," ujarnya sambil menunjukan kunci mobilnya.
"Baiklah, kami duluan ya Sakura-chan! Oh, sepertinya Sasuke juga sedang menunggumu!" seru Naruto jahil sambil menunjuk ke arah orang yang sedang menyenderkan tubuhnya di pintu kelas.
Sakura melihat ke arah orang yang ditunjuk Naruto. Ia menaikan alisnya bingung. Untuk apa Sasuke menunggunya?
Sasuke menoleh dan tersenyum tipis melihat Sakura yang sedang menatapnya. Ia memasukan tangannya ke dalam kantong celana, dan berjalan menghampiri gadis itu.
"Hn."
Naruto dan Hinata langsung pergi dari situ, meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa kau ke si?" tanya Sakura menatap bingung Sasuke yang sekarang ada di depannya.
"Ayo, pulang."
Sakura mengelengkan kepalanya. "Tidak, aku akan membeli persiapan untuk kemah minggu depan."
"Kita beli bersama." Tanpa berbicara lagi Sasuke segera menarik tangan Sakura untuk ikut dengannya.
"Tidak, Sasuke! Aku membawa mobilku sendiri!" jerit Sakura. ia menarik tangannya agar terlepas dari Sasuke.
"Hn, kita akan naik mobilmu," jawab Sasuke santai sambil terus menarik Sakura, berjalan menuju parkiran.
"Apa?! Bagaimana dengan mobilmu?"
"Aku akan menyuruh orang untuk membawanya."
"Dasar pemaksa!"
"Hn."
Sakura mendengus, Ia menghentikan rontaannya dan akhirnya, mau tidak mau ia membiarkan Sasuke menarik tangannya. "Baiklah, kau yang bayar!"
Sasuke tersenyum. "Bukan masalah."
"Aku akan membeli banyak barang!"
"Beli semua yang ingin kau beli."
"Kau juga harus membawa semua barang-barang yang aku beli!"
Sasuke mendengus. " Aku akan menyewa orang untuk itu."
"Kau juga harus mentraktirku eskrim!"
"Hn."
"Dan, kau juga harus menemaniku pergi ke jadwal pemotretan hari ini!"
Sasuke menghentikan langkahnya saat mendengar kata pemotretan yang dari mulut Sakura. Ia menoleh dan memandang tajam Sakura. "Hn, apa dengan si Seijuuro itu?"
Sakura menggeleng pelan. "Tidak, aku akan jadi solo model hari ini."
"Apa hubunganmu dengannya?"
Sakura menyerengit dahinya. "Apa maksudmu?"
"Apa hubunganmu dengan Akashi seijuuro?" tanya Sasuke datar tanpa menatap Sakura.
Sakura menatap bingung Sasuke. Ia tidak mengerti kenapa Sasuke tiba-tiba penasaran dengan statusnya dengan Akashi. Ia lalu menarik sudut bibirnyaz menyeringai saat menyadari sesuatu.
"Kenapa? Apa kau cemburu? " Sakura tersenyum jahil dan menarik leher Saksuke agar menoleh kearahnya.
"Ya," jawabnya to the point tepat di depan wajah Sakura.
Sakura sedikit terkejut mendengar jawaban cepat Sasuke. Ia kira Sasuke akan berdalih dengan menjawab 'Tidak' dan ia akan melihat wajah menggemaskan Sasuke saat mengatakan itu. Tapi, ini? Ia malah dibuat kaget dengan jawaban jujur Sasuke dan tatapan tajam pria itu yang seolah-olah akan memakannya hidup-hidup.
"Kau telah membuatku merasakan perasaan tidak nyaman ini, kau harus bertanggung jawab," bisik Sasuke tiba-tiba ditelinga Sakura.
"A-apa?" Sakura meremas gugup bahu Sasuke yang kini semakin mendekatkan bibirnya ke arah telinganya dan mulai berbisik dengan pelan.
"Aku menyukaimu."
...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Man | SasuSaku ✔
Teen Fiction[COMPLETED] Sasuke Uchiha, pria incaran yang dikenal dingin dan kejam, untuk pertamakalinya merasakan perasaan aneh yang membuat degub jantungnya menggila ketika bertemu murid baru yang ternyata adalah model terkenal. Sakura Haruno, seorang model ca...