Chapter. 12

14.6K 1.2K 39
                                    

"Maaf, Gaara-sama. Neji-sama ingin bertemu."

Gaara menghentikan aktivitas memeriksa dokumen dan menatap sekertarisnya yang sedang membungkukan badan demgan hormat. Ia melepaskan kacamata yang bertengker di hidungnya seraya menghela napas pelan. "Hn, suruh dia masuk."

"Ha'i." Sekertaris itu kembali membungkuk hormat dan melangkahkan kakinya keluar pintu ruangan.

Gaara memutar kursinya menghadap jendela besar yang menampilkan pemandangan kota malam yang indah. Suara pintu yang terbuka tak membuatnya memutuskan pandangannya dari pemandangan malam.

"Apa aku mengganggu?"  Neji menaikan alisnya melihat Gaara yang begitu fokus dengan pemandangan di depannya. Ia berjalan ke arah sofa panjang di ruangan itu dan mendudukan dirinya di sana.

"Hn, ada apa?" tanya Gaata tanpa menoleh.

"Sakura tinggal di hotelku," ujar Neji tiba-tiba. Pria itumenyandarkan tubuhnya yang lelah pada sofa seraya memejamkan mata untuk mengurangi rasa lelahnya setelah berkerja.

Gaara menghembuskan napasnya. "Hn, aku tahu."

"Kau tidak khawatir?" Neji kembali membuka matanya dan menatap punggung Gaara yang masih membelakanginya.

"Apa penjaga yang kukirim untuk menjaga kamarnya kurang untukmu?" tanya Gaara balik dengan datar.

"Sudah kuduga itu ulahmu!" Neji mendengus mengingat hotelnya yang dipenuhi para bodyguard yang awalnya ia kira adalah orang-orang dari agency Sakura.

"Hn, kau tau aku menyayanginya."

"Dan membuatnya menangis?" ledek Neji pada Gaara.

Gaara memutar kursinya. Ia mendengus dan menatap tajam Neji. "Aku hanya ingin menjaganya."

"Tapi dia tidak menyukainya."

"Itu bukan maslahahnya."

"Tentu, itu masalahnya!" Neji menatap kesal Gaara. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya yang mewarisi salah satu perusahaan terbesar di Jepang ini, ternyata sangatlah bodoh.

"Selagi dia aman, itu bukan masalah,"

"Kau egois."

"Apa maksudmu?" Gaara menatap teman baiknya tidak terima.

"Kau tidak memikirkan perasaannya," Neji balas menatap datar Gaara. Ia Ialu berdiri dan memasukan salah satu tangannya kedalam kantung celana. "Kau bisa menjaganya. Tapi, tidak dengan melewati batas privasinya," ucapnya seraya berbalik dan berjalan menuju pintu. "Aku pulang dulu." Ia mengangkat satu tanganya dan pergi keluar meninggalkan Gaara yang terdiam.

Gaara mendesah panjang setelah kepergian Neji. Ia menyandarkan kepalanya pada kursi dan mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Mata tajam berwarna jade menatap wallpapper  pada ponselnya yang menampilkan foto dia dengan Sakura.

"Sepertinya aku memang berlebihan."

.
.
.
.
.
.
.

Shion menarik sudut bibirnya, menyeringai ke arah Sakura. Saat ini, mereka sedang berada di tengah hutan yang jauh dari pos pertama mereka.

Shion, Saara , dan Tayuya berhasil membawa Sakura tanpa disadari oleh Sasuke dan yang lainnya. Ia juga berhasil membuat Sakura menurutinya dengan ancaman ia akan membeberkan kelemahan kakaknya ke pada publik jika Sakura tidak mau mengikutinya.

"Untuk apa kalian membawaku ke sini?" Sakura menatap tajam orang-orang di depanya. Bulu kuduknya sedikit merinding melihat suasana gela hutan ini.

Saara tersenyum miring. "Kenapa? Kau takut gelap? " ledeknya melihat wajah Sakura yang sedikit pucat.

Let Me Be Your Man | SasuSaku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang