Chapter. 07

17.4K 1.2K 12
                                    

"Aku menyukaimu."

Sakura tersentak dan tanpa sengaja meremas dada Sasuke keras saat dua kata singkat terlontar dari bibir sexy pria di depannya.

Ia memang sangat sering mendengar pernyataan seperti itu dari laki-laki. Dan tentu saja ia akan langsung menolaknya dengan halus. Tetapi, mendengarnya dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat sekujur tubuhnya kaku.

Sakura tidak tahu kenapa hatinya sedikit bergetar saat mendengar pengakuan dari laki-laki yang sekarang sedang menatapnya tajam ini.

Sakura menghela napasnya panjang. Ia tentu tidak bisa menerima pengakuan dari orang yang bahkan baru ia kenal 2 hari ini. Walaupun mereka sudah pernah berciuman. Tapi, ciuman itu bukan alasan untuk ia bisa menerima Sasuke.

"Ini terlu tiba-tiba." Sakura menatap lirih Sasuke yang menatapnya tajam.

Sasuke terdiam. Ia tahu kalau ia salah karena menyatakan hal ini secara tiba-tiba. Tapi, perasaannya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Apa lagi setelah tahu bagaimana intimnya Sakura dengan patner-patner modelnya. Karena itu, Sasuoe tidak bisa untuk tidak segera memiliki Sakura.

"Ini memang tiba-tiba. Tapi, aku tidak main-main dengan ucapanku," ujar Sasuke dengan tegas.

Sakura mengalihkan tatapannya dari tatapan tajam pemuda didepannya. "Aku tidak bisa," katanya tanpa menatap Sasuke.

Sasuke mengusap wajahnya kasar. Ia meraih pipi Sakura cepat dan memutarnya agar gadis itu kembali memandang ke arahnya. "Apa aku tidak punya kesempatan?" tanyanya dengan lirih.

Sakura mendesap pelan. Oh, ia benci situasi ini. Dirinya memang paling tidak bisa dihadapkan dengan situasi membingungkan. Apa lagi ini menyangkut perasaan.

Sebelah tangan Sakura terangkat, meremas dada Sasuke gugup. Dia memang tidak dapat menerima Sasuke. Akan tetapi, dia  juga tidak bisa mengatakan kalau pemuda di depannya ini tidak mempunyai kesempatan.

Sasuke menghela napas melihat ekspresi frustasi Sakura. Perasaan bersalah tiba-tiba menyerang hatinya. Ia tidak seharusnya membuat  Sakura bingung seperti Ini. Tangannya terangkat, meraih wajah Sakura dengan lembut dan mencium kening gadis itu cukup lama.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu," ujar Sasuke setelah melepaskan ciumannya.

Sakura tersenyum tipis, ia senang karena Sasuke dapat mengerti bagaimana perasaannya.

"Tapi, ini belum selesai." Seringai muncul di wajah Sasuke membuat Sakura langsung merengut. "Aku akan terus membuatmu menjadi milikku," ucapnya dengan tajam.

Sakura mengembungkan pipinya kesal. Ia melepaskan pegangannya pada dada Sasuke dan berjalan pergi meninggalkan pemuda itu.

"Semoga tidak berhasil," ejeknya, dan terus berjalan tanpa memperdulikan pria yang kini berjalan mengikutinya.

"Kita lihat saja," ujar Sasuke angkuh sambil mengikuti Sakura.

Sakura tersenyum. Ia lalu bergumam pelan. Sangat pelan hingga tidak ada yang mendengarnya.

"Berusahalah."
.
.
.
.
.
.

Hari perkemahan yang di tunggu-tunggu pun tiba. Terlihat bus yang berjejer di depan sekolah dengan siswa-siswi yang berbaris rapih menunggu intruksi dari kepala sekolah mereka.

"Hoam ... Ini masih terlalu pagi, dattebayo," gerutu Naruto Sambil menyandarkan tubuh ngantuknya pada tas khusus perkemahan yang ia taruh di bawah kakinya.

Sedangkan Hinata yang berdiri di samping Naruto, hanya tekekeh melihat kelakuan biasa kekasihnya.

"Dasar, Bodoh! apa kau tidak malu pada Hinata?!" Ino menatap Naruto dengan kesal

Let Me Be Your Man | SasuSaku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang