Shion menatap datar Sakura. Sakura yang merasa diperhatikan mengalihkan pandangannya dari Sasuke dan beralih menatap Shion yang langsung tersenyum manis dan mengulurkan tangannya begitu Sakura menatap ke arahnya.
"Aku Shion, salam kenal."
Sakura tersenyum tipis dan membalas uluran tangan Shion. "Aku Sakura."Ia terkekeh saat melihat sesuatu di gigi Shion yang sedang menyengir ke arahnya.
Shion mengernyit bingung melihat Sakura yang tertawa. "Kenapa kau tertawa?" tanyanya bingung sambil melepaskan jabatan tangangannya.
"Ah, maaf. Tapi, ada bubuk cabe yang menempel di gigimu." Sakura tersenyum setelah menghentikan tawanya.
Mendengar itu, Naruto dan Hinata tertawa langsung kencang. Bahkan, Ino yang di sampingnya pun ikut menahan tawanya. Wajah Shion memerah karena malu. Ia mengepalkan tangannya kesal karena merasa dipermalukan.
Shion mengambil cermin kecilnya dan menyengir untuk melihat di mana letak cabe yang dimaksud Sakura. Wajahnya merona malu melihat sisa bubuk cabe yang ternyata memang menempel di giginya yang putih bersih itu.
Brengsek! Berani-beraninya dia mempermalukanku, umpat Shion dalam hati kesal sambil menghapus sisa cabe yang menempel digiginya.
"Apa kau tidak pernah menggosok gigimu setelah makan?" tanya sekaligus ledek Naruto, pria itu twrlihat puas melihat Shion dipermalukan.
"Diam kau!" desis Shion tajam
"Ahahah."
"Cih."
"Semuanya, perhatikan kedepan!"
Naruto dan Hinata menghentikan tawa mereka dan mulai memperhatikan kedepan. Sakura juga membalikan tubuhnya dan memperhatikan gurunya. Ia menyikut kencang perut Sasuke yang masih fokus pada game di ponselnya. Sasuke yang disikut sangat keras oleh Sakura hanya mendengus dan menaruh ponselnya ke dalam saku celananya.
"Acara perkemahan yang dilangsungkan selama 3 hari 2 malam ini akan menjadi momen penting untuk kalian yang akan beranjak dewasa. Tidak ada yang boleh main-main di acara ini! Kita akan pergi ke hutan dan mungkin ini adalah kesempatan pertama dan terakhir kalian, ikut perkemahan di sekolah ini. Karena di kelas-kelas selanjutnya kita tidak akan mengadakan acara perkemahan lagi. jadi, silahkan berbaris sesuai kelompok masing-masing dan masuk ke bis yang sudah ditentukan ... ada pertanyaan?"
"Tidak Sensei!" seru semua murid kompak.
"Baik, sekarang masuk ke bis kalian!"
"Ha'i!"
"Kya! aku sudah lama menantikan momen ini." Sakura tersenyum lebar sambil memegang pipinya yang memanas karena saking semangatnya dia.
Hinata tersenyum melihat Sakura yang selalu semangat dengan hal-hal sepele.
"Wow, kau terlihat sangat bersemangat dattebayo!" ujar Naruto sambil nyengir.
"Tentu saja, ini pertamakalinya aku berkemah dan pergi ke hutan!" ujar Sakura dengan wajah yang berbinar-binar.
Ino mendengus. "Apa kau tidak tahu seperti apa hutan yang akan kita kunjungi?"
Sakura melepaskan tangannya dari pipinya. Ia menatap Ino bingung. "Apa maksudmu?"
Ino menyeringai. "Aku tidak yakin kau akan tetap sesenang ini kalau tahu bagaimana hutan Aokigahara itu."
Sakura membulatkan matanya polos. "Memangnya bagaimana?"
Ino langsung memasang wajah serius. "Kau harus tau, kalu hutan yang akan kita kunjungi adalah hutan yang sangat angker."
"A-angker?" Suara Sakura berubah gugup setelah mendengar kata angker dari Ino. Ia memang paling benci dengan hal-hal yang menakutkan seperti Hantu. Hantu asalah salah satu kategori makhluk yang paling ia takuti.
Naruto dan Hinata yang ikut mendengarkan mulai tertarik, dan mendekatkan tubuh mereka dengan Ino
"Katanya, tempat itu adalah tempat yang populer untuk melakukan bunuh diri. Banyak remaja seperti kita yang bunuh diri di tempat itu karena merasa frustasi."
"Bunuh diri? " Kali ini suara Naruto yang terdengar bergetar. Ia meneguk ludahnya saat dirasanya cerita Ino mulai menyeramkan.
"Hu'um, dan katanya di sana juga sering terdengar suara- suara hantu yang merintih dan menangis. Itu pasti karena arwah-arwah orang yang bunuh diri masih belum merasakan ketenangan! Dan di situ ... kau bisa saja bertemu dengan roh Yurei hantu bergaun putih yang memilki rambut yang sangat panjang. Dia sangat menyeramkan. Aku pernah melihatnya! Saat aku sedang menjelajah hutan bersama Sai ... aku merasa ada yang memanggil-manggil namaku Saat aku menoleh aku melihatnya dan— BOOM!!!"
"Kyaaa!" Sakura dan Naruto berteriak kaget, mereka memeluk erat Hinata yang berdiri di tengah-tengah mereka.
Sedangkan Hinata yang dipeluk Sakura dan Naruto, hanya terdiam dengan tubuh kaku dan wajah pucatnya. Rupanya ia juga takut dan kaget setelah ikut mendengarkan cerita Ino.
"Ahahaha...." Ino tertawa terbahak-bahak karena berhasil menakuti mereka dengan cerita yang ia buat-buat itu.
Sasuke mendengus melihat adegan konyol di depannya. Ia kemudian menarik sudut bibirnya, tersenyum geli melihat Sakura yang ketakutan. Tangannya meraih tangan Sakura yang masih memeluk Hinata. "Ayo, kita harus naik ke bisnya sekarang."
"Aku tidak mau, aku mau pulang!" rengek Sakura sambil memegang tangan Sasuke yang menarik tangannya.
Sasuke menghela napas. "Jangan aneh-aneh Sakura. " Ia menarik tangan Sakura dan memeluknya.
Shion yang melihat itu hanya menggeram kesal. Sasuke yang ia tahu tidak akan pernah berperilaku selembut ini. Bahkan, meliriknya saja Sasuke tidak pernah. Ia lalu memalingkan pandangannya karena tidak ingin melihat kemesraan mereka berdua.
"Ayo cepat, atau kita akan ketinggalan," bisik Sasuke lembut.
"Kau saja sana yang pergi!" Sakura melepaskan pelukan Sasuke. "Aku akan pergi lain kali, dahh!" Ia melambaikan tangannya dan membalikan tubuhnya bersiap untuk pergi.
Sasuke mendengus dan menarik tutupan kepala jaket Sakura. "Mau kemana kau?"
"Lepaskan...." rengek Sakura.
"Tidak."
"Sasuke-kun...."
"Hn."
Sakura mendengus kesal. "Baiklah, aku ikut! Tapi, lepaskan aku, leherku sakit, Sasuke-kun...."
"Hn." Sasuke melepaskan tarikannya dan beralih memegang tangan Sakura, berjaga-jaga agar gadis itutidak kabur.
"Dasar, menyebalkan." Sakura mengerucutkan bibirnya kesal.
"Hei, kalian yang di sana! Cepat masuk! Bisnya sudah mau pergi!" seru Kurenai melihat masih ada muridnya yang belum memasuki bis.
"Tunggu sebentar, Sensei!" seru Sai sambil menarik tangan Naruto dan Hinata yang masih diam tidak bergerak karena cerita kekasihnya tadi.
"Sasuke-kun, kita duduk berdua ya...." Shion memegang sebelah tangan Sasuke yang sedang tidak memegang tangan Sakura sambil mengoyang-goyangkannya.
Sasuke mengernyit, ia melepaskan tangannya yang dipegang Shion. "Kenapa kau ada disini?" tanyanya datar.
Shion tersenyum manis. "Aku satu kelompok denganmu. Ino yang memperbolehkannya."
Sasuke melirik Ino seolah minta penjelasan darinya.
"Shion di sini karena tidak punya teman kelompok, dan kepala sekolah menyuruhnya agar satu kelompok dengan kita," jelas Ino yang mengerti dengan lirikan Sasuke.
Sasuke menganguk. Ia tidak peduli dengan Shion yang satu kelompok dengannya. Tidak, selama gadis itu tidak menyentuh Sakura.
Sedangkan Shion tersenyum senang melihat Sasuke mengangguk tanpa menolak.
"Kalau begitu ayo Sasu—"
"Ayo, Sakura." Sasuke mengambil alih tas Sakura dan menarik tangan gadis itu masuk ke dalam bis.
Shion menggigit bibirnya malu karena dicampakan oleh Sasuke.
"Sial!"
...
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/160670083-288-k376232.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Man | SasuSaku ✔
Teen Fiction[COMPLETED] Sasuke Uchiha, pria incaran yang dikenal dingin dan kejam, untuk pertamakalinya merasakan perasaan aneh yang membuat degub jantungnya menggila ketika bertemu murid baru yang ternyata adalah model terkenal. Sakura Haruno, seorang model ca...