1. Problem

191K 5K 75
                                    


Gadis itu mengkayuh sepeda bermerek Cannondale dengan design Woman ketempat dimana ia bisa menemui wajah lelah ayahnya. Mungkin bukan ayahnya saja karena tubuhnya pun ikut lelah setelah banyak aktivitas kuliahnya dibidang hukum.

Ya tujuan hidupnya adalah untuk menjadi pengacara handal yang cerdas, jujur dan yang paling penting adalah mengutamakan dan menaati hukum yang ada di Negaranya. Banyak orang berpendapat jika pengacara hanya menjual kebohongan dan pasal hukum sebagai senjata, namun nyatanya masih banyak orang seperti dirinya yang ingin menegakan kebenaran bukan kebohongan.

"hai dad"sapanya seceria mungkin menyembunyikan rasa lelahnya.

Waktu sudah menujukan tepat pukul 9 malam dan itu waktunya ayahnya menutup bisnis kecil keluarga mereka dibidang laundry.

Winters Laundry nama yang ayahnya sematkan pada toko Laundry-nya

"hai sweety...bagaimana kuliah mu hari ini?"tanya ayahnya yang masih sibuk mengepak sebuah pakaian ke dalam plastik agar tidak kotor.

"sangat menyenangkan...hari ini aku mempelajari tentang pasal hukum HAM dan beberapa materi hukum lain yang harus segera ku kuasai" Cerita gadis yang masih berusia 20 tahun itu kepada ayahnya.

"itu bagus sayang, dad yakin kau bisa"

"dad, bukankah sudah saatnya toko laundry kita tutup?"gadis itu menatap wajah ayahnya dengan cemas karena terlihat begitu lelah.

"yah kau benar sayang, ini adalah pakaian terakhir yang harus ayah antarkan" menghela nafas sejenak saat menatap iba pada ayahnya. Toko Laundry mereka sangatlah kecil dan ayahnya hanya memiliki dua karyawan yang tidak tetap dan keduanya sudah pulang beberapa jam yang lalu.

"biar aku saja..."

"tidak kau pulanglah lebih dulu, biar ayah sendiri yang mengantarkannya"ucapnya sambil mencoba tersenyum.

Namun tiba-tiba ayahnya memegang dadanya yang terasa sakit. Ia mati-matian menahan rasa cemasnya.

Gadis itu tahu ayahnya sedang mencoba menembunyikan hal itu. Kehidupan ia bersama ayahnya memang tergolong biasa saja namun mereka masih banyak memiliki kekurangan.

Itulah mengapa gadis itu belajar mati-matian untuk mempertahankan beasiswanya hingga nanti mendapatkan gelar sarjana hukum dan menjadi seorang pengacara.

Namun dibalik semua itu, Ia memiliki tujuan dan ambisi lain mengapa ia harus menjadi seorang pengacara.

"kali ini biar aku saja, lagi pula aku yakin tempatnya tidak jauh dari sini" ayahnya menimang ucapan putrinya dan tahu jika tatapan itu tidak ingin di tolak.

"baiklah...tempatnya memang ada di gedung apartemen Golden, ini kau bisa melihat alamat lengkapnya di kertas ini"

Apartemen golden memang terletak tidak jauh dari tempat bisnis laundry ayahnya, dengan berkayuh sepeda 15 menit saja ia akan segera sampai ditempat tujuan.

"Carly..."panggil ayahnya dengan tenang.

"yes dad?"

"hati-hati di jalan" Carly mengangguk menanggapi ucapan ayahnya sebelum ia mengkayuh sepedanya ketempat dimana ia harus mengantarkan pakaian laundry.

  Carly Hope Winters- itulah nama panjang yang telah di berikan oleh ibu yang sudah terlebih dulu meninggal setelah mengetahui anak laki-laki yang dicintainya mati bunuh diri.

Kesedihan dan kebenciannya akan sosok kakak laki-lakinya akan selalu menjadi tinta hitam yang sulit hilang dalam memorinya. Namun karena kepedihan dan memori itulah yang membuatnya yakin akan suatu hal jika ia benci akan cinta, ia selalu menganggap cinta akan membuat seseorang menjadi bodoh seperti kakaknya yang mati bunuh diri. Dan untuk itulah ia bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak jatuh dan mengenal cinta pada siapapun.

Can't Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang