5. Dress

76.9K 3.4K 32
                                    

Mata coklat Carly yang teduh terus menatap lurus, melamunkan sesuatu. Pikirannya melayang pada sebuah bayangan yang terus melekat dan terjadi selama dua hari ini.

Dua hari? adalah waktu yang sulit untuk melupakan bayangan ciuman panas yang David Logan berikan padanya. Astaga bahkan dirinya membalas ciuman itu.

Carly bahkan mengingat bagaimana ia harus menghirup udara lebih banyak karena rasa aneh yang tidak bisa hilang dalam tubuhnya. Namun semua kini sesuai dengan harapannya, hutang ayahnya sudah lunas dan toko laundry milik keluarganya juga dapat terselamatkan.

Meskipun ayahnya masih bertanya-tanya teman macam apa yang Carly miliki yang mau melunasi hutang satu juta dolarnya. Dan lagi-lagi Carly harus meyakinkan ayahnya jika temannya sangat baik dan memiliki segalanya hingga mereka memiliki waktu yang banyak untuk mengembalikannya.

Meski Carly tahu jika ia telah berbohong pada ayahnya tentang uang itu ataupun tentang perjanjiannya dengan David Logan. Ia hanya berharap ayahnya akan selalu hidup dengan baik bersamanya.

Carly kembali menyentuh bibir ranumnya saat nama David terucap begitu saja dalam benaknya, ciuman itu sepertinya memiliki pengaruh tidak baik dalam otaknya.

"aku yakin jika kau sedang berpikiran mesum saat ini"ucap Jessica yang ternyata sudah duduk disampingnya semenjak ia melamun di ruang perpusatakaan.

Seperti tersentak akan sebuah kebenaran, Carly dengan segera mengeyahkan pikian ciumannya itu dan bersiap untuk menyangkal ucapan Jessica.

"tidak...aku tidak sedang berpikiran hal itu"sangkal Carly yang kembali memfokuskan dirinya pada buku hukum yang ada didepannya.

"berhenti menyangkalnya Miss Winters, kau tidak bisa menyembunyikan apapun dari ku. Jadi siapa pria yang sedang ada di otak mu saat ini?"

"pria?"ulang Carly seolah bingung dengan pertanyaan temannya.

"yah pria!...tunggu maksud mu bukan seorang pria? kau seorang lesbian" Jessica menekan kata lesbian dengan begitu lantang, dan hampir terdengar oleh semua mahasiswa yang ada di perpustakaan.

"Jessica Kayden"geram Carly yang merasa malu karena kini beberapa orang menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa ia artikan.

"ups! okay i'm sorry..."

Carly menghela nafasnya berusaha untuk tidak marah, dia segera menutup bukunya meraih tas selempangnya dan berjalan meninggalkan tatapan mahasiswa lainnya. Dan teman bodohnya itu yang tidak mengerti jika ia sedang menahan rasa kesalnya masih sibuk membuntuti di belakangnya.

"aku sudah bilang sorry okay?"omel Jessica dengan suara manjanya saat Carly terus saja berjalan mengabaikannya.

Carly menghentikan langkahnya, lalu membalikan tubuhnya dengan kesal kepada Jessica. Carly tahu jika ia tidak akan pernah bisa marah pada sahabat baiknya itu. Entahlah Jessica seolah mempunyai aura menyenangkan meski itu terkadang menyebalkan untuk Carly,

"okay, aku memaafkan mu...jadi berhenti mengikuti ku karena aku ingin pulang" Carly kini sudah tidak lagi bekerja sebagai penjaga perpustakaan semenjak penjaga perpustakaan yang lama kembali dari cutinya. Sehingga kini kegiatan Carly setelah mengikuti mata kuliah ia akan segera ke toko laundry untuk membantu ayahnya.

"oh ayolah Carly ini masih terlalu sore untuk mu pulang, lagi pula Ryan menyuruh mu untuk datang ke Ruangannya hari ini"

"what? Kenapa ia menyuruh ku untuk menemuinya, ku pikir aku tidak membuat masalah selama perkuliahannya"

"oh Carly...kau pikir aku punya jawabannya! mana aku tahu, ia hanya menyuruh ku agar kau datang ke ruangannya, dan meskipun aku mendesaknya untuk tahu dia tetap akan bungkam. Malah dengan sok berwibawanya ia mengatakan jika itu bukan urusan ku. Dan kau tahu? aku masih marah karena ucapannya itu" Jessica memutar matanya sebal, saat kekasihnya sekaligus dosen filsafat hukumnya itu tidak ingin ia mencampuri urusan perkuliahan sahabatnya. Dan bersikap seolah tidak ada hubungan apapun diantara mereka.

Can't Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang