1

9.8K 296 4
                                    

Gadis itu mengerutkan dahinya, merasa aneh akan tatapan mahasiswa/wi yang tengah menatapnya sekarang.

"Apa ada yang salah dengan penampilanku?"

Gumamnya. Gadis itu mencari cari ruangan yang dia tuju. Dia tengah mencari kelasnya. Kebetulan dia baru pindah.

"Hey"

Seseorang menyapa gadis itu, dan mengulas sebuah senyuman yang manis.

"Hai?"

"Aku Kendall Jenner, dan kau?"

Gadis itu mengulurkan tangannya, dan gadis dihadapannya menjabat tangan gadis itu.

"Candice Swanepoel, panggil aku candice"

Candice mengulas senyum yang tak kalah manis kepada Kendall.

"Nama yang cantik seperti orangnya, sepertinya kau baru disini?"

Candice menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan mengangguk perlahan.

"Ah i see, kelas apa yang kau cari?"

Candice memberikan selembar kertas yang sedari tadi ia genggam kepada kendall. Kendall melebarkan senyumnya.

"Kau dan aku akan berada dikelas yang sama. Matematika, sepertinya kita akan menjadi teman candice"

Kendall mengapit lengan candice dan berjalan menuju kelas yang candice cari.

"I'd love too"

Candice tersenyum kearah kendall, gadis itu bersyukur mendapatkan teman baru semanis dan secantik kendall dia tidak perlu mencari cari orang untuk menolongnya karena Tuhan mengirimkan Kendall kepadanya.

******

CandicePOV*

"Jadi kau akan ikut apa?"

Kendall menggigit burgernya, kebetulan kami tengah berada di kantin. aku menggelengkan kepalaku. Merasa bingung harus mengikuti kegiatan apa di kampusku yang baru ini.

"kau mengikuti kegiatan apa?"

Tanyaku kepadanya yang tengah berkutat dengan burgernya, Terimakasih kepada Tuhan yang berbaik hati kepadaku dengan mempertemukanku dengan kendall, gadis ini sungguh baik sekali. Dia menemaniku mengelilingi kampus ini layaknya seperti pemandu wisata dia ini friendly, aku rasa dia akan menjadi temanku.

"Aku tidak mengikuti kegiatan apa apa"

Aku menaikan sebelah alisku mendengar pernyatannya.

"Kenapa?"

Aku mulai memakan spagettiku. Dia mengangkat bahunya acuh.

"Membosankan. Cukup sudah tugas tugas yang membebaniku. Aku tidak ingin menambah kegiatan yang lain, aku hanya ingin fokus dengan jurusanku saja"

Tuturnya, well aku rasa aku akan mengikutinya. Aku tidak akan mengikuti kegiatan disini aka ekstrakulikuler disini.

"Well, aku juga tidak akan mengikuti kegiatan apapun. Aku setuju denganmu, ini semua membosankan"

Aku ikut ikutan mengangkat bahuku acuh. Aku menggeser piring spagettiku yang sekarang sudah kosong. Aku dapat melihat Kendall yang tengah membersihkan saus yang berada sela sela bibirnya.

"apa aku akan berada dikelas yang sama lagi denganmu?"

Tanyaku kepada kendall. Kendall menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu, coba mana jadwalmu"

Tanya kendall, aku mengambil tasku dan mengeluarkan jadwalku. Kendall mengambilnya dan membacanya.

"Musik? Kau mengambil jurusan musik?"

Tanyanya, ada nada kaget disana. Aku menganggukkan kepalaku. Kendall menggelengkan kepalanya samar.

"Candy, sebaiknya jangan ambil jurusan itu"

"Memangnya kenapa?"

"Aku sarankan kau kel---"

"Uhm, maaf Ms.jenner. Aku mendengar kalian tengah membicarakan musik disini? Apa aku boleh bergabung?"

Seseorang memotong ucapan kendall. Kendall membelakakkan matanya saat seorang pria duduk disampingku.

"Bo-leh"

Pria itu menatapiku dengan tatapan yang menurutku menjijikan. Entah kenapa aku mulai risih dengan tatapan pria ini.

"Kendall, aku pergi ke toilet dulu ya"

Aku berpamitan kepadanya, kendall menganggukkan kepalanya.

"Perlu kutemani honey?"

Aku merasakan tangan pria itu berada tepat dibokongku. Sialan.

*PLAK*

"Dafaq?! Berani beraninya kau?!"

Teriak pria itu kepadaku.

"Seharusnya aku yang berteriak kepadamu. Dengan beraninya kau memegang bokongku, kau pikir kau ini siapa? Bajingan"

Ucapku kesal. Siapa dia berani beraninya memegang bokongku.

"Candy"

Aku mendengar kendall berbisik disebelahku.

"Kau belum tau siapa aku nona"

"Memang, dan rasanya aku tidak perlu mengenalimu. Tidak penting. Ayo kendall"

Aku menarik tangan kendall mengajaknya pergi dari kantin. Belum 4langkah aku melangkah, tiba tiba aku merasakan seseorang menarik rambutku.

"The fuck"

Tukasku. Aku memutar tubuhku ingin melihat siapa yang berani beraninya menarik rambutku.

"Bitch, berani beraninya kau menampar Josh. Kau ini anak baru jangan banyak bertingkah"

Ucap gadis brunette itu. Apa perduliku? Aku menarik tangannya yang berada disekitar rambutku dan menghempaskannya.

"Dengar ya nona, kau tidak tau apa apa. Jadi sebaiknya kau diam tutup mulutmu"

Aku menunjuk kearahnya, dan membalikkan tubuhku.

"Dasar Jalang hahaha"

Sialan. Dia mencari gara gara denganku. Aku membalikkan badanku melangkah kearahnya, aku mengambil sebuah minuman entah milik siapa dan menumpahkan minuman itu tepat diatas kepalanya.

"OH MY GOSH. YOU!"

Teriaknya.

"Dengar ya nona, sebaiknya kau jaga mulutmu itu. Dan jaga sikapmu, kau fikir aku takut kepadamu? Hell no. Jangan pernah kau menggangguku"

Ucapku. Pipinya memerah hendak menangis.

"Kau tidak tau tengah berusan dengan siapa Candice Swanepoel"

Ucap pria yang bernama Josh. Sebentar.... kenapa dia tau namaku?

Pria itu pergi begitu saja dan meninggalkan gadis brunette tadi. gadis itu melangkah pergi sembari menggerutu.

aku mengangkat bahuku acuh dan membalikkan badanku.

"Kau sedang berada dalam masalah yang besar Candy"

Ucap kendall. aku meneguk ludahku, apakah pria yang tadi sungguh menyeramkan?

"memangnya mereka siapa?"

tanyaku polos.

"Josh Bieber dan Selen Gomez"

seketika aku menegang ditempatku.

"Jangan bilang dia adalah pria yang kau ceritakan kepadaku saa--"

"Memang dia orangnya candy, dia orangnya"

Ucap Kendall, aku menelan ludahku.

"Mati Aku"

TITANIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang