problem solving

1.3K 73 3
                                    

Sendiri itu menyenangkan. Hanya saja sepi terkadang usil mengusik.

-Almira aresha

happy reading!

Pa Sukma—guru Matematika yang terkenal kiler juga tukang korupsi waktu itu baru saja meninggalkan kelas saat bel istirahat pertama sudah berbunyi lima menit yang lalu. Siswa-siswi kelas Mira langsung bersorak-sorak, terutama laki-laki yang memang sengaja tentunya. Ada juga siswinya yang meloncat-loncat kegirangan, ada juga yang lebih memilih ke kantin untuk mengisi perut yang mungkin sudah keroncongan dari pagi. Dan sisanya lebih memilih untuk tidur,memanjakan otaknya yang baru saja diajak muter-muter, seperti Zaflan dan beberapa anak lelaki lain contohnya.

Lain halnya dengan murid lain yang sibuk sana-sini. Nata, justru sibuk mengusir anak kelas, dibantu oleh Pelangi, sementara Sera hanya diam saja. Beberapa murid yang tadinya sedang tidur sudah beranjak keluar dengan malas-malasan, Nata berhasil mengusir mereka. Bahkan Mira bisa melihat diantara mereka yang mengomel secara terang-terangan karena tidak terima jam tidurnya diganggu oleh Nata dan Pelangi.

Mira pikir Nata dan Pelangi sudah selesai dengan acara pengusiran mendadaknya. Tetapi, tak lama suara cempreng Nata terdengar kembali dengan nada lantangnya.

"Cepetan keluar deh! Lo sekolah tidur mulu kerjaannya," sentak Nata, berusaha tidak tersulut emosi. Dari tadi, memang cuma dia yang susah di ajak kerjasamanya, padahal keluar sebentar saja apa susahnya sih.

Zaflan berdecak lidah. "Tidur juga termasuk dalam peristirahatan. Sekarang kan jam istirahat, jadi apa salahnya gue tidur? Makanya otak tuh jangan cuma diisi makanan doang."

Nata memelotot tak terima, dia menggebrak meja dengan keras hingga Zaflan langsung berdiri tegak dan mengusap dadanya. "Enak aja lo kalo ngomong! Otak gue itu penuh dengan materi. Lagian makan juga penting, kalo ga makan orang juga bakal mati!"

"Orang yang gendut pasti bakal bilang kaya gitu," ujarnya memutar bola matanya.

"APA!" Nata berteriak kesal. Dia mengangkat kedua tangannya saking kesalnya, membuat seolah-olah ingin mencakar. "Ihhhh! Lo tuh ngeselin tau ga!"

"Udah dong! Kaya anak kecil aja deh kalian. Fokus dong, Nat, fokus!" Pelangi melerai sekaligus mengingatkan Nata pada tujuan pertamanya.

"Dia yang mulai duluan." Zaflan melirik Nata.

Dan Nata langsung peka,membalasnya dengan pelototan tajam. "Lo yang ngeselin!"

"Dih, lo yang mulai masa gue yang—"

"Udah deh! Mending lo keluar. Udah ditungguin tuh sama pacar tersayang!"

"Mana?" Zaflan menjulurkan kepalanya keluar jendela. "Boong ya lo!" tuduhnya.

"Orang serius juga."

"Mana, dimana sih?"

"Tuh di got," jawab Nata cepat, sesaat dia berkata kembali. "Ya didepan kelas lah, bego banget sih lo!"

Zaflan langsung berdiri dari tempatnya, dia mendorong Nata hingga cewek itu hampir saja terjungkal ke belakang dan detik kemudian jeritan Nata menggelar dengan sumpah serapahnya.

Sementara Zaflan hanya tertawa sambil berjalan tanpa beban. Mira menahan tawanya mendengar perdebatan antara Zaflan dan Nata.

"Lo kenapa jadi sensi gini sama dia? Padahal kan harusnya lembut-lembut gitu biar aksi menikung lo lancar," bisik Pelangi.

"Gue lagi laper makanya emosi gue langsung naik."

Mira menggeleng-geleng kepala, ia tak habis pikir pada pemikiran cewek itu, ternyata ada yang lebih gesrek juga darinya. Lalu, Mira beranjak keluar kelas. Saat baru saja didepan pintu tiba-tiba tangannya ditarik ke belakang oleh seseorang. Mira membalikan badannya dan menemukan Pelangi, Nata dan juga Sera.

Tell Me Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang