(biar adem bacanya wheee)
Happy reading!
"Ini pena lo, gue balikin." Mira memberikan penanya pada Nata setelah ia selesai menulis. "Tapi besok pinjem lagi, ya."
"Sekalian aja gausah dibalikin." Nata mencibir.
"Titip. Kalo di gue suka ilang sendiri," katanya seraya berjalan ke suatu arah.
Nata mendengus. Memang selalu begitu, mengira bahwa pena yang dipinjamnya itu selalu hilang sendiri. Padahal Nata sendiri tau kalau Mira tak sengaja menaruhnya disuatu tempat. Dan jika ditanya kemana pena itu? Dia menjawab penanya hilang sendiri, padahal dia lupa menaruhnya dimana. Nata sudah terlalu hapal gelagat Mira."Ayo ke kantin!" seru Mira mengomande teman-temannya. Dia berjalan terlebih dahulu, Pelangi dan Nata sedang membereskan bukunya masing-masing. Disa dan Sabia yang biasanya sudah nangkring didepan pintu kelas Mira, kini sudah ke kantin duluan. Mira pikir, dia akan menunggu teman-temannya dulu, dia tidak berani berjalan seorang diri ditengah ramainya kantin.
"Mau kemana?" tiba-tiba saja Sera muncul didepan pintu dengan membawa beberapa buku paket ditangannya.
Mira mengelus dadanya karena kaget. "Nagagetin aja lo. Gue mau ke kantin."
Sera sedikit tertawa. "Mending lo ke ruang BK aja."
"Dih ngapain."
"Dipanggil Bu Aylen tadi."
Wajah Mira berubah kaget. "Serius lo?"
"Iya." jawab Sera sambil berlalu.
Bahu Mira langsung merosot kebawah. "Boleh kabur ga sihhhh!" teriaknya frustasi.
"Udah sana, makan siang udah nunggu tuh!" teriakan Pelangi yang mengejeknya membuat Mira mendelik ke arah cewek itu.
Padahal kan disini Mira adalah korban. Tetapi tetap saja dia yang disalahkan oleh Bu Aylen. Mira menyeret kakinya dengan ogah-ogahan. Langkahnya tak tentu, sesekali cepat, sesekali pula melambat.
Dari raut wajahnya saja sudah tertebak, kalau cewek itu sedang deg-degan parah. Jari-jarinya terus saja menaut, dia takut Bu Aylen menyuruhnya untuk menghadap Kepala sekolah. Gini-gini juga Mira punya rasa takut. Kalo Bu Aylen masih bisa dia urus. Tetapi kalau kepala sekolah, beda lagi urusannya.
Menghembuskan napas berat, akhirnya dia sampai didepan pintu nerakanya sekolah, apalagi kalau bukan ruang BK yang penghuninya adalah Malaikat yang hobinya marah-marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why?
Teen FictionTerimakasih sudah mematikan harapan. Setidaknya sekarang aku tau untuk siapa hatimu. Setidaknya sekarang, sudah tidak ada lagi alasan untuk aku menggapaimu kembali. *** Dulunya, Almira dan Riga sangatlah dekat. Banyak ora...