Dari banyaknya hal yang terjadi diantara kita, mengapa baru sekarang saya merasakan sesuatu aneh itu?
Riga. G
HAPPY READING!!
kasih tau typo dll!
-"Mau pulang bareng?" tanya Riga pada Aira
"Nggak usah, gue bareng Farid aja," balas Aira masih memainkan laptopnya.
Riga memicingkan matanya, menatap Aira dengan Farid secara bersamaan. Keduanya membalas tatapan Riga namun detik berikutnya Aira menunduk dan Farid kembali ke aktivitas semula.
"Serius?" Riga memastikan kembali.
Dan Aira mengangguk tanpa membalas tatapan dari Riga. "Iya."
Helaan langsung terdengar dari Riga. Aira memang sudah kembali ke semula, mereka memang sudah saling menyapa kembali, tetapi entah mengapa Aira sedikit berbeda. Dia ... Lebih sedikit menjaga jaraknya dengan Riga dan juga lebih sering terlihat bersama dengan Farid.
"Oke." putus Riga, lalu mengambil sebuah laptop dan hoodienya yang tadi diberikan oleh Mira.
"Gue balik duluan, ya," katanya ke Aira kemudian pandangannya bealih ke arah Farid.
"Rid gue titip dia, ya. Baliknya jangan terlalu sore, jangan ngebut juga!"
Farid langsung menegakan badannya dan hormat. "Siap Raja! Saya akan memenuhi perintah Raja untuk menjaga tuan putri."
Riga mendengus, dia menghampiri Aira dan pamit. Setelah itu, Riga kembali ke kelasnya untuk mengambil tasnya. Saat dia ingin keluar kelas, dia dikejutkan oleh kedatangan Zaflan yang tiba-tiba. Riga mengusap-usap dadanya karena kaget.
"Gue kira siapa," katanya seraya melanjutkan jalannya, melewati Zaflan yang bersandar ditiang pintu kelas.
"Lo ngapain disini." Riga berkata kembali saat Zaflan sudah berada disampingnya.
Zaflan cengengesan, tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, gue nebeng, ya. Motor gue mogok tengah jalan."
Tatapan Riga langsung mendelik, dia mengangkat alisnya sebelah. "Berani bayar berapa lo?"
"Ebuset dah! Itungan amat lo sama temen," jeda. "Lagian gue cuma numpang doang ko, gak berniat minjem duit. Gue tau lo gak punya duit kan?"
Riga mendengus. Dia berjalan meninggalkan Zaflan, namun cowok itu masih bisa menyeimbangi. Zaflan tidak berdiam, dia menceritakan tentang beberapa kejadian yang dialaminya. Entah itu bersama pacarnya ataupun kejadian dirinya sendiri. Dia mengatakan kalau dia pernah mengajak Rima-pacarnya itu ke sebuah kedai kopi terkenal untuk merayakan hari jadinya yang ke 2bulan. Dia tidak tau kalau kopi-kopi disana mahal-mahal, dia tidak mampu membayar karena uangnya tidak cukup. Pada akhirnya dia menghampiri waiters diam-diam, takut-takut Rima mengetahuinya, menjadikan handphone mahalnya sebagai jaminan.
"Makanya, jangan sok-sokan ngopi-ngopi ditempat kayak gitu. Kalo dompet tipis mending ajak ke warung pinggir jalan, cari aman aja," komentar Riga.
Mata Zaflan langsung memelotot. "Iya, kalau cewek gue sigendut anak sebelah kelas kita," ujarnya menyebutkan Rina-cewek yang disebut gendut itu, yang merupakan tetangga kelas mereka. "Ini kan Rimaaa, mamen! Dia mana mau diajak ke tempat begituan. Lagian tengsin gue, tampang justin bieber makannya dipinggir jalan."
Langkah Riga sontak berhenti, matanya langsung menatap Zaflan dengan tatapan tajamnya. Yang ditatap hanya mengangkat alisnya saja. "Apa?"
Riga tidak menjawab, dia meneruskan kembali langkahnya. Dan Zaflan kembali bercerita. Zaflan bilang, dia pernah diam-diam memanjat pagar rumah Rima malam hari, hanya untuk mengantar makanan karena Rima bilang dia kelaperan. Namun sialnya dia ketahuan oleh warga dan dia disangka maling. Zaflan ditarik oleh warga-warga ke rumah RT, dia ditanya-tanya, tetapi warga itu tidak percaya saat Zaflan mengatakan hal yang sebenernya. Untungnya, Rima datang dan menjelaskan. Dan Zaflan, menganggap semua itu adalah sebuah perjuangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why?
Ficção AdolescenteTerimakasih sudah mematikan harapan. Setidaknya sekarang aku tau untuk siapa hatimu. Setidaknya sekarang, sudah tidak ada lagi alasan untuk aku menggapaimu kembali. *** Dulunya, Almira dan Riga sangatlah dekat. Banyak ora...