unplanned meeting

1.1K 59 10
                                    

Orang bilang pertemuan pertama dapat menyisakan rasa penasaran. Kita lihat saja nanti.
will i be curios about you?

Almira Aresha
.

happy reading!
__

Setelah mata pelajaran kedua selesai, Mira segera melesat ke kantin, dia sempat mampir ke toilet sekedar mencuci mukanya. Teman-temannya sudah berkumpul dan memakan makanannya masing-masing. Mira menghampiri dan mencomot batagor milik Pelangi kemudian duduk disebelah Disa.

"Jorok, ihh!" rajuk Pelangi, menjauhkan makanannya dari jangkauan Mira.

Mira hanya tertawa kecil dan bersandar pada kursi. "Tadi gue ketemu ka Aira ditoilet, liatin gue terus. Kaget sumpah."

"Serius lo?!" reaksi Sabia berlebihan.Suaranya yang menggelegar membuat Sera kaget sekaligus tersedak makananya sendiri.

Sabia hanya menyengir menatap Sera, lalu tatapannya kembali ke arah Mira. "Jangan-jangan lo mau dilabrak, Mir. Temen-temen kelasnya kan pada sangar tuh."

"Santai, Mir. Ada gue ko," kata Disa menepuk bahu Mira berkali-kali.

Mira mengedikan bahunya acuh.

"Ka Aira gak mungkin kaya gitu." Sera membela, menentang apa yang dibicarakan Sabia dan Disa. Dia tau betul karakter Aira bagaimana.

"Ya, mungkin aja, siapa tau dia gak terima Riga deketin Mira lagi, yakan?" Sabia mengangkat sebelah alisnya memandang Sera.

Mira memelotot. "Dih! Siapa juga yang deket."

"Yang kemaren ke UKS?"

Mira menghela napas berat, rupanya kejadian kemarin disalahpahamkan oleh teman-temannya. Mungkin tidak temannya, orang lain juga bisa jadi berpikiran seperti itu.

"Cuma bantuin sekali aja gak mungkin dibilang deket sabiaaaa!" lama-lama Mira geregetan juga.

"Iyanih. Bia suka ngaco, lagian kayaknya Ka Aira lagi deket sama Ka Farid deh." perkataan Sera barusan berhasil membuat kelima temannya memandangnya tak percaya.

Disa yang pertama kali tersadar langsung mencodongkan badannya ke arah Sera.

"Tau darimana lo, Ser? Tumben gercep banget nyaring gosip." sambar Disa tak percaya. Dia saja tidak tau gosip ini, tetapi kali ini sudah didahului oleh Sera. Disa jadi merasa tersaingi.

"Farid yang ketua basket itu?" Sabia melihat Sera mengangguk. Wajahnya langsung berubah lesu. "Duhh, potek hati gue."

"Katanya lo suka sama Ka Lendra? Plinpan," cibir Pelangi malas.

"Ka Lendra tuh susah dideketinnya, Ngi. Gue mau beralih sama Ka Farid, eh tau-taunya udah ada yang gebet juga. Sedih banget jadi gue." Sabia memegang dadanya dramatis, detik selanjutnya dia merengut karena dilempari snak oleh temannya.

"Akhir-akhir ini gue sering liat Ka Aira sama Ka Farid pulang bareng," kata Sera melanjutkan perkataannya yang sempat terpotong tadi.

"Iya, gue juga liat!" Pelangi menyahut heboh.

Dan selanjutnya Mira tidak lagi mendengarkan obrolan mereka. Pikirannya terfokus pada satu titik. Apa mungkin sikap Riga kemarin-kemarin memang benar-benar drama semata. Atau justru hanya sekedar Pelampiasan karena Marah dengan Aira yang dekat dengan Farid? Mira geleng-geleng kepala, tidak mungkin. Riga tidak sedang mendekatinya, untuk apa Riga menjadikan Mira sebagai balas dendam atas perbuatan Aira. Iya, tidak mungkin.

"Mir?" tegur teman-temannya pada Mira yang sejak tadi hanya diam, memandang ke suatu arah dengan pandangan kosong.

"Hem."

Tell Me Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang