Hati ini miliku, terserah aku mau membawanya pada siapa. Kalau kamu nggak suka, ya nggak papa. Itu bukan urusanku.
Almira Aresha.
.
.No playing : Afgan, Setia menungg🎶
Happy reading:)
"Ini kalau Pak Jono ngadu ke wali kelas gimana? Bisa mati gue kena omel kakak gue!"
Nata mendengus mendengar cerocosan Pelangi. Dari tadi cuma dia doang yang tidak berhenti ngomong, Sera saja yang notabennya siswi terpandang karena peringkatnya keliatan santai-santai saja, tidak banyak ngomong ataupun mempermasalahkan acara bolos kali ini.
"Yaelah, Ngi, tenang aja kali! Kaya bolos pertama kali aja sih, lo," ujar Nata, mendelik tajam. Sengaja begitu, supaya Pelangi diam.
"Tenang apanya! Kalau beneran ketauan kakak gue gimana? Lo mana mau jajanin gue kan, kemarin aja minta ganti gegara siomay lo ketumpahan es. Padahal dikit doang!"
Nata terkekeh mendengar cibiran Pelangi. "Hidup itu dibawa santai, Ngi. Uang jajan gak ada, kan masih ada Sera.ya gak, Ser?" dia meminta persetujuan Sera.
Sera hanya mengangguk saja, nggak tau apa yang dikatakan oleh Nata.
Pelangi cemberut. Sebenarnya dia mau-mau saja bolos, apalagi sekarang sasaran tempat bolosnya adalah tempat makan. Dia paling suka makan. Tetapi masalahnya adalah kaka pertamanya itu, kemarin aja uang jajanya dipotong gara-gara wali kelas Pelangi ngelaporin kalau Pelangi sering tidur dikelas. Padahalkan Pelangi melakukan hal benar, dia hanya tidur dikelas kalau sedang mengantuk saja. Nah sekarang? Mungkin kalau wali kelasnya melapor lagi Pelangi akan mendapatkan hukuman lebih dari itu.
"Lagian kan ini tuh demi Mira." tambah Nata.
"Iya, iya." Pelangi memberengut.
Acara bolos ini memang karena Mira dan tentunya usul dari Disa. Mira tiba-tiba saja nangis dan meluk Nata sewaktu kami berkumpul ditepi lapangan. Awalnya sempat bingung, tetapi setelah Mira berhenti nangis, dia ngejelasin. Sebenarnya tanpa dijelasin juga kami sudah tau, kalau penyebab yang bikin Mira nangis itu pasti cuma dua. Pertama dikasih kucing oleh Sabia, karena dia memang takut kucing, kedua karena Riga.
Tentu saja alasan Mira menangis kali ini adalah opsi kedua. Riga, karena dia lagi. Mira bilang, dia liat Aira sama Riga dilapangan. Sudah biasa sih, luka yang Riga tanam mungkin itu sudah biasa bagi Mira. Tetapi tetap saja dia tidak berhenti menangis, katanya sakit aja kalau liat mereka.
Kemudian dengan sok pahlawan, Disa mengusulkan untuk membawa Mira saja dari sekolah, biar gak nangis lagi. Disa mulai menyusun rencana, tentu saja keluar dari sekolah atau mengelabuhi Pak Jono tidak mudah. Dia menyuruh Sabia, dan Pelangi untuk berpura-pura foto copy, padahal aslinya suruh cari dua taksi untuk mereka. Lalu, Sera yang berpura-pura pingsan dan digotong oleh Sabia, Mira dan Nata. Sementara dia sendiri berbicara dengan Pak Jono.
"Perasaan tadi baik-baik aja Neng Sera," kata Pak Jono sewaktu Disa bilang kalau Sera sedang sakit.
"Itu kan tadi, Pak. Dia kasian tau, kecapean, Pak Jono gak kasian apa?" Disa mulai mengeluarkan jurus melasnya.
"Kenapa gak ke Uks aja neng?"
"Dokter nya gak ada, cuti, lagi periksa kandungan." Dalam hati Disa tertawa, padahal tadi dia ketemu sama Dokter Uks dan badannya rata gak kembung alias hamil.
"Yaudah atuh, mana neng Sera nya, biar saya bantu."
"Gak usah, Pak." cegah Disa cepat. "Hehe maksudnya gak usah, takut ngerepotin. Bukain aja gerbangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why?
Teen FictionTerimakasih sudah mematikan harapan. Setidaknya sekarang aku tau untuk siapa hatimu. Setidaknya sekarang, sudah tidak ada lagi alasan untuk aku menggapaimu kembali. *** Dulunya, Almira dan Riga sangatlah dekat. Banyak ora...