19. Control

10.1K 1.7K 118
                                        

Kali ini para cecunguk ngumpul santuy dibawah pohon mangga yang berada disudut lapangan upacara, keduabelas siswa itu pada gabut soalnya kelas kali ini pada kosong lantaran guru sedang rapat dengan komite sekolah.

"Ohiya si tiang ga masuk yah?" tanya Felix mencari keberadaan sahabat pohon bambunya itu.

"Iya mau kontrol katanya, tadi gua ketemu sama ayahnya digerbang nitip surat sakit." jawab Sean.

"Pantes hawa dedemit agak berkurang." ujar Adnan menganggukan kepalanya paham.

"Dih dasar pala ketumbar." sindir Haikal tak terima sahabat cabenya dikatain sama makhluk penyot kaya Adnan.

Gio mendengus sebal meluruskan kakinya dan melempar kayu yang ia pegang dari tadi.

"Gabut banget." ujar Gio udah bosen korek-korek tanah.

"Sama anjir, ngapain kek." ucap Han.

"Kantin aja yuk." ajak Eric.

"Rame banget pasti ini mah." sahut Keenan.

"Ya lo kata kantin disekolah kita sebiji doang?"

Rakha yang sedari tadi sibuk bermain ponsel seketika mengembangkan senyuman manisnya, Jendra yang duduk disebelah Rakha menautkan alisnya melihat perubahan raut wajah sahabatnya itu.

"Nape lo?" tanya Jendra.

"Ha? Enggaaaa hehehe."

"Dih punya cewe yah lo?" tuding Jaevan.

"Kagalah, apaan sih lo kepo bener." sahut Rakha.

"Keknya Rakha lagi pms deh, sensi mulu." bisik Gama ke Adnan.

"Pms tiap hari gitu? Orang dia sensi ga mandang hari." sindir Adnan dan diberikan jari tengah sama Rakha.

"Sensi sensi, noh nenek lo make masker sensi. Gua lagi seneng aje." ujar Rakha kembali tersenyum manis.

"Iyeee lo seneng kenapee?" gemas Jendra ingin mnyaplok Rakha pake pot bunga.

"Dibagi duit sama bang Tio."

"Widihh banyak duit nih sabahat surgawi gua, traktir dong." sahut Sean.

"Yok mo makan apa lo ambil aja, sepuasnya sampai mabo." ucap Rakha.

"Duit lo berapa emang?" tanya Gama polos.

"Dibagi 100 juta buat jajan, kata bang Tio kalau ga abis dalam 3 hari gua dihukum katanya." ucap Rakha sembari cemberut.

"Rakha dihukum apa?" tanya Gio.

"Disuruh abisin duit 1M dalam seminggu, kan pusing jadinya." ujar Rakha sedih.

"PEGANGIN GUA! PEGANGIN GUA!" amuk Jendra ingin mengacak-acak hidup Rakha saat itu juga.

---

Hari ini jadwal kontrol Shaka dirumah sakit, jadi tuh bocah tiang ga masuk sekolah dulu sehari, pagi ini Shaka udah siap-siap buat berangkat bersama mamanya berdua doang soalnya ayahnya lagi ada kerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan.

"AYAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!" Jerit Shaka dari lantai dua rumahnya, tepatnya didalam kamarnya.

"HEH SHAKA TWICE JANGAN TERIAK-TERIAK, TOA LAKLAKAN LO? INI MASIH PAGI BODAT." teriak mama dari arah dapur.

Shaka menepuk jidatnya lupa bahwa mamanya lagi ga kekantor, Shaka tuh rada ngeri sama mamanya soalnya mamanya tegaan, ga mandang bulu kalau lagi emosi.

Mama-mama batak dilawan.

"KENAPA?" tanya ayah Shaka dari meja makan.

Ayah Shaka yang diteriakin sama anaknya beranjak dari duduknya dan menuju kamar anaknya yang ada dilantai dua.

3G || 00 Line [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang