36. Osis

8.6K 1.3K 127
                                        

Komplotan barongsai ini kemarin udah pada sepakat untuk daftar jadi pengurus OSIS dan mereka udah dapat formulirnya, siap untuk diisi biodata.

"Isi ga yah?" beo Shaka menatap lamat kertas itu.

"Isi aja, kan kemaren udah sepakat daftar semua." sahut Gio.

"Hmiya deh."

Sehabis mengisi formulir mereka keruang OSIS untuk mengembalikan formulir yang sudah diisi tadi.

"Bang!" seru Jendra melihat ketua osis baru mereka, kak Mark.

"Hmm?" jawab Mark.

"Udah berapaan yang mendaftar, bang?"

"Sekitar 25 orang, tapi kembaliin formulir baru lo."

"Oh gitu, makasih yah bang. Duluan." pamit Jendra.

"Yo."

Mereka jalan kembali kehabitatnya tak lain tak bukan kelas mereka, namun saat dipertengahan jalan ada adik kelas yang kemarin minta nomornya Gio menghadang mereka.

"Kak minta nomornya dong." ucap adik kelas itu kepada Gio.

"Minta sama Jaevan kalau mau." ujar Gio menunjuk Jaevan.

"Kok minta ama kak Jaevan? Kan itu nomor kakak." dengus adik kelas itu.

"Ga dibolehin sama Jendra ngasih orang sembarang nomor aku."

"Lah?"

"Kalau mau, minta sama Jaevan, duluan." pamit Gio meninggalkan adik kelas itu.

"Cih coba bukan disuruh kak Nolan gue juga ogah minta nomor lo, anjing."

Saat mereka tiba didepan kelas mereka melihat ada 3 bocil kematian udah rebahan dibawah papan tulis sembari bermain ponsel.

"Dari mana aja, bang?" tanya Alin.

"Kembaliin formulir OSIS." ucap Jendra duduk dikursinya.

"Pada daftar? Semua?"

"Ho'oh."

"Mantap! Keren banget abang-abang gue, ntar gue mau juga ah ikut OSIS biar bisa tebar pesona." tekad Alin mengepalkan tangannya semangat.

"Agak laen lo emang ckckck." sindir Haikal.

"Ngapain? Ga belajar?" tanya Rakha.

"Engga ge, pak Bagas kaga masuk. Ikan cupangnya lagi lahiran katanya, mana prematur lagi kasihan." ujar Clayton.

"Pak Bagas mah dari kemaren kek gitu, pokoknya tiap minggu kucingnya atau engga cupangnya yang lahiran." ucap Sean menggeleng dengan kelakuan gurunya itu.

"Tapi ga papa juga sih, mayan ga belajar hehe." sahut Juan.

"Abang ga belajar emang?" tanya Clayton.

"Ga tau, pak Dion kaga masuk, kemaren pak Sulihin dibegoin sama Haikal sampai ga masuk." sahut Eric.

"Begoin gimana?"

"Bocah ga usah tau, ntar malah ngikutin lagi, ini sesat soalnya." ujar Gio sok dewasa.

"Dih bocah ngomong bocah." ejek Alin gemas.

"Udah... " timpal Jaevan.

"Kan pada jam kosong nih mending kita keliling sekolah gitu, godain dek kelas, kali aja ada yang nyantol." usul Keenan dan mendapakan toyoran gratis dari Adnan.

"Lu aja sana, ga usah hasut anak-anak gua." sinis Jaevan.

"Ayo, ntar sekalian mampir dikantin, gue laper." ucap Rakha beranjak dari duduknya.

3G || 00 Line [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang