9. Ternyata

13.3K 2.3K 391
                                        

Setelah dirawat selama seminggu di home sick akhirnya Gio pulang dan kembali beraktifitas seperti biasanya akan tetapi tidak boleh banyak gerak dulu soalnya tulang rusuknya masih rawan, ntar kalau retak kembali kan ngeri.

Dan komplotan barongsai ini lebih overprotektive kepada Gio, katanya takut diculik lagi. Pelopor keoverproktektivan Gio itu si Jaevan, emak jejadiannya :')

Entah dari mana asalnya Jaevan mendeklarasikan bahwasanya dirinya itu adalah mamanya Gio dan Gio adalah anaknya.

Seperti saat ini komplotan barongsai pada ngumpul di rooftop, mereka tidak bolos kok tetapi guru-guru pada rapat bareng komite jadi yah bisa dibilang lagi jam kosong. Surganya para pelajar, mending ae jam kosong tau dari pada libur sekolah.

Terlebih lagi saat ini kelas Haikal dapat giliran ulangan harian kimia tapi tertunda dikarenakan rapat guru itu. Saat pengumuman berkumandang Haikal secara tak sadar tiba-tiba salto dari atas mejanya dan membuka seragamnya.

"WOHOOOOOOO ASIQUEE GA JADI ULANGAN, TERIMA KASIH YAALLAH TELAH MEMBERI HAMBA REJEKI YANG SANGAT BERLIMPAH HARI INI." seru Haikal dramatis.

"Heh tolol mau lo selebrasi sampai Qatar, ulangan harian tetep dilaksanain minggu depannya." celutuk Keisha, teman sekelas Haikal.

"BODO AMAT INTINYA SEKARANG KAGAAA ULANGANNN!!!"

Sementara Jendra menghela nafas kecewa, kenapa? Karena ulangannya ga jadi dilaksanain padahal mah Jendra udah capek-capek belajar sampai subuh ujung-ujungnya ga jadi. Jendra kan sedih :(.

Para komplotan barongsai ini sedang makan bareng di rooftop, mereka hari ini sepakat membawa bekal kesekolah jadi ga perlu ngantri lagi dikantin.

"HANN BAGI PERKEDELNYA DONG." pinta Felix.

"WOY ANJING UDANG GUE JANGAN DICOLONGGGG!!" pekik Jaevan menjambak rambut Haikal.

"MINTA DIKIT DOANG ELAH."

"JAUH-JAUH LU DARI BEKAL GUE BANCIII." usir Rakha menjauhkan kotak bekal emasnya dari jangkauan rakyat jelata Haikal.

Yang lain pada rusuh saling mencomot bekal satu-sama lain sementara hanya Adnan, Jendra dan Shaka yang anteng.

Shaka? Anteng? Yakali.

Tapi emang. Iya sekarang Shaka lagi anteng entah karena apa gaada yang tahu nih bocah cacingan kenapa. Gama menatap bekal Shaka yang belum disentuh sama sekali.

"Shak, bagi telur lu dikit yah." ujar Gama menyendok telur dadar punya Shaka.

"..."

Shaka tidak menjawab permintaan Gama, dia hanya menatap kosong pintu keluar rooftop.

"Shak..." panggil Gama lagi.

"Woyy cabeee." kali ini Jendra memanggil Shaka, namun nihil.

Tanpa diduga sediktpun Shaka yang sedari tadi hanya diam menatap kosong pintu rooftop tiba-tiba berteriak membuat yang lainnya terkejut bukan main.

"AAAKKHHHHH AINGGGG MAUNGGGGGG MUAHAHAHHAHAHAHA."

"KYAAAAAAAA." jerit Han.

Yang lain pada panik menyelamatkan dari dari terkaman maung Shaka, Haikal dengan segala kelicikannya mencomot daging rendang punya Rakha.

"WOY WOYY SI SHAKA KENAPAA?!!" panik Eric.

"ARRRRGGHHHHH HAHAHAHAHAHAHAHAH!" Kali ini Shaka ketawa tapi suara nya jadi suara perempuan.

Adnan menyimpan sendok makannya dan mendengus sebal lalu menghampiri Shaka.

"Mau apa lu?" tanya Adnan malas.

3G || 00 Line [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang