A Quiet Love [PJM] ✔

00

Halo, cerita ini udah selesai sampai akhir. Tapi aku harap kalian pembaca baru tetep untuk vote dan comment yaaa... thanks😊💜

●●●

Tuk!

Jimin mengaduh saat menyadari seseorang melemparkan kaleng hingga mengenai kepalanya.

"Astaga, aku minta maaf Jim..." gadis itu berlari dan menghampiri Jimin.

Jimin hanya mengangguk- ngangguk tanda memaafkan.

"Aku kesal sekali hari ini Jim." Jimin mengernyitkan dahi. "Ayahku akan menikah lagi Jim. Aku tidak suka ibu tiri. Bagaimana jika aku ditelantarkan? Bagaimana jika aku tidak diberi makan? Bagaimana jika-,"

Jimin menyumpal mulut gadis itu dengan rumput- rumput yang ia cabut secara kasar.

"Jimin!!!" Gadis itu berteriak dan kembali memukul Jimin membuatnya mengaduh. Jimin mengarahkan telunjuk ke mulutnnya, tanda menyuruh gadis itu untuk diam.

"Baiklah aku diam. Aku sadar aku memang berisik. Jadi, maaf.." Gadis itu menunduk, membuat rambut sebahunya sebagian jatuh menutupi pipinya.

Jimin menyingkirkan rambut gadis itu, mengintip keberadaannya.

"Jangan diintip Jim! Aku jelek saat menangis." Jimin tersenyum dan menghapus air mata gadis itu. Menyobek satu kertas dari notes miliknya dan menuliskan.

'Jeongyeon jangan menangis...'

Betapa terkejutnya Jimin saat tangis gadis itu semakin menjadi- jadi. Jeongyeon menarik lengan Jimin dan terus berteriak yang bahkan Jimin 'tidak paham'.

"Kau bayangkan Jim, bayangkan jika ibumu akan menikah dengan pria lain dan ibumu pasti akan lebih menyayangi pria itu ketimbang kau. Itu perasaanku sekarang Jim, aku tidak ingin itu terjadi Jim. Aku harus bagaimana?"

Jimin masih 'tidak paham'.

Lalu Jimin menyodorkan notes kecil yang selalu ia kalungkan di lehernya.

'Tulis di sini agar aku paham. Kau lupa ya? Aku kan Tidak bisa mendengar :( ' []

Next?

Don't forget vomment💜

-alfa