talk pt1

664 163 12
                                    


Jimin membuka tudung jas hujannya. Hujan masih senantiasa turun menemaninya. Rupanya hati Jimin juga sedang hujan petir. Lelaki itu menyeret kakinya pulang, meski pada akhirnya ia berbelok ke arah lain, bukan ke arah rumahnya. Sendal birunya berubah kecoklatan karena tanah becek dan lumpur.

"Kamu siapa harus mencampuri urusanku? Hah?!"

Benar juga. Aku, siapa? Memang sih, siapa yang mau denganku. Sudah payah, tidak bisa dengar, tidak bisa bicara, bodoh. Jimin menertawai dirinya sendiri.

Hari sudah sempurna gelap. Senter kecil ditangannya sudah mati, entah terlalu lama terkena air atau memang batrainya habis. Jimin juga sudah tidak memerlukan senter itu sekarang. Ia tidak ingin dilihat orang- orang di sepanjang jalan, meski hanya satu dua orang yang baru pulang dari ladang. Ia berjalan gontai menuju rumahnya, tapi memutar jauh dari jalan biasa, perasaannya kacau.

Saat sedang melamun, Jimin tersadar seseorang menepuk pundaknya.

"Hey Jim!" Taehyung menepuk pundak Jimin membuatnya terlonjak, terkejut.

'Astaga...' Jimin mengelus dadanya pelan.

"Kau kenapa di sini?" Taehyung mengarahkan senter ke mulutnya.

'Hanya jalan- jalan.'

"Gelap- gelapan? Sentermu kenapa tidak dinyalakan? Mati?"

'Batrainya habis.' Jimin malas- malasan menggerakkan bibirnya.

Taehyung yang sadar Jimin sedang dalam mood yang tidak baik langsung merangkul sahabatnya itu. "Ayo ku antar pulang." Senyum kotaknya mensugesti Jimin untuk tersenyum, meski tidak selebar milik Taehyung.

Diperjalanan mengantar Jimin pulang, Taehyung khawatir dengan Jimin. Raut wajahnya seperti sedih sekali, biasanya juga ia tidak seperti ini. Tapi ia urungkan niat untuk menghujani Jimin dengan beribu tanya, takut akan membuat perasaan Jimin semakin tidak karuan. Besok- besok juga bisa ia tanya lagi.

"Nah, sudah sampai. Jangan lupa minum teh ya... dingin." Taehyung memeluk dirinya sendiri dan menggigil. "Aku pulang Jim."

'Kau tidak mampir? Masih gerimis loh...' Jimin melihat ke atas, air hujan masih tersisa rintik-rintik.

"Tidak. Ibuku sudah menunggu."

'Baiklah, hati-hati.'

●●●

"Dari mana sayang?" Nyonya Ahn langsung menepuk pundak Jimin tepat setelah Lelaki itu menutup rapat pintu rumahnya.

'Pergi bersama Taehyung.'

"Jeongyeon sudah pulang tadi." Nyonya Ahn menyodorkan secangkir teh pada Jimin.

'Lalu?'

"Dia baik-baik saja."

'Maksudku, apa hubungannya dengan aku?' Jimin menekuk wajahnya.

"Bertengkar ya?" Selidik Nyonya Ahn.

'Tidak.'

"Ibu tau kok."

'Sudahlah Bu, aku mengantuk. Selamat malam Ibu.'




A Quiet Love [PJM] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang