18 - Wedding

1.7K 143 2
                                    


"Yoorae" kepalaku terangkat untuk memandang Taehyung saat ia memanggil namaku.

Tangannya menangkup pipiku. Perlahan wajahnya mendekat. Akupun ikut memejamkan mata seperti yang Taehyung lakukan saat hidung kami hampir bersentuhan. Jantungku berdetak tak beraturan saat hembusan napasnya menerpa wajahku.

Saranggwa miumi~

Marimyeon, i love you Seoul~

"Ya!" aku terkekeh pelan ketika aksi Taehyung yang hendak menciumku itu digagalkan oleh dering nada ponselku. Oh, Hoseok menelpon.

"Yeobseo, Oppa?"

"Yoorae-ya, bisa aku bicara sebentar denganmu? Dimana kau sekarang? Kenapa kau bepergian dalam kondisi seperti itu? Aku di apartemenmu"

"Iya, iya. Aku ada di kampus saat ini. Aku akan segera kesana"

Aish, kakakku ini cerewet sekali. Kumatikan teleponnya lalu beranjak pergi menuju halte bus. Manusia pluto itu? Bukan Kim Taehyung namanya kalau tidak memaksa untuk ikut.

Kudapati Hoseok terlelap dengan wajah damainya diatas sofa sesampainya kami di apartemen. Taehyung menghentikan tawanya saat aku menyodok perutnya agar tidak menertawakan pose tidur Hoseok.

"Oppa? Kau tidur?" tak seperti biasanya, Hoseok terbangun hanya dengan dua kali tepukan dibahunya.

Sesaat ia sibuk mengusap dua matanya yang tampak lelah itu. Kemudian matanya menjurus pada lelaki yang berdiri disampingku "siapa dia?"

Dengan penuh semangat, Taehyung mengulurkan tangannya yang disambut hangat oleh Hoseok "aku Kim Taehyung, Hyung. Pacar Kim Yoorae"

Aku berdeham "margaku Park, bukan Kim"

"Margamu akan sama denganku sebentar lagi" ia menyeringai lebar.

Kenapa dia selalu berhasil membuat rona merah dipipiku?!

"Pacar? Kau tidak pernah bilang padaku!" ucap Hoseok.

"Lagipula kau sudah tahu sekarang. Ah, apa yang ingin kau katakan?" tanyaku. Berusaha menyeleweng dari topik sebelumnya.

"Taehyung-ssi, bisakah kau tinggalkan aku bersama Yoorae sebentar? Ini perihal yang serius" ucap Hoseok.

Taehyung mengangguk mengerti "baiklah, Hyung. Yoorae-ya, aku pulang dulu. Jangan lupa rindukan aku, ne?"

Aku kembali duduk berhadapan dengan Hoseok setelah mengantar Taehyung sampai pintu apartemen. Tangannya berhenti mengoperasikan laptop, lalu memandangku dengan raut wajah yang serius.

"Yoorae.. A-aku bingung harus memulainya dari mana" ucapnya gugup.

"Katakan intinya saja Oppa" ucapku sambil menenggak air mineral.

"Besok aku akan menikah"

Pernyataan yang keluar dari mulut Hoseok membuatku tersedak air yang kuminum. Aku berdeham sampai batukku mereda.

"Bagaimana mungkin Oppa? Apa kau sudah mempersiapkan semuanya? Undangan? Catering? Gaun pengantin? Ah, siapa pengantin wanitanya?"

"Tidak perlu. Kita hanya akan mengundang kerabat saja. Lagipula.. Aish, ceritanya panjang" Hoseok mengusap wajahnya gusar.

"Oppa, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Malam itu.. Saat aku kecewa dan marah padamu. Kau masih mengingatnya?" aku mengangguk. Tentu saja, aku ingat betul bagaimana emosinya membuncah dan berniat membawaku pergi dari Seoul malam itu juga.

"Aku pergi ke sebuah bar. Aku.. Mabuk berat. Aku sendiri tidak terlalu ingat bagaimana kejadiannya hingga.. Saat aku terbangun, seorang wanita tanpa pakaian tertidur disampingku"

PREPOSSESSING [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang