19 - Date

1.6K 139 3
                                        

Aku merentangkan kedua tanganku dengan bebas. Akhirnya tangan kiriku dapat bergerak seperti sedia kala. Tak ada lagi hambatan untuk melakukan sesuatu, tanpa terkecuali memasak bulgogi untuk sarapan.

Semua terasa kembali seperti semula. Aku sibuk mematut diriku di cermin. Tak ada lagi kaus kedodoran yang kupakai saat ke kampus beberapa hari yang lalu. Dengan perasaan bahagia aku memakai kembali hoodie abu-abu yang kupadukan dengan celana levis selutut. Belajar dari pengalaman, aku tak ingin mengundang nafsu pria dengan hotpans.

Tak ada jadwal ke kampus hari ini. Aku memutuskan untuk berhenti bekerja karena mempersiapkan tugas akhir kuliahku. Percuma juga berdandan rapi kalau hanya menghabiskan waktuku di apartemen.

Lebih baik aku berjalan-jalan sebentar. Mengunjungi toko buku mungkin? Ah, bukan masalah. Terlalu banyak membaca kamus membuat otakku tegang. Sesekali refreshing, walau sendirian.

Tak terasa, sebulan telah berlalu untuk hubunganku dengan Taehyung. Alasanku jalan-jalan sendirian karena pria itu pulang mengunjungi keluarganya di Daegu. Yoongi? Entah kemana manusia albino itu pergi.

Langkahku berbelok memasuki sebuah toko buku. Toko ini selalu menjadi tempat terbaikku untuk mengusir rasa bosan. Aku dapat memilih dan membeli beberapa novel yang sedang trending disana.

Pilihanku jatuh pada novel bergenre thriller bercover merah. Setelah membayarnya ke kasir, kuputuskan untuk kembali ke apartemen karena tak ada hal lain yang ingin kulakukan lagi. Setidaknya aku sudah berjalan-jalan, menghirup dan merasakan hawa panas di akhir musim. Aku sangat menunggu musim dingin tiba.

Saranggwa miumi~

Marimyeon-

Kuhentikan langkahku. Seseorang menelponku saat aku berjalan pulang ke apartemen. Oh, manusia pluto.

"Yeobseo?" aku mengangkat telpon di ponsel.

"Good morning, chagi!"

Siapa sih yang menyebut siang menjadi pagi kalau bukan si manusia pluto? Aish, aku benar-benar rindu padanya.

"Kenapa kau terus mengatakan siang menjadi pagi?"

"Habis bagaimana lagi? Hanya itu yang kutahu. Ajari aku makanya!"

"Ajari apa?" aku terkekeh pelan.

"Apa bahasa Inggrisnya aku mencintaimu?"

"I love you, kan?"

"I love you too, babe"

"Yak! Berhenti membodohiku!"

"Baiklah, baiklah. Em.. Bagaimana kalau kita pergi piknik? Jalan-jalan ke taman bermain mungkin ide yang bagus. Aku akan mengajakmu naik roller coaster yang tinggi nanti!"

"Memangnya kau sudah pulang dari Daegu?"

"Kemarin sore. Dan sekarang aku bosan berada di apartemen sendirian. Tahu sendiri Jungkook tak dapat lepas dari kekasihnya"

"Oke, aku akan mempersiapkannya"

Apa yang harus kubawa untuk piknik? Makanan? Aku berbelok lagi memasuki minimarket. Membeli roti, selai, dan beberapa bungkus makanan ringan untuk piknik bersama Taehyung nanti.

Kuletakkan semua belanjaanku diatas meja sesampainya aku di apartemen. Kumasukkan makanan-makanan tersebut ke dalam keranjang. Setelah makanan terhapus dari daftar barang yang dibutuhkan, lekas aku mencari barang selanjutnya. Kuambil sebuah gulungan karpet yang tersimpan di sudut kamarku, lalu menaruhnya disamping keranjang berisi makanan tadi.

Tak lupa, akupun mengganti pakaianku. Kuganti hoodie abu-abu yang kupakai dengan baju putih tanpa lengan yang kurangkapkan dengan hem panjang warna pink, tanpa mengganti celana levis selututku. Kusisir ulang rambutku yang sempat kusut karena tersibak angin. Tepat setelah aku mengoleskan liptint merah muda di bibir, bel apartemen berbunyi.

"Hai"

Dua orang pria muncul saat aku membuka pintu apartemen. Pria bertopi hitam menampakkan senyum kotaknya padaku—yang membuatku ikut tersenyum memandangnya—sedangkan pria berkulit susu disampingnya menatapku datar.

"Yoon, aku akan pergi bersama Taehyung. Apa kau-"

"Ck, aku baik-baik saja. Aku hanya ingin menumpang tidur disini. Masih boleh kan?" potongnya. Ia menyelonong masuk setelah aku mengangguk.

"Yak! Kenapa kau membawa banyak barang?" protes Taehyung.

Aku berdecak "hanya karpet dan makanan ringan, kok"

"Aish, kita tidak memerlukan karpet. Kita bawa saja makanannya, sayang" aku mengangguk menuruti perintahnya. Kalau tahu begini, lebih baik aku tidak perlu susah payah mencari karpet tadi.

"Kita akan naik ini?" tanyaku ragu saat Taehyung mengeluarkan sepeda tuanya dari parkiran.

"Ini terlihat kuno. Tapi sebenarnya masih bagus, asal kau tahu saja"

"Kau yakin?" kunaiki boncengan sepeda yang lumayan tinggi itu setelah Taehyung mengangguk mantap.

"Let's go!"




                          &&&



Aku memandang kosong papan besar bertuliskan "ZOO" di pintu masuk. Sedangkan Taehyung menggaruk kepalanya sambil menatap blank papan besar itu.

Kandas sudah pikiranku tentang roller coaster, tornado, dan berbagai wahana ekstrim lainnya. Ia malah membawaku ke kebun binatang dengan menjanjikan taman bermain sebelum berangkat.

"Mian, Yoo. Aku salah berbelok tadi"

Mau bagaimana lagi? Tak mungkin kami kembali sedangkan tempat wisata berada didepan mata. Lagipula pantatku panas menaiki sepeda tua itu. Terlebih Taehyung mengayuhnya begitu pelan.

"Tidak apa-apa, Tae. Ayo kita masuk" Taehyung menatapku penuh kejut saat aku menggandeng tangannya untuk masuk dan membeli tiket.

"Lain kali, aku akan membawamu ke taman bermain sungguhan, Yoo" Taehyung merangkul hangat bahuku.

Setelah mengambil peta panduan untuk pengunjung, aku dan Taehyung mulai menelusuri jalan setapak kebun binatang. Berbagai jenis binatang kami temui. Taehyung berhasil membuat rasa kecewaku menghilang dengan membawaku menonton berbagai aksi akrobat beberapa hewan.

Taehyung. Pria konyol ini berhasil membuat perutku sakit karena menertawakannya. Mulai dari meniru suara burung, bahkan adu tatap dengan orang utan. Yang membuatku hampir menangis karena tertawa adalah saat ia meniru gorila berlari. Benar-benar tidak tahu malu. Tapi aku suka.

Puas berkeliling, kami memutuskan untuk duduk di bawah pohon besar. Dedaunan yang rindang itu melindungi kami dari panasnya sinar matahari yang mulai melemah. Kusodorkan beberapa minuman kaleng serta makanan ringan yang kubawa dari rumah pada Taehyung. Pria itu langsung membuka makanannya, namun tidak dimasukkan kedalam mulutnya, melainkan mulutku.

Kami menghabiskan makanan yang dibawa dengan cara saling menyuap. Siang yang panas ini terasa sangat romantis dengan angin sejuk yang mengalun kesana kemari.

"Hentikan, Tae! Kau membuatku gendut!" aku membikap mulutku saat Taehyung hendak menyuapiku dengan sehelai roti berselai cokelat.

"Kalau tidak mau buatku saja"

Bibirnya yang belepotan itu membuatku terkekeh. Tubuhnya kekar, tapi makan saja seperti anak kecil. Aish, ia membuatku gemas.

"Apa?" Taehyung menaikkan alisnya "mau merasakan cokelat dimulutku?"

Spontan aku memalingkan wajahku kearah lain. Ternyata ia menyadari tatapanku yang menjurus ke bibir merahnya. Aku menggeleng, berusaha membuang pikiran kotor yang merajai otakku saat ini.

Dan sialnya, Taehyung membuat pikiran itu menjadi kenyataan. Ia menarik daguku dan menghapus jarak diantara kami. Sedetik kemudian, ia melumat lembut bibirku. Bibirnya berdecap menghapus liptintku. Dan lagi-lagi aku mengikuti permainannya. Membalas lumatan Taehyung dan merasakan cokelat yang menempel dibibirnya.

"Saranghaeyo, Kim Yoorae"

"Nado"







Walau salah tujuan, kencan inilah yang mengeratkan hubungan kita. Cintaku takkan berkurang hanya karena kau tak membawaku naik roller coaster.

PREPOSSESSING [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang