3. Suamiku atau suamimu?

6.7K 441 29
                                    

"Ketika aku mengatakan jika dia adalah suamimu, percayalah bahwa saat itu aku sedang memerangi perasaanku sendiri. Karnya nyatanya, aku hanya ingin dia menjadi milikku seutuhnya. Mencintaku tanpa mencintai seseorang lain lagi di dunia ini "

*****

Happy reading everyone ^o^

******

"Tuan nazar "
"Tuan "
"Tuan bangun "
"Tuan "
"Tuan.. "

Ada yang aneh dari lelaki itu.
Pasalnya, sudah 5 menit ia berusaha memangunkan suaminya itu,
Dan sampai sekarang hasilnya nihil.
Lelaki itu tidak kunjung bergerak apalagi membuka matanya

'apakah monster memang sangat sulit untuk dibangunkan?'

Baiklah.
Rahma tidak punya banyak pilihan.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Dan 15 menit lagi lelaki itu akan terlambat jika tidak segera bangun.
Dan ia tidak mau mendapat masalah karena dituduh tidak mengurusnya dengan baik.

Rahma berjalan menuju kamar mandi,
Keluar dari sana dengan membawa segayung air.

Mungkin membangunkan monster dengan menyiraminya air, bukanlah ide yang baik, tapi sekali lagi ia tidak punya pilihan lain.

Rahma sempat menelan ludah kasar saat membayangkan reaksi lelaki itu setelah ini, lelaki itu pasti akan mengamuk, dan hidupnya akan tamat saat itu juga.

Ah persetan!
Tuan nazar harus segera bangun kan?

Rahma menyipratkan sedikit air ke wajah lelaki itu, sudah 2 kali.
Tapi lelaki itu belum juga terbangun.

'baiklah tuan monster nazar,kalau itu mau mu. Jangan salahkan aku'

Rahma menyiramkan segayung air itu ke wajah sang suami.
Membuat sayup-sayup kedua kelopak mata itu terbuka.

'matilah kau Rahma '
Rahma menggigit bibir bawahnya dengan keras, mundur perlahan karena takut jika tuan nazar akan segera menyerangnya.

Tapi justru diluar dugaannya,
Lelaki itu hanya berkata,
"Dingin.. "

Dan barulah disadari oleh rahma, jika lelaki dihadapannya itu tampak menggigil.

"Tuan? "
"Dingin "

Rahma mendekat.
Menempelkan sebelah telapak tangannya di dahi lelaki itu.
Dan rahma hampir saja berteriak,
Tubuh lelaki itu sangat panas.
Suaminya itu ternyata sedang sakit, dan apa yang telah ia lakukan? Menyiramnya? Bodoh!

Rahma menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh lelaki itu.
Selimut itu basah, juga bantal serta kaos yang dikenakan suaminya itu.

"Maafkan aku tuhan... "
Rahma mengambil sebuah kaos dari lemari, lelaki itu harus segera mengganti pakaiannya atau sakitnya akan bertambah parah.

"Biarkan aku mengganti pakaimu tuan "
Lelaki itu hanya mengerjapkan mata sebagai jawaban.
Sepertinya lelaki itu sudah terlalu lemas untuk bicara.

Rahma membantu lelaki itu untuk bangkit dari tempatnya.
Menganti pakaiannya, dan kemudian menidurkan serta menyelimutinya kembali, tentu saja setelah rahma mengganti bantal serta selimut basah itu.

Dan sekarang apa yang harus ia lakukan?
Oh ayolah, mengapa otaknya menjadi lemot hanya karna melihat tuan nazar sakit?
Rahma kembali menggigit bibirnya.

"A i r "
Rahma meraih segelas air yang berada di atas nakas, beruntung karna ia selalu menaruh segelas air di sana setiap malamnya.

"Biar aku bantu "
Rahma meminumkan segelas air itu pada suaminya.
Dan tanpa disadari olehnya, sejak tadi ia terus saja memandangi sepasang bola mata karamel milik lelaki itu.

𝑶𝒖𝒓 𝑯𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅 (𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang