#11januaribertemu
*********
Rahma terbaring di atas ranjang.
Sejak kepulangannya dari rumah sakit kemarin, ia tidak diperbolehkan melakukan banyak kegiatan oleh ibu mertuanya.
Alhasil, mau tak mau rahma harus menurut saat dipaksa untuk banyak beristirahat.
Rahma diajak pulang ke rumah mertuanya, dengan alasan karna sang ibu mertua ingin merawatnya sampai sembuh. Padahal, rahma merasa hal itu tidak perlu. Ia lebih dari bisa untuk menjaga dirinya sendiri.
Rahma dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Dan selama tiga hari itu pula rahma harus menerima kenyataan pahit jika suaminya sama sekali tidak memperdulikannya.
Selama dirawat di rumah sakit, rahma hanya ditemani ibu mertuanya, ibunya juga sempat datang dengan isak tangis saat mengetahui rahma masuk rumah sakit. Namun karna ibunya yang masih harus merawat sang ayah yang sedang sakit di rumah, wanita itu tidak bisa menemani rahma sepenuhnya.
Hanya kakaknya Rania, satu-satunya anggota keluarganya yang sering bolak balik ke rumah sakit untuk menemaniya. Rania akan mengunjunginya setelah pulang bekerja dan pulang di pagi buta karna perempuan itu harus bersiap-siap untuk bekerja.
Sementara orang yang sangat ia harapkan kehadirannya tidak menunjukan batang hidungnya sama sekali.
Padahal saat itu rahma benar-benar sangat mengharapkan ke hadiran lelaki itu di sisinya.
Keinginan rahma tidak muluk-muluk, ia hanya ingin melihat wajah suaminya itu, tidak lebih.
Namun sepertinya lelaki itu bahkan tidak sudi untuk sekedar menjenguknya.Rahma tidak tahu mengapa setiap kali mengingat betapa bencinya lelaki itu padanya selalu saja membuat kedua kelopak memberat.
Rahma sering bertanya tanya, apa yang membuat lelaki itu sangat membencinya?
Apa karna lelaki itu malu memiliki istri yang berasal dari keluarga sederhana sepertinya?
Atau karna Lelaki itu masih marah atas kelancangannya beberapa bulan lalu?Atau karna ia hamil?
Air mata rahma menetes, dengan lembut ia mengusap perutnya.
Jika benar lelaki itu membecinya karna ia hamil, sungguh malangnya nasib makluk kecil yang tidak berdosa ini.
Ia tidak tahu apa-apa, namun harus menerima kebencian dari ayahnya.
Andai saja lelaki itu tahu, jika bayi yang ada dalam kandungannya ini sangat menyayangi ayahnya, selalu mengharapkan kehadiran ayahnya, selalu ingin disayang dan diajak biara.
"Sabar ya nak, maafkan bunda. Semua ini salah bunda. Kamu harus menerima kebencian ayah karna bunda. Maafkan bunda ya, sayang "
Rahma menghapus air mata di pipinya. Ia tidak boleh bersedih karna itu sama saja akan membuat ikut bayinya bersedih.
Rahma mengalihkan pandangan pada seisi ruangan bernuansa serba putih itu.
Khususnya pada puluhan pigura yang berjajar rapih di dinding.
Pigura yang dibuat dengan gambaran tangan itu tampak begitu rapi dan indah, sekaan secara tidak langsung menjelaskan jika pigura tersebut telah dibuat dengan sejuta perasaan dan penuh akan ketelitian.
Belum lagi potret ayu yang dijadikan objek yang membuat pigura-pigura tersebut berkali-kali lipat lebih indah.Rahma jadi membayangkan, kira-kira seperti apa wajah suaminya dulu saat sedang melukis pigura-pigura itu?
Hal itu tentu saja membuat rahma merasa sedikit iri dengan anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑶𝒖𝒓 𝑯𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅 (𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞)
Roman d'amour(COMPLETED) Berbagi itu indah. Sejak secil ibunya selalu mengajari hal itu kepada rahma. Tapi, jika berbagi suami? Itu tidak akan semudah membangikan permen dan mainan. Berbagi suami itu menyesakkan. Terlebih jika suaminya adalah nazar. Nazar...