2. Manusia batu atau berhati beku?

7.4K 501 13
                                    

******

Rahma terbangun saat teriknya sinar matahari mulai menggangu tidurnya.

Ia menggeliat, menguap, dan mengusap-usap kedua matanya.

Awalnya semua baik-baik saja hingga ia menyadari jika dirinya tidak lagi ada di lantai, tetapi ranjang.

Jantung rahma berdetak dengan cepat. takut, panik, semuanya bercampur di dalam hatinya.

Perempuan itu segera menoleh.
Beruntung karna ia tidak mendapati lelaki itu di sampingnya.

Rahma segera beranjak dari tempat tidur, berlari ke arah cermin besar kemudian terdiam diri di hadapan cermin.

Ia terlihat baik-baik saja,
Tidak ada bekas sentuhan atau bekas hal mengerikan lainnya.

Perempuan itu menghela nafas lega.
Setidaknya ia masih perawan setelah 2 hari pernikahannya.
Dan ia berharap, seterusnya akan tetap seperti itu.

"Nyonya rahma " Rahma menoleh reflek saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Eh iya "

"Tuan nazar dan nyonya Nadia sudah menunggu nona rahma di bawah "

"Aku akan segera turun "

Perempuan itu segera menuju kamar mandi, membasuh wajahnya dan kemudian mengikat kuda rambut panjangnya.

Sebelum menutup pintu kamar dan menuruni tangga, perempuan itu sempat menghela napas. Kembali berdoa agar dirinya senantiasa terhindar dari kesialan.

******

Rahma sempat berdiri mematung, tepat di atas anak tangga terakhir.
Tak jauh dari hadapannya, sepasang suami istri itu, Tuan dan nyonya Nazar, sedang menikmati sarapan mereka.
Sebenarnya bukan itu yang mengganggu pikirannya, melainkan penampilan mereka.

Nadia terlihat anggun dengan setelan abu-abu salem, dan tentu saja Tuan nazar yang sudah rapih dengan balutan kemeja coklat dan jasnya.
Sementara dirinya? Bahkan masih mengenakan piyama tidur.

Perempuan itu mundur selangkah, berniat untuk kembali ke kamarnya dan berganti pakaian, namun sialnya belum genap dua anak tangga dinaikinya, nadia sudah memanggilnya.

"Rahma, ayo kemari, kita sarapan bersama"
Nadia melemparkan senyum hangat kepadanya. Dan lelaki itu juga ikut menatapnya, hanya sedetik, tapi berhasil membuat jantung perempuan itu berpacu di luar kendali.
Rahma takut setengah mati.

'tamat kau Rahma' perempuan itu memaki di dalam hati.

"Bagaimana dengan tidurmu? Nyenyak? "
"Sangat kak"

Nadia tertawa
Membuat rahma bingung seketika.

"Kau tau rahma? Pipi dan tanganmu penuh bekas gigitan nyamuk, seperti tidur di kolong tempat tidur saja "

Rahma langsung menatapi kedua tangannya.
Tepat sekali. Tapi dirinya tidak tidur di bawah kolong tempat tidur, melainkan di sampingnya.
Tapi, itu sama saja kan?

"Kau harus cicipi masakanku "
"Semua ini masakan kakak? "
"Hmm.. Tentu saja "

Rahma keki seketika.
Jadi, ketika ia sedang enak-enaknya tertidur, nadia justru bangun pagi-pagi sekali untuk memasak dan tentunya menyiapkan segala keperluan Tuan Nazar.
Sementara dirinya? Bangun tidur langsung sarapan.
Ia benar-benar malu sekarang.

"Tidak apa-apa rahma, lain kali jika kau bangun lebih pagi, kita akan memasak bersama-sama "

Sekarang rahma yakin jika Nadia adalah seorang peramal.

𝑶𝒖𝒓 𝑯𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅 (𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang