Annyeong:)
Maraton updatenya terpaksa dibatalkan karna salah saya. Iya salah saya, yang malah maraton nonton jurnalrisa dari kemarin sore cem nonton drama korea: (Tapi TSW akan tetap Update minggu ini,nggak akan kelempar jadi minggu depan kok:)
******
Rahma menundukkan kepala.
Merasa bersalah sekaligus kehilangan nyali untuk menatap manik milik suaminya.
Meskipun dingin dan menyeramkan adalah gambaran paten tentang siapa lelaki itu, namun kali ini, rahma dapat merasakan yang berkali-kali lipat darinya.
Rahma masih ingat betapa tajam dan menusuknya tatapan milik suaminya beberapa menit lalu.
Saat lelaki itu tiba-tiba datang, dan tanpa perlu mengatakan apapun langung menarik kasar tangnnya, membawanya menjauh.
Ia dibawa masuk ke dalam mobil.
Lalu didiami begitu saja.Suaminya memang tidak mengatakan apapun, namun rahang dan kedua matanya melukiskan dengan jelas sebuah amarah.
Amarah yang masih tidak bisa ia pahami apa sebabnya.
"Mas- "
Setelah menimbang-nimbang, dengan kedua tangan yang meremas ujung pakaian, akhirnya rahma memberanikan diri untuk bersuara.Rahma tidak bisa terus diam dan menyaksikan amarah sang suami.
Ia bersumpah, lebih baik jika lelaki itu memaki atau mengucap kalimat kasar kepadanya daripada hanya diam dan membuatnya takut sekaligus kebingungan.Lelaki itu tidak memberikan respon apapun, masih tampak fokus dengan jalan raya, bersikap seolah tidak pernah mendengar suara rahma.
"Mas.., Maaf.. "
Rahma tidak tau apa salahnya, apa yang telah ia lakukan sehingga membuat suaminya marah besar. Yang ia tahu lelaki itu sedang marah padanya. Dan sebagai seorang istri, rahma memang harus meminta maaf karna telah membuat suaminya marah."Mas.. "
Rahma masih tidak menyerah, terus memanggil lelaki itu dengan hati-hati.Jika harapannya paling tidak lelaki itu akan menoleh padanya, namun ternyata tidak sama sekali.
Masih dengan fokusnya dengan jalan raya, lelaki itu akhirnya berkata,
"Diam atau turun "
Suara lelaki itu datar, namun terdengar seperti ancaman yang mematikan jika dilanggar.Rahma memilih diam, kembali menundukan kepala.
Kali ini dengan tetes-tetes yang mulai membasahi kedua pipinya.
*******
Rahma sedang membeli kebutuhan bulanan di mini market.
Dengan langkah pelan ia berjalan sambil mendorong troli, mengalihkan pandangan ke sana kemari untuk mencari-cari apalagi yang perlu ia beli.
sama seperti bulan lalu, Rahma sendirilah yang berbelanja kemari. Nadia hanya menyerahkan daftar kebutuhan khusus miliknya dan melimpahkan semua kebutuhan lainnya pada rahma.
jika bulan-bulan lalu rahma masih bisa melakukannya dengan mudah, namun sekarang sudah tidak lagi.
kandungannya yang sudah berusia enam bulan membuatnya sedikit kesusahan berjalan ke sana kemari, belum lagi nanti ia harus membawa kantung plastik dengan berat yang jika dijumlah mungkin akan mencapai 10kilogram. pekerjaan yang tidak mudah dan pastinya melekahkan.
rahma menghentikan langkah ketika ia sampai di hadapan rak susu.
berjinjit untuk meraih kotak susu yang ingin dibelinya, yang terletak di bagian rak paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑶𝒖𝒓 𝑯𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅 (𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞)
Romance(COMPLETED) Berbagi itu indah. Sejak secil ibunya selalu mengajari hal itu kepada rahma. Tapi, jika berbagi suami? Itu tidak akan semudah membangikan permen dan mainan. Berbagi suami itu menyesakkan. Terlebih jika suaminya adalah nazar. Nazar...