4. Janji berjung Tragedi

6.5K 487 43
                                    

*******

( hari-hari telah banyak berjalan)

"Bagaimana sayang? Apa belum ada tanda-tanda yang kau rasakan? "
Rahma menggeleng perlahan.

Sore itu, ibu mertuanya kembali datang ke rumah.
Dan sama dengan pertemuan-pertemuam sebelumnya, canda tawa mereka akan terhenti saat perempuan paruhbaya itu mulai membahas soal keturunan.

"Ya sudah, mungkin sebentar lagi. Ibu ingin kalian tetap berusaha "

Rahma sempat terdiam.
Ibu mertuanya selalu saja menanyakan soal kehamilan.
Hamil?
Mereka memang sudah 2 bulan menikah, sudah berulang kali tidur bersama di atas ranjang, tapi sepertinya belum pernah ada hubungan khusus antara keduanya selama dua bulan pernikahan ini.
Bahkan nazar suaminya itu masih tetap beku, jarang bicara, apalagi melakukan kontak lain kepadanya.
Bahkan rahma rasa, terakhir kali lelaki itu banyak bicara padanya adalah saat lelaki itu sakit.

Lalu apakah ia akan bisa hamil dengan hanya tidur di sisi lelaki itu?
Ia rasa tidak.

"Rahma? "
"I-iya ibu, kami akan terus berusaha "

"Kalau begitu ibu pamit ya? Lain kali kau yg harus mengunjungi rumah ibu. Ayahmu juga ingin bertemu dengan putrinya yang cantik ini "

"Iya ibu "
Perempuan parubaya itu sempat mencium kedua pipinya sebelum akhirnya pulang.

Rahma benar-benar tidak tega menatap wajah tua itu ketika sedang membicarakan keturuanan, mereka sangat menginginkannya, terlebih tuan nazar adalah putra semata wayang mereka, mereka sangat berharap padanya saat ini.

"Seandainya aku bisa memberikan kebahagian lebih untuk ibu "

"Akan kau apakan semua obat dan vitamin itu? Meminumnya? "

Rahma mengangguk, nadia yang tadinya berdiri di hadapannya itu akhirnya duduk di sampingnya.

"Jangan minum itu lagi rahma "
"Tapi kenapa kak? "
"Apa kau berharap bahwa kau akan hamil? "

Rahma terdiam.
Apa ia berharap?
Memangnya perempuan mana yang tidak ingin memiliki anak?

"Jangan pernah berharap rahma "
Kedua kelopak mata Rahma langsung meneteskan air mata

Kenapa nadia sampai tega hatinya mengatakan itu padanya?

"Kenapa tidak? "
"Karna itu percuma, sia-sia. Seumur hidup kau tidak akan diperlakukan layaknya Istri oleh mas nazar "

"Kak- "
"Dia tidak akan pernah menyentuhmu "
"Tapi kenapa kak? "

"Karna dia juga TIDAK PERNAH MENYENTUHKU! "
Rahma merasa seolah batu dilemparkan tepat di kerongkongannya, membuat perempuan sulit bicara dan hanya bisa diam membisu di tempatnya.

Jadi selama ini nadia tidak hamil karna lelaki bernama nazar itu tidak pernah menyentuhnya?
Dan nadia harus menanggung kesedihan seorang diri hanya karna dituduh tidak bisa memberikan keturunan?

Lelaki macam apakah nazar itu?

Dan lalu untuk apa ia dinikahi oleh lelaki itu?
Apa ia dinikahi hanya untuk merasakan penderitaan yang sama seperti perempuan malang bernama nadia itu?

Biadab.

"Jadi selama ini kakak tidak hamil karna lelaki itu tidak pernah menyentuh kakak? Dan kakak hanya diam saat keluarga tuan nazar mengatakan yang tidak-tidak tentang kakak? "
Nadia terdiam.
Kedua mata perempuan itu tampak berkaca.

" Lalu untuk apa Tuan nazar menikahiku? Biar pun lelaki brengsek itu menikahi seribu wanita, tidak akan ada wanita yang bisa memberikan keturunan untuk keluarganya! Tuan nazar bukan lelaki normal!! "

𝑶𝒖𝒓 𝑯𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅 (𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang