Rahma sedang mengepel lantai.
Seusai mencuci piring dan menjemur pakaian, rahma langsung mengambil peralatan pel dan mulai mengepel lantai.
Rahma mengepel dengan gerakan pelan, sesekali beristirahat sambil mengusap peluh di dahi.
Harus rahma akui seiring dengan bertambahnya usia kandungannya, ia semakin mudah merasa lelah.
Seperti sekarang ini, ia sudah merasa sangat kelelahan padahal yang ia lakukan baru mencuci piring dan menjemur pakaian.
Rahma mengelus perutnya dengan lembut,
"Sabar ya sayang, kita selesaikan ini dulu, nanti kita istrihat sama-sama ya"Rencanya, seusai mengepel, rahma ingin segera beristirahat. Ia ingin membaringkan tubuh sejenak, memulihkan tenaganya yang mulai terkuras habis.
"Rahma "
Rahma menoleh, mendapati nadia yang berdiri di ujung anak tangga."Iya kak? "
"Setelah ini buatkan makan siang, aku akan ke kantor mas nazar untuk mengantarkannya "
Rahma mengangguk, membuat nadia segera berlalu meninggalkan tempatnya.Meskipun itu artinya bertambah satu lagi tugas yang harus ia kerjakan, namun rahma sama sekali tidak keberatan, ia justru bersemangat untuk segera menyelesainkan pekerjaannya dan mulai memasak.
Ternyata sesederhana ini cara untuk membuatnya merasa kuat.
Dengan mendengar nama lelaki itu saja.
*****
Tidak banyak yang rahma masak siang ini. Hanya semangkuk rendang ayam, juga semangkuk sup jagung.
Rahma meletakan nasi, rendang, dan sup masing-masing dalam sebuah wadah yang disatukan menjadi rantang berukuran kecil.
Rahma tersenyum.
Ia berharap suaminya akan menyukai masakannya kali ini."Sudah selesai? "
Tiba-tiba nadia sudah berdiri di belakangnya, anggun dengan setelan berwarna pastel."Sudah kak "
"Sini "
Rahma memberikan rantang itu pada nadia, yang kemudian segera disahut dan di bawa pergi oleh perempuan itu tanpa perlu mengucapkan apapun padanya.
Membuat rahma hanya bisa mengehela napas.
Tadinya ia ingin sekali memberanikan diri untuk mengatakan jika ia ingin sekali ikut, namun ternyata ia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bicara.
Rahma belum pernah sekalipun mengunjungi kantor suaminya, bahkan rahma sama sekali tidak mengetahui di mana letak kantor milik suaminya.
Rahma ingin ikut, agar ia bisa melihat tempat seperti apa yang bisa membuat suaminya betah berjam-jam meninggalkan rumah.
Rahma ingin ikut sekalipun nanti keberadaanya tidak anggap apa lagi diharapkan.
Rahma hanya ingin ikut dan melihat wajah suaminya sebentar saja
"Nanti ayah pulang kok sayang, kapan-kapan kita susul ayah ke kantor ya? "
Air mata rahma menetes saat tiba-tiba ia merasakan tendangan dari dalam perutnya.
Memang bukan kali pertama, tapi selalu saja bisa membuatnya sangat bahagia.Sebentar lagi ia tidak akan sendiri.
*******
Nazar sempat terkejut ketika baru saja ia kembali ke ruangannya dan mendapati Nadia yang sedang duduk di sofa, tersenyum ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑶𝒖𝒓 𝑯𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅 (𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞)
Romance(COMPLETED) Berbagi itu indah. Sejak secil ibunya selalu mengajari hal itu kepada rahma. Tapi, jika berbagi suami? Itu tidak akan semudah membangikan permen dan mainan. Berbagi suami itu menyesakkan. Terlebih jika suaminya adalah nazar. Nazar...