4 - Pendekatan

59 10 6
                                    

Happy reading 💕




"ASTAGFIRULLAH... YAALLAH... YAALLAH... Mimpi apa dede semalem bang???" Dinda histeris sambil memegangi ponselnya.

"Kenapa sih lo? Kaget gue ah." Karent berdecak sebal melihat tingkah sahabatnya yang lebay gak ketulungan.

"SEE!!! Siapa yang ngechat gue???!!! Jiman cuyyyy, My Prince Handsome!!! Oemjihhhh"

"Lebay banget dah nih bocah."

"YAALLAH NIKMAT MANA LAGI YANG KAU DUSTAKAN." ucapan Dinda membuat Karent menggelengkan kepala. "Gue mau bales chat My Prince dulu ya beb. DAN JANGAN GANGGU KONSENTRASI GUE!!!" ucap Dinda penuh penekanan.

To: 0838 xxx xxx

Iya Jiman, gue pasti kasih tau lo kok. Besok pas jam istirahat di perpus ya.

Jangan lupa save nomor gue juga,

-Dindania

"Dan... Kirim!" tak lama setelah itu,

Drrttt Drrttt

From: 0838 xxx xxx

Oke, makasih ya Din. Iya gue udah simpan nomor lo.

"Aaaaaaaaaaaaa DEMI DORA NIKAH AMA TUAN KREP DINDA SENENG BANGET YAALLAH."

***

Pagi hari matahari sudah menyapa. Jiman yang sudah siap-siap untuk pergi ke sekolah tidak lupa untuk memasukkan bekal yang disiapkan oleh sang ibu.

"Assalamualaikum, Jiman berangkat ya Bu, Yah." Jiman menyalami kedua orang tuanya. Seperti biasa Jiman diantar oleh Pak Kiman, supir pribadi yang di tugaskan oleh Halim untuk mengantar-jemput Jiman.

***

06.40 Jiman sampai di sekolah. Saat Jiman turun dari mobil, Jiman melihat sosok gadis yang semalam adu pesan dengannya. Benar itu Dinda.

"Pagi Dinda,"

Dinda langsung membalikkan badan, dan mendapatkan Jiman yang ada dihadapannya dengan senyum yang bisa membuatnya Melted dalam hitungan detik.

"Pa... Pagi" balas Dinda dengan gugup. 'Yaallah rezeki anak soleh' ucap Dinda dalam hati.

"Bareng yuk?" ajak Jiman yang masih menatap Dinda dengan pipi memerah.

Mereka berjalan bersama, melewati koridor demi koridor. Di perjalanan menuju kelas Jiman menceritakan alasan dia masuk  sekolah, dan alasan kenapa dia mau sekolah di SMA Pancasila. Tanpa membutuhkan waktu berhari-hari mereka langsung terlihat akrab. Mereka sesekali tertawa, entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas mereka terlihat bahagia.

"Oh ya! Lo tau dari mana nomor Hp gue?" tanya Dinda penasaran.

"Dari Dio, jadi pas gu...gue ngobrol sama Dio..." Jiman tak sempat menyelesaikan ucapannya karena terpotong oleh Dinda.

"Ngomongnya pake aku-kamu aja, biar kamu gak kesusahan" ucap Dinda diiringi senyum manis. Jiman hanya mengangguk senang.

Jiman melanjutkan ceritanya. Jiman mendapatkan nomor Hp Dinda dari Dio. Ketika mereka mengobrol dan Dio memberikan nomor Hpnya, dengan alasan takut Jiman membutuhkannya. 'TINGKAT PERCAYA DIRI YANG SANGAT TINGGI'. Sebelumnya Jiman juga bercerita tentang kejadian di perpus bersama Dinda. Saat itu Dio pun kaget karena Jiman bertemu langsung dengan Dijjah... Eh bukan bukan maksudnya Dinda si Nenek Tua.

Hi! Jiman [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang