13 - Video Call

30 5 0
                                    

Happy Reading 💕





Hari kedua ujian. Seperti kemarin suasana hening menyelimuti SMA Pancasila. Para siswa mengerjakan soal dengan serius dan tampak tenang. Tapi berbeda dengan Dio dan Dinda. Dua orang itu sama-sama tidak mau diam dalam ruangan yang berbeda. Bedanya Dio sedang gusar sedangkan Dinda sedang berbunga-bunga.

"Dio! Kamu kenapa garu-garuk kepala terus?"
Sentak Bu Lela yang sedang mengawas.

"Gatel bu." jawab Dio jujur.

"Jangan main-main kamu!" Dio hanya menjawab dengan anggukan.

Berbeda dengan Dinda, yang dari tadi hanya bertopang dagu dan senyum-senyum sendiri.

"Jika sudah, LJK-nya di meja dan soalnya dikumpulkan." kata pengawas.

"DEMI JIMANKU YANG TAMPAN!!! GUE BARU NGISI LIMA SOAL DOANG!!!" teriak Dinda dramatis. Teman sebangkunya saja sudah hampir melemparkan serutan putar kepadanya jika dia akan teriak lagi.

"Eh, eh, bantuin gue dong plis... Baru lima soal nih," kata Dinda memohon.

"Sorry gue juga belum." Dinda menyerit heran saat temannya itu pergi untuk mengumpulkan soal.

"DASAR FERGUSOOO!" teriak Dinda. Namun bukan Dinda jika dia tak banyak akal.

"Eh kan soalnya doang yak yang di kumpulin?" Dinda melirik LJK yang ada di sebelahnya dan tersenyum sinis. "Hahaha memang selain cantik gue juga cerdas!"

***

Bel berdering nyaring. Membuat seisi sekolah tersenyum gembira karena bisa keluar dari ruangan yang seperti jeruji besi. Dinda berlari kecil menuju ruangan Jiman.

"Sayangggg!!!" teriak Dinda antusias.

"Hai," sahut Jiman dengan senyum manis.

"Kok sendiri? Dio sama Huta mana?" tanya Dinda yang sedang melihat Jiman memasukan alat tulis.

"Huta les, kalo Dio buru-buru katanya ada urusan."

"So sibuk bat tu bocah!" sinis Dinda yang diiringi tawa kecil Jiman. "Ke Mall yuk?"

"Gak belajar?" tanya Jiman yang sudah siap pulang.

"Di Mall aja sambil makan, ya ya ya? Plis..."

Jiman hanya mengangguk dan mengusap rambut Dinda.

"Jiman, gandeng tangan aku!" pinta Dinda.

"Banyak orang Din,"

"Biarin aja! Biar cewek-cewek gak liatin kamu terus!" Jiman tertawa dan berjalan mendahului Dinda. Dinda hanya berdecak kesal dan menyusul Jiman.

Sekarang mereka sudah ada di salah satu restoran cepat saji kesukaan Dinda yang berada di Mall. Jiman sedang fokus membaca buku sambil menggaris bawahi kalimat penting, sedangkan Dinda bertopang dagu menatap Jiman.

"Kamu ganteng ya kalo lagi serius," kata Dinda sambil memainkan rambut depan Jiman.

"Thank's."

"Kok jawabanya irit gitu sih?!"

"Ya terus aku harus jawab apa?" tanya Jiman yang masih fokus pada buku.

"Ya apa kek. Makasih Dinda sayang atau makasih kesayanganku atau apalah yang bikin aku seneng!"

"Iya makasih Dinda,"

Dinda berdecak kesal. "Kamu beneran suka gak sih sama aku?"

"Kenapa nanya gitu?" tanya Jiman sambil menatap Dinda sekilas dan kembali fokus.

Hi! Jiman [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang