Happy Reading 💕
"Ayah bangga sama kamu."
"Ini pun berkat doa Ayah dan Ibu."
"Jadi doa Kaka enggak nih?"
"Iya iya doa Kaka juga hehe."
Rapot Jiman diambil oleh Halim dan Isu, karena Mila sedang tak enak badan dan Isu harus mengurus urusan kantor. Jadi sekalian saja ikut dengan Halim yang langsung menuju kantor setelah dari sekolah.
Semua teman sekelas Jiman memberikan ucapan selamat kepadanya. Karena dia mendapatkan posisi nomor 1 di kelas. Jiman tak menyangkanya tetapi banyak temannya yang sudah yakin Jiman akan mendapat peringkat 1.
"Congrast ya kapten!" kata Huta yang peringkatnya tergeser oleh Jiman.
"Asikkk nih makan makan. Ta sekarang lo punya saingan wleee... Lo kalah pinter Ta." kata Dio.
"Dihh temen gak bersaing!"
"Denger tu kata Huta." kata Jiman berpihak pada Huta.
"Hiyahiyahiya."
***
"Gimana Pah rapot Dinda?"
"Bagus, tingkatkan lagi ya. Kamu peringkat ke 5."
"Demi apa Pah?!"
"Iya beneran. Udah jangan teriak, Papa malu."
"Iiii Papa..." rengek Dinda. "Eh iya! Papa mau gak ketemu sama calon menantu Papa?"
Gio menyerit heran dan akhirnya mengangguk "Boleh."
"Oke, aku telepon dulu ya?" Gio hanya mengangguk.
Drrrttt Drrrttt Drrrttt
"Iya hallo Far?"
"...."
"Tidak bisa diundur? Saya sedang ada acara."
"...."
"Ya sudah, saya kesana sekarang."
Tuttt
"Sayang, lain kali aja ya? Papa ada meeting mendadak."
"Yahh, tapi nanti janji ya?"
"Yes, promise. Papa berangkat ya, nanti pulang sama Karent aja."
"Siap boss!" jawab Dinda sambil hormat.
Selepas Gio pergi, Dinda langsung mengirim pesan pada Karent untuk meminta pulang bersama. Tetapi Karent sudah pulang, karena dia akan berangkat ke Surabaya untuk berlibur.
"Baru juga bagi rapot! Udah otw aja tuh anak! Iya kalo rapotnya bagus!" omel Dinda pada ponselnya.
"Karent peringkat 3, lebih tinggi dari kamu." mendengar suara itu, Dinda mendongakkan kepalanya.
"Ih kok kamu malah belain dia sih?!"
"It's fact!" jawabnya jujur.
"Yanggg, gimana rapot kamu?"
"Memuaskan!" jawab Jiman bangga.
"Idihh sombongnya..."
"Tingkatin terus biar bisa kaya aku," kata Jiman seraya mengelus rambut Dinda.
"Yes sir!"
"Yanggg maen yuk?"ajak Dinda.
"Kemana?"
"Kemana aja deh, asalkan sama kamu."
Jiman berpikir, "Gimana kalo ke Mall?"
"Ayok!" Dinda langsung menarik tangan Jiman dengan penuh semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Jiman [SELESAI]
Novela JuvenilJiman Hanya siswa biasa, tidak nakal, tidak juga berandal. Pertemuannya dengan Dinda telah merubah hidupnya menjadi nano-nano. Manis... Asin... Asam... Pahit ?