Happy Reading 💕
Ujian akhir semester telah selesai sejak tiga hari yang lalu. Saat ini kegiatan di SMA pancasila adalah class meeting. Dimana para siswa sibuk untuk berlomba melawan kelas lain. Begitu juga dengan Jiman yang sedang sibuk untuk bersiap melawan kelas IPA 6 tanding basket.
"Ayo Rent cepet! Nanti Jiman bisa kalah kalo gue gak nonton!" Dinda terus menarik tangan Karent yang ogah-ogahan.
"Yaelah Din gak akan ngaruh juga kali. Lagian Jiman bukan siapa-siapa lo ini. Udah ah mending nyilok di kantin!" gerutu Karent yang kesal.
Yap! Teman dekat Dinda dan Jiman belum ada yang mengetahui hubungan mereka sampai sekarang. Dinda menjitak Karent cukup kencang hingga Karent meringis kesakitan. "Aw! Sakit sapiii!"
Sesampainya di lapangan Dinda mengambil posisi paling depan untuk bisa melihat jelas Jiman bertanding. Teriakan penonton terus mengeras ketika tim basket MIPA 1 dan MIPA 6 memasuki lapangan.
"SEMANGAT JIMAN SAYANGGGGG!!! AKU SAYANG KAMUUU!!! I LOVE YOUUU!!!" teriak Dinda dari pinggir lapangan. Karent langsung menutup kupingnya rapat-rapat. Dia tidak mau kupingnya lepas hanya gara-gara mendengar teriakan toa mobil parabot disebelahnya.
Teriakan Dinda membuat banyak mata yang langsung menyorotnya dengan berbagai macam pandangan. Ada yang sinis, kaget, kecewa dan tak menyangka bahwa Dinda benar-benar mempunyai hubungan dengan Jiman.
"Tuh kan bener! Apa gue bilang! Kak Dinda itu pacarnya Kak Jiman! Ah gagal usaha gue!"
"Apaan sih tuh cewek. Murah amat! Jiman gitu banget sih tipenya, norak!"
"Itu Dinda yang katanya pacarnya si Jiman itu? Si Jiman buta apa gimana sih. Milih pacar gitu amat!"
"Gak cocok anjirrr!"
Karent memilih diam mendengar perkataan orang-orang itu. Toh dia juga tidak tahu kalau Jiman dan Dinda itu pacaran, yang dia tahu hanyalah kedekatan tanpa status yang jelas.
Skor akhirnya membuktikan bahwa kelas MIPA 1 yang menjadi juara dalam pertandingan ini. Jiman bertos ria bersama teman-temannya dan tak lupa dengan Dio yang langsung memeluknya dramatis. Tunggu! Huta kemana Thor? Ada di pinggir lapangan lagi tepuk tangan sambil makan kuaci.
Dinda tersenyum bangga melihat kemenangan Jiman. Dia langsung menghampiri Jiman yang sedang tertawa ditengah lapangan bersama teman-temannya.
"Congrast biiy..." kata Dinda yang langsung memeluk erat Jiman. Seperti biasa Jiman hanya membalasnya dengan senyum dan mengelus rambut Dinda.
"Thank's,"
Melihat kejadian itu, banyak yang bersorak dan menggoda mereka berdua, ada juga yang melihatnya dengan tatapan sinis. Berbeda dengan yang lain, Karent dan Dio malah melihat kejadian itu dengat mulut yang terbuka sempurna.
"Mingkem woy!" teriak salah satu teman Jiman.
***
"Jadi lo berdua pacaran?" tanya Dio denga nada diseram-seramkan seperti orang yang sedang mengintrogasi pelaku kriminal.
"Sejak kapan?" Karent mulai membuka mulutnya.
"Jawab!" sentak Dio dramatis sambil menggebrak meja, yang membuat mereka semua ikut terkejut.
"Woy santai dong!" balas Dinda tak kalah keras, membuat Dio takut.
"Eh hehe maaf Mba tadi boongan, pisss." kata Dio sambil mengangkat dua jarinya.
Jiman, Huta dan Karent hanya memutarkan bola mata melihat dua orang aneh itu.
"Huft... Iya kita pacaran, kita jadian pas hari pertama UAS yaitu senin tepatnya jam 15.15 WIB pas pulang sekolah di rumah gue. Eh ralat. Tepatnya di teras rumah gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Jiman [SELESAI]
Roman pour AdolescentsJiman Hanya siswa biasa, tidak nakal, tidak juga berandal. Pertemuannya dengan Dinda telah merubah hidupnya menjadi nano-nano. Manis... Asin... Asam... Pahit ?