5 - Jiman dan Dinda

64 10 8
                                        

Happy reading 💕




Sudah 1 bulan berlalu Jiman bersekolah di SMA Pancasila dan sudah 1 bulan Jiman mengikuti ekskul basket.

Ia juga sudah memiliki teman, fans bahkan juga musuh yang cukup banyak, dan kedekatannya dengan Dinda pun semakin dekat.

***

Di kantin...

"Hey Nenek!" sapaan yang membuat Dinda langsung membalikkan badannya.

"Ih Ka Gery bikin kaget tau ga!" sentak Dinda tanpa basa-basi.

Gery adalah teman sekelas Fero. Ia mempunyai popularitas yang tinggi, karena dia memiliki bisnis masker online. Tidak heran jika banyak siswi SMA Pancasila yang mengenal dan dekat dengannya. Tidak terlalu tampan tapi sangat friendly.

"Yaelah Din gitu aja marah. Oh iya lo liat temen gue gak?"

"Temen yang mana? Temen Ka Gery kan banyak."

"Hmmm iya juga ya, gue lupa temen gue kan banyak. Nahhh itu!!! Akhirnya datang juga ATM berjalan gue. Woyyy Fero sini!!!" Dinda hanya memutarkan bola seolah tak peduli dengan orang di depannya.

"Hai Din" sapa laki-laki yang baru datang dan langsung mengambil posisi duduk di sebelah Dinda.

"Modus lo bisa ketebak nyet!!!" Gery melempar sedotan yang ada di gelas minumannya.

"Apaan sih Ger, seragam gue basah nih!!!"

"Bodo. Dari pada lo marah-marah mending lo kasih makan gue, biar gue gak kaya Beo."

"Yaudah sana mesen, gue nitip mie tek-tek sama air mineral satu!"

"Siappp Bosqueee" Gery memberikan hormat kepada Fero dan langsung pergi dari tempat duduknya.

"Din lo tuh sebenernya siapanya Jiman sih? Kok kelihatannya deket banget? Pacar?" tanya Fero membuka pembicaraan.

"Aminnn Ya Allah Aminnn, doain aja ya Ka semoga bisa." balas Dinda dengan wajah cerianya.

"Bisa apa?" tanya Fero heran.

"Bisa jadi pacarnya Jiman! Awww." jawab Dinda tanpa ragu. Fero hanya menghembuskan nafas, dan sepertinya itu nafas kecewa.

"Apa coba kelebihan dia? Gantengan juga gue, jabatan tinggian gue, duit juga kayaknya banyakan gue. Apa sih yang lo liat dari dia?" tanya Fero penasaran.

"I don't know." Jawab Dinda sambil menaikkan bahunya diiringi senyuman manisnya.

"Why? Segitu perfect nya dia di mata lo?"

"Yes!!! Perfect."

"Whatever..."

Suasana hati Fero menjadi tak karuan setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut Dinda.

"Pesanan datang!!! Silahkan tuan." suara Gery berhasil membuyarkan lamunan Fero.

"Buat lo aja, gue gak laper. Gue cabut dulu." Fero langsung berdiri dari tempat duduknya. Kepergian Fero membuat Gery dan Dinda melongo heran.

"Woyyy siapa yang bayar? Gue gak bawa duit bangke!!!" teriak Gery. "Eh nenek, lo apain temen gue?"

"Gak di apa-apain kok Ka. Gue duluan deh Ka, bye Ka." Dinda berlalu meninggalkan Gery sendirian.

"Woyyy!!! Gue mau bayar pake apaan sapi!!! Yaelah alamat nyuci piring ini mah"

***

Hi! Jiman [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang