17 - Pamit

23 3 0
                                    

Happy Reading 💕





"APA?! KAMU MAU KE AUSTRIA?!"

"Iya. Din kamu duduk dulu, banyak yang ngeliatin tuh. Malu."

"GAK! Berapa hari disana?"

"Cuma seminggu."

"CUMA?! KAMU BILANG CUMA?!"

"Iya, cuma seminggu ."

"Oh jadi kamu mau aku disini sendirian? Mau aku jadi cewek kesepian? Mau aku jadi cewek kurang belaian? Hah?!"

"Din, aku disana cuma seminggu bukan seumur hidup. Lagian aku cuma liburan." jawab Jiman enteng.

"Kamu kira seminggu itu sebentar apa?! Satu hari itu dua puluh empat jam dan kamu disana seminggu yang artinya kamu ninggalin aku selama seratus enam puluh delapan jam. Lo bilang itu sebentar?!"

"Hm... Bentar ah."

"Terserah!"

Jiman terkekeh geli melihat Dinda yang sedang marah. "Ya terus kamu maunya aku gimana? Gak ikut? Yaudah nanti aku bilang ke Ayah."

"Beneran?"

"Enggak lah."

"Kok kesel!!!"

"Jangan cemberut."

"Bodo!"

"Senyum!"

"Males!"

"Oke."

"Iiii harusnya kamu tuh maksa aku senyum, bila perlu bikin aku ketawa, kaya di novel-novel. Cowoknya berusaha buat bikin cewenya senyum. Bukan malah dijawab oke!" gerutu Dinda.

"Kamu suka dipaksa?"

"Enggak."

"Yaudah."

"Ya Allah sabar Ya Allah. Untung sayang..." kata Dinda seraya mengelus dada.

***

"Kamu udah bilang ke Dinda, besok kita berangkat?"

"Udah tadi siang."

"Apa katanya? Kaget?"

"Banget."

"Hahaha pasti lucu banget ya ekspresi dia. Kaka jadi pengen ngajak dia, tapi takut gak boleh sama Ayah."

"Jangan."

"Kenapa?"

"Boros."

"Husss! Gitu-gitu suka kan?"

"Hm."

"Dihh sok cool! Oh iya, dia gak nganterin ke bandara?" tanya Isu.

"Enggak, takut nangis katanya."

"Hahaha Dinda Dinda. Eh iya dari pada kamu dijodohin sama anak temen Ayah, mendingan kamu kenalin aja si Dinda ke Ayah."

"Jodohin? Siapa?"

"Kamu lah!"

"Emang Ayah mau jodohin Jiman? Bukan jamannya." seketika Jiman jadi ingat kata-kata Dinda waktu sarapan di kantin. Dinda bercerita dia akan dijodohkan oleh papanya. Sekarang Jiman yang katanya akan dijodohkan. Kenapa bisa sama.

"Nebak aja." jawab Isu enteng.

"Ngasal!"

***

"Sudah siap?"

"Sudah boss!" sahut Isu semangat.

Liburan ini terbilang cukup mendadak. Karena baru direncanakan dua hari yang lalu. Tapi itu bukanlah masalah yang rumit untuk Halim. Apalagi Halim memiliki rekan kerja di Austria, jadi mereka dapat dengan mudah mengurus tiket dan penginapan untuk seminggu disana. Teman Halim sangatlah baik, semua keperluan mereka telah disiapkan matang-matang, jadi tinggal berangkat membawa koper saja.

Hi! Jiman [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang