Yifan berdiri di atas tanah yang di buat kering oleh Suho. Mempersiapkan diri sebelum mengubah dirinya menjadi wujud imortal nya.
"Fokus pada satu pikiranmu saja K-.. Yifan"
Suho hampir menyebut nama panggilan sayangnya pada Yifan. Suho kadang lupa jika Yifan lupa ingatan, itu lah yang membuatnya murung. Jun yang melihat Suho seperti itu jadi tidak enak hati. Jun tau, karena ia sudah mengabdikan diri di istana selama bertahun-tahun tapi pindah menjadi bagian kerajaan setelah Seungcheol. Jadi Jun tau bagaimana sifat semua anggota kerajaan. Jun menghampiri Suho.
"Biar aku saja yang membantunya"
Suho menggeleng, dia tidak mau melewatkan kesempatan untuk dekat dengan suaminya. Siapa tau dia bisa sedikit membuat Yifan mengingat sesuatu.
"Baiklah"
Jun yang mengerti maksud Suho langsung berdiri dan kembali di bawah pohon tempat mereka beristirahat.
Suho kembali membimbing Yifan untuk tetap fokus pada satu titik di pikirannya. Suho memanggil beberapa gewan yang memiliki suara nyaring untuk mengganggu konsentrasi Yifan. Memang beginilah caranya supaya Yifan bisa fokus walau banyak yang mengecohnya.
Mata elang itu masih terpejam. Dahinya mengkerut sesekali. Keringat mulai mengucur di pelipisnya bahkan di seluruh tubuhnya. Udara di sekelilingnya mulai memanas seperti di gurun. Tubuh itu masih berbentuk manusia tapi ada sisik yang mulai muncul di punggungnya. Sisik dengan warna merah darah itu perlahan menyebar ke seluruh tubuhnya. Kuku kuku Yifan mulai membesar begitu pula kaki dan tangannya. Kerutan di dahinya semakin terlihat saat tubuhnya juga membesar.
Selesai sudah. Tubuh yang awalnya gagah dan berotot itu kini telah berubah menjadi sesosok naga yang sangat besar berwarna merah menyala.
Suho tersenyum di tempatnya saat Yifan terbang dan melatih kekuatannya dengan wujud imortal nya. Jun dan Suho juga mengubah wujud mereka untuk menyerang Yifan.
Dua naga dengan satu rubah berekor sembilan tengah melakukan pertarungan di udara. Saling mencakar atau menggigit satu sama lain. Bola bola api sudah beterbangan di udara akibat ulah mereka.
Saat serangan yang Yifan lemparkan untuk tubuh rubah milik Junhui. Wujud itu terpental jauh dan menghantam tanah. Tapi wujud rubah itu bangkit lagi dan menggoyangkan tubuhnya untuk menghilangkan debu yang menempel.
Suho menyerang Yifan dengan semburan apinya dan Yifan berhasil menghindar. Begitupula sebaliknya. Pertarungan itu terus berlangsung sampi akhirnya harus terhenti karena kehadiran tamu yang tidak di undang.
"Well well.. Mari kita lihat ada apa di sini"
Suho dan Jun sudah masang sikap siaga terhadap orang yang ada di depan mereka saat ini. Bahkan Yifan juga melakukannya, walaupun ia tidak bisa mengingat apapun tapi radarnya memberi sinyal bahwa orang yang ada di depannya saat ini sangat berbahaya.
"Bagaimana-"
"Bagaimana aku sampai di sini?"
Wanita dengan jubah hitam legam itu tertawa. Tawa yang memekakkan telinga. Sebuah tawa yang menyeramkan. Jemari lentik dengan kuku berwarna merah itu bergerak untuk membuka tudung di kepalanya. Parasnya cantik dan bersih tanpa luka di manapun. Tapi jangan tertipu dengan kecantikan wanita ini.
Kecantikan wanita ini hanya menipu. Wajah aslinya lebih seram daripada yang orang bayangkan.
"Err.. Bagaimana ya"
Mata tajam dengan alis tebal itu menyipit. Alarm bahaya di otaknya memberikan sinyal yang semakin kuat. Wanita ini berbisa.
"Aku juga imortal tertinggi seperti kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTERBLICH [CHANHUN]
Fantasy"Keindahan dan cahaya selalu berdampingan dengan kerusakan dan kegelapan" AU! BXB