Selalu ada typo walaupun hanya satu huruf saja
.
.
..
.
.Seorang namja dengan jubah hitam menginjakkan kaki pada tanah yang dulu pernah di pijakinya. Tanah ini sudah berubah sekarang. Tidak! Bukan berubah menjadi buruk, justru tanah yang di pijakinya saat ini berubah menjadi sangat baik.
Senyuman terukir di wajah tampannya ketika ia bisa memasuki Unsterblich dengan sangat mudah. Sepertinya sang raja Unsterblich lupa jika dirinya tidak akan kesusahan memasuki rumahnya sendiri walaupun begitu banyak vampir dan werewolf menjaga perbatasan.
Kaki yang beralaskan sepatu hitam itu terus melangkah di atas tanah yang terasa dingin walau matahari bersinar begitu terik. Mengelilingi istana tanpa ada niat untuk merusak apapun. Namja ini hanya ingin tau seperti apa rumahnya sekarang.
Dia melihat lurus ke depan. Tepat ke arah aula istana. Dia berjalan menuju tempat itu dan berdiri di tengah-tengah ruangan besar yang sepi itu. Melihat setiap sudut aula ini membuatnya menyelam ke masalalu yang menyakitkan.
Tempat ini adalah awal dari dirinya memperoleh luka yang begitu besar. Membuatnya mengambil sebuah keputusan. Namja ini sangat tidak suka dengan kebahagiaan. Dia lebih suka dengan kematian dan tangisan. Baginya, kebahagiaan itu sudah hilang bersama dengan ia meninggalkan tempat ini.
Dan kebahagiaan yang ada di Unsterblich membuatnya sangat tidak nyaman. Namun sekali lagi, dia kesini hanya untuk mengunjungi rumah lamanya. Sama sekali tidak ada niatan untuk merusak apapun yang ada di sini. Karena ini belum saatnya.
Langkah kaki itu kembali membawanya berkeliling sampai ia menangkap sesosok submissive cantik yang tengah membawa sesuatu yang namja itu tidak tau apa.
Sebuah senyuman terukir di bibir namja ini. Senyuman yang menyiratkan sebuah luka, kesedihan serta amarah. Sosok itu masih sama seperti saat pertama kali ia melihatnya.
Tubuh ramping dengan kulit putih seperti salju. Hidung bangir dan juga bibir tipis berwarna merah muda yang begitu menggoda untuk di cicipi.
Rasanya namja ini ingin merengkuh tubuh submissive cantik itu. Membuat submissive cantik itu sebagai pendampingnya. Tapi ia sangat ingat bahwa submissive itu sudah di miliki.
Namja ini berjalan mendekat pada submissive yang berhenti di lorong istana guna mengambil barangnya yang terjatuh.
"Hai manis" namja ini memberikan sebuah senyuman manis pada namja di depannya. "Butuh bantuan?.."
Aura dominan yang sangat kuat menguar dari namja di depannya. Tubuhnya bergetar dan kakinya terasa lemas. Energi dari namja yang ada di depannya ini begitu gelap dan begitu menakutkan.
Sehun begitu sangat ketakutan dengan namja di depannya ini. Aura apa ini. Sehun tidak pernah menemukannya di manapun sebelum ini.
Tangannya saling meremat. Mengabaikan buku yang ia jatuhkan tadi. Langkah kakinya mundur seiring dengan langkah kaki namja di depannya yang semakin mendekat. Demi Tuhan! Sehun adalah seorang ratu Unsterblich tapi dia merasa ketakutan dengan namja di depannya.
Sehun tau namja di depannya ini bukanlah tandingan dirinya. Bahkan auranya saja bisa membuat siapapun ketakutan termasuk Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTERBLICH [CHANHUN]
Fantasia"Keindahan dan cahaya selalu berdampingan dengan kerusakan dan kegelapan" AU! BXB